AS Sita Pesawat yang Digunakan Presiden Venezuela

Pembelian pesawat melanggar sanksi AS

Intinya Sih...

  • Amerika Serikat (AS) menyita pesawat Dassault Falcon 900EX yang digunakan oleh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, karena melanggar sanksi AS.
  • Pesawat dibeli dengan biaya 13 juta dolar AS dari perusahaan di Florida, menggunakan perusahaan cangkang di Karibia untuk menyembunyikan keterlibatan pejabat Venezuela.
  • Penyitaan ini merupakan langkah penting untuk memastikan Maduro merasakan konsekuensi dari kesalahan pemerintahannya terhadap Venezuela.

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengumumkan, pada senin (2/8/2024), telah menyita pesawat Dassault Falcon 900EX yang digunakan oleh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Pesawat yang berada di Republik Dominika itu telah diterbangkan ke Florida dan diserahkan kepada pejabat.

Pesawat ini dibeli dengan biaya 13 juta dolar AS (Rp202,2 miliar) dari perusahaan di Florida, menggunakan perusahaan cangkang di Karibia untuk menyembunyikan keterlibatan pejabat Venezuela. Pembelian ini melanggar undang-undang pengendalian ekspor dan larangan transaksi dengan sejumlah pejabat Venezuela yang dikenai sanksi.

1. AS ingin Maduro merasakan konsekuensi atas kesalahannya

AS Sita Pesawat yang Digunakan Presiden VenezuelaIlustrasi pesawat. (Unsplash.com/Forsaken Films)

Seorang juru bicara dewan keamanan nasional Gedung Putih mengatakan, tindakan ini sebagai langkah penting untuk memastikan Maduro terus merasakan konsekuensi dari kesalahan pemerintahannya terhadap Venezuela.

Markenzy Lapointe, jaksa AS untuk Distrik Selatan Florida, mengatakan otoritas Republik Dominika telah memberikan bantuan yang sangat berharga kepada AS dalam mengatur penyitaan tersebut.

"Tidak peduli seberapa mewah jet pribadi atau seberapa berkuasa pejabatnya, kami akan bekerja tanpa henti dengan mitra kami di sini dan di seluruh dunia untuk mengidentifikasi dan mengembalikan pesawat apa pun yang diselundupkan secara ilegal ke luar AS," kata Matthew S Axelrod Dari Departemen Perdagangan, salah satu lembaga federal yang terlibat dalam operasi untuk, dikutip dari BBC.

Merespons penyitaan tersebut, Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil mengatakan AS hanya membenarkan dirinya sendiri dengan tindakan koersif yang mereka terapkan secara sepihak dan ilegal di seluruh dunia.

Pemerintah Venezuela mengatakan pihaknya berhak mengambil tindakan hukum apa pun untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada negara ini.

Baca Juga: Netanyahu Tuding Hamas Bunuh 6 Sandera Israel

2. Pesawat telah digunakan untuk kunjungan ke luar negeri

AS Sita Pesawat yang Digunakan Presiden VenezuelaIlustrasi pesawat. (Unsplash.com/Yuri G.)

Sebelumnya, pesawat terdaftar di AS dan dimiliki oleh Six G Aviation, sebuah broker yang membeli dan menjual pesawat bekas, yang berkantor pusat di Lorida, Florida. Badan Penerbangan Federal menunjukkan pesawat diekspor ke St. Vincent dan Grenadines, Karibia, yang dibatalkan pendaftarannya di AS pada Januari 2023.

Terkait pesawat ini, Gary Gwynn, pemilik Six G dilarang pihak berwenang untuk berkomentar.

"Saya telah diperintahkan oleh FBI untuk tidak berbicara dengan siapa pun," katanya, dikutip dari Associated Press.

Pesawat yang terdaftar di San Marino ini banyak digunakan oleh Maduro untuk kunjungan ke luar negeri, termasuk dalam perjalanan awal tahun ini ke Guyana dan Kuba. Pesawat ini juga terlibat dalam pertukaran tahanan antara AS dan Venezuela pada Desember.

Pada Maret, pesawat itu terbang ke Dominika, bersama dengan pesawat yang terdaftar di Venezuela, yang diyakini untuk pemeliharaan, tapi sejak saat itu tidak pernah berangkat lagi.

Tindakan ini menyusul penyitaan sebelumnya oleh pemerintah AS di Argentina atas pesawat kargo Boeing 747-300 yang ditransfer dari Iran ke anak perusahaan maskapai penerbangan milik Venezuela. Washington juga telah menyita beberapa jet pribadi milik pejabat tinggi pemerintah dan orang dekat yang telah dikenai sanksi atau didakwa di AS.

3. Kemenangan Maduro dalam pemilu ditentang

AS Sita Pesawat yang Digunakan Presiden VenezuelaIlustrasi pemilu. (Unsplash.com/Element5 Digital)

Pengumuman penyitaan ini muncul sebulan setelah otoritas pemilu yang menyatakan Maduro pemenang dalam pemilihan presiden tanpa menunjukkan hasil terperinci apa pun untuk mendukung klaim mereka.

Sementara itu, pihak oposisi mengklaim kandidatnya memperoleh lebih dari 80 persen lembar penghitungan suara yang menunjukkan Maduro kalah dengan selisih suara yang besar melawan mantan diplomat Edmundo Gonzalez.

Uni Eropa menolak mengakui Maduro sebagai pemenang pemilihan pada Juli tanpa melihat hasil pemungutan suara. AS mengakui Gonzalez sebagai pemenang, dan mengatakan ada bukti yang sangat kuat mengenai kekalahan Maduro.

Beberapa negara Amerika Latin juga menahan dukungan mereka, dengan mantan sekutu Maduro, menyerukan transparansi penuh oleh pemerintah Venezuela.

Baca Juga: Uni Eropa Tolak Akui Maduro sebagai Presiden Terpilih Venezuela 

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya