China Lakukan Patroli Militer karena Khawatir dengan Konflik Myanmar

Warga China di perbatasan terdampak konflik

Intinya Sih...

  • Militer China mengerahkan tentara dan polisi di perbatasan dengan Myanmar
  • Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China mengorganisasikan unit-unit tentara untuk latihan tembak di perbatasan
  • China menyampaikan konflik berdampak negatif pada stabilitas dan ketertiban sosial di perbatasan

Jakarta, IDN Times - Militer China, pada Senin (26/8/2024), mengatakan telah mengerahkan tentara dan polisi untuk melakukan partroli di perbatasan dengan Myanmar. Selain itu militer juga akan melakukan latihan tembak di perbatasan.

Langkah yang dilakukan China ini karena khawatir dengan konflik yang berlangsung di Myanmar. Saat ini pemerintah militer Myanmar sedang menghadapi pertempuran melawan pasukan milisi.

1. Kemapuan pasukan akan diuji

China Lakukan Patroli Militer karena Khawatir dengan Konflik MyanmarIlustrasi tentara. (Unsplash.com/Daniel Balaure)

Dilansir Reuters, saat ini Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China sedang mengorganisasikan unit-unit tentara. Hal ini dilakukan untuk menguji kemampuan pasukan dalam bergerak cepat, memblokir dan mengendalikan, serta menyerang bersama, dan menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan.

Patroli akan dilakukan di udara dan darat, yang difokuskan pada area sekitar Ruili, Zhenkang, dan bagian garis depan lainnya di perbatasan. Satu unit Tentara Pembebasan Rakyat China juga dijadwalkan untuk menyelenggarakan latihan tembak langsung di sisi perbatasan dengan Myanmar. Latihan ini berlangsung dari 27-29 Agustus.

"Latihan akan diadakan di wilayah selatan Ruili, dan di wilayah lain di sekitar daerah Zhenkang dan daerah otonomi Gengma Dai dan Va di provinsi Yunnan barat," kata militer.

Baca Juga: Polandia Sebut Rusia Melanggar Wilayah Udara saat Serang Ukraina

2. Membantu menengahi gencatan senjata di Myanmar

China Lakukan Patroli Militer karena Khawatir dengan Konflik MyanmarBendera Myanmar. (Pexels.com/Gu Bra)

Dilansir Associated Press, untuk meredakan konflik di Myanmar, China membantu menengahi gencatan senjata pada bulan Januari lalu. Namun, tindakan itu gagal setelah salah satu anggota Aliansi Tiga Persaudaraan melancarkan serangan baru pada bulan Juni.

Jenderal Min Aung Hlaing, pemimpin pemerintahan militer Myanmar, baru-baru ini menuduh bahwa negara-negara asing mendukung milisi etnis. Tuduhan itu diperkirakan merujuk pada China, yang memiliki hubungan panjang dengan kelompok pemberontak.

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri China Wang Yi, mengatakan negaranya menentang kekacauan dan perang di Myanmar. Wang telah berkunjung ke Myanmar pada bulan ini, ia mengatakan kepada Min Aung Hlaing bahwa negaranya menentang serangan di negara bagian Shan.

Menteri itu juga menyatakan harapan agar Myanmar akan secara efektif menjaga keselamatan personel dan proyek negaranya di negara tersebut.

3. China minta warganya berhati-hati

China menyampaikan konflik yang berlangsung berdampak negatif pada stabilitas dan ketertiban sosial di perbatasan. Lima orang terluka di negara itu akibat tembakan artileri nyasar pada bulan Januari.

Kedutaan Besar China di Myanmar mengeluarkan pengingat bulan ini kepada warganya di negara bagian Shan untuk memperkuat tindakan pencegahan keamanan mereka dan menjauh dari zona konflik atau kembali ke negara.

Saat ini aliansi milisi etnis telah memberikan serangkaian kemunduran bagi militer Myanmar di wilayah timur laut negara itu, yang dekat dengan China.

Pertarungan besar baru telah terjadi di negara bagian Kachin dan Shan, dengan peluru artileri melukai orang dan merusak properti dan juga mengancam proyek infrastruktur di China.

Baca Juga: Jepang Tuduh Pesawat Militer China Langgar Wilayah Udaranya

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya