Jerman Larang Kelompok Neo-Nazi Artgemeinschaft yang Incar Anak-anak

Anak-anak didoktrin ideologi Nazi

Jakarta, IDN Times - Kementerian Dalam Negeri Jerman mengumumkan telah melarang kelompok neo-Nazi Artgemeinschaft pada Rabu (27/9/2023). Kelompok tersebut berusaha menyebarkan ideologinya tentang Nazi yang sesat, rasis, dan antisemit kepada anak-anak.

Artgemeinschaft memiliki sekitar 150 anggota dan memiliki hubungan dengan beberapa kelompok sayap kanan. Untuk mengatasi kelompok itu, polisi telah dikerahkan menggerebek 26 apartemen milik 39 anggota Artgemeinschaft di 12 negara bagian.

Baca Juga: Jerman Perketat Penjagaan di Perbatasan Polandia dan Ceko

1. Artgemeinschaft menyebarkan ideologi dengan literatur era Nazi

Dilansir The Guardian, Kementerian Dalam Negeri Jerman mengatakan kelompok tersebut menggunakan kedok kepercayaan Jermanik pseudo-religius terhadap Tuhan, untuk menyebarkan pandangan dunia mereka yang melanggar martabat manusia.

Kelompok itu juga memanfaatkan literatur era Nazi untuk menyebarkan pandangannya dan membuat generasi muda mengadopsi teori rasnya. Mereka juga mengoperasikan toko buku secara daring yang berupaya meradikalisasi dan menarik non-anggota.

“Ini merupakan pukulan lebih lanjut terhadap ekstremisme sayap kanan dan terhadap agitator intelektual yang masih menyebarkan ideologi Nazi hingga saat ini,” kata Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser.

“Kelompok sayap kanan ini mencoba membangkitkan musuh-musuh baru konstitusi melalui indoktrinasi menjijikkan terhadap anak-anak dan remaja,” tambahnya.

Baca Juga: Aktivis Iklim Jerman Semprot Gerbang Brandenburg dengan Cat Oranye

2. Anggota Artgemeinschaft ada yang berada dalam penjara karena membunuh

Jerman Larang Kelompok Neo-Nazi Artgemeinschaft yang Incar Anak-anakIlustrasi penjara. (Unsplash.com/Matthew Ansley)

Dilansir BBC, Artgemeinschaft merupakan salah satu kelompok neo-Nazi tertua di Jerman, yang memainkan peran penting dalam menghubungkan berbagai kelompok sayap kanan dan neo-Nazi di negara tersebut. Kelompok ini juga dikaitkan dengan berbagai pelanggaran di Jerman.

Stephan Ernst, pria yang menembak mati politisi regional terkemuka Walter Lübcke pada tahun 2019 merupakan anggota Artgemeinschaft, menurut intelijen Jerman. Pembunuhan itu dilatarbelakangi oleh rasisme dan xenofobia.

Anggota Artgemeinschaft juga dilaporkan memiliki hubungan dengan Ralf Wohlleben, seorang neo-Nazi yang dihukum karena mendukung anggota sel terkenal yang melakukan 10 pembunuhan bermotif rasial di Jerman.

Badan intelijen dalam negeri Jerman memperkirakan ada 38.800 orang yang aktif dalam kelompok ekstremis sayap kanan di negara itu pada tahun 2022, Jumlah itu meningkat dari 33.900 pada tahun 2021. Jumlah yang dianggap berpotensi melakukan kekerasan juga meningkat dari 13.500 menjadi 14 ribu.

3. Jerman juga telah melarang kelompok neo-Nazi Hammerskins

Pemerintah Jerman pekan lalu juga melarang cabang lokal Hammerskins, kelompok neo-Nazi lainnya, yang didirikan di Amerika Serikat pada akhir tahun 1980-an. Hammerskins adalah organisasi skinhead sayap kanan besar terakhir di Jerman setelah kelompok lain, Blood and Honor dilarang pada tahun 2000.

Kelompok itu terkenal karena perannya dalam mengorganisir konser sayap kanan dan menjual musik rasis, yang menyerukan supremasi kulit putih. Kelompok itu banyak terlibat dalam pendirian label musik neo-Nazi, penjualan rekaman antisemit, dan pengorganisasian acara musik rahasia.

“Ekstrimisme sayap kanan mempunyai banyak wajah,” kata Faeser, menambahkan bahwa Artgemeinschaft bertindak berbeda dari Hamerskins, tapi tidak kalah berbahayanya.

Baca Juga: Italia Kritik Jerman karena Danai Kelompok Amal bagi Migran 

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya