39 Demonstran Ditangkap dalam Protes Pameran Militer di Melbourne

Protes sebagai dukungan terhadap Palestina

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 39 Demonstran antiperang ditangkap setelah bentrok dengan polisi dalam protes pameran militer di Melbourne, Australia, pada Rabu (11/9/2024). Pameran diperkirakan akan menarik lebih dari 1.000 perusahaan dari 31 negara selama beberapa hari mendatang.

Sekitar 1.200 orang menghadiri protes di luar tempat penyelenggaraan Pameran Pertahanan Darat Internasional Angkatan Darat. Banyak massa membawa bendera Palestina dan menyanyikan nyanyian untuk mendukungnya.

1. Demonstran melakukan kekerasan terhadap polisi

39 Demonstran Ditangkap dalam Protes Pameran Militer di MelbourneIlustrasi aksi unjuk rasa. (Unsplash.com/Chris Slupski)

Komisaris utama kepolisian Victoria, Shane Patton, mengatakan para demonstran ditangkap karena menyerang, menghalangi polisi, membakar, dan memblokir jalan. Dia juga mengatakan ada dua lusin petugas polisi memerlukan perawatan medis.

Dalam unjuk rasa ini, demonstran menyalakan api di jalan, mengganggu lalu lintas, transportasi umum, melemparkan peledak ke beberapa kuda polisi, tapi tidak menyebabkan cedera serius. Massa juga meludahi dan menyemprotkan cairan yang bersifat iritan, beberapa di antaranya diidentifikasi sebagai asam ke polisi.

"Ini adalah jenis perilaku menjijikkan yang kami lihat hari ini dari sekelompok orang yang berniat menghadapi kami. Jika kamu ingin datang dan berunjuk rasa, lakukanlah dengan damai. Kami tidak akan menoleransi perilaku kriminal," Kata Patton, dikutip dari Reuters.

Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan masyarakat memiliki hak untuk melakukan protes, tapi harus melakukannya dengan cara damai.

"Anda tidak mengatakan bahwa kamu menentang peralatan pertahanan dengan melemparkan benda-benda ke polisi. Mereka punya tugas yang harus dilakukan dan petugas polisi kita harus dihormati setiap saat," ujarnya.

Baca Juga: Muslim Australia Ingin Dalami Toleransi Indonesia

2. Polisi dituduh kasar

39 Demonstran Ditangkap dalam Protes Pameran Militer di MelbourneIlustrasi polisi. (Unsplash.com/Gabe Pierce)

Para demonstran menuduh petugas bersikap kasar. Penyelenggara mengatakan mereka terkejut dengan tingkat kekerasan yang ditujukan terhadap anggota masyarakat yang memprotes perdamaian.

"Mereka (polisi) menggunakan granat kejut, mereka menyemprotkan merica ke orang-orang dengan sangat kejam," kata Jasmine Duff, seorang aktivis dari Students for Palestine, dikutip dari BBC.

Wartawan melihat polisi menembakkan peluru karet, tapi Patton mengatakan itu adalah peluru tongkat busa keras.

Para pejabat mengatakan pemerintah mengeluarkan sekitar 10 juta dolar Australia (Rp103,1 miliar) untuk mengerahkan polisi tambahan guna mengamankan acara tersebut, yang didatangkan dari New South Wales.

"Benar-benar keterlaluan bahwa dilaporkan 10 juta dolar Australia (Rp103,1 miliar) telah dihabiskan untuk kehadiran polisi ini," kata salah satu penyelenggara kelompok protes, Anneke Demanuele dari Students for Palestine.

3. Demonstran sebut senjata digunakan Israel untuk serang Palestina

39 Demonstran Ditangkap dalam Protes Pameran Militer di MelbourneIlustrasi senjata api. (Pexels.com/Dan Galvani Sommavilla)

Acara ini memamerkan senjata seperti artileri militer, truk, dan senjata semi-otomatis. Para aktivis mengatakan mereka melakukan protes karena mereka mengklaim banyak senjata yang dipamerkan telah digunakan oleh pasukan Israel di Gaza.

Pameran tidak terbuka untuk umum, mempertemukan delegasi militer, pertahanan, pemerintah, ilmiah, dan industri dari seluruh dunia.

Perdana Menteri Victoria, Jacinta Allan, membela penanganan acara tersebut oleh negara bagian, dengan mengatakan para delegasi memiliki hak untuk berkumpul di Melbourne.

"Industri apa pun berhak menyelenggarakan acara semacam ini dengan cara yang damai dan penuh rasa hormat," katanya.

Baca Juga: Rusia Tuduh AS Ikut Campur Pemilu Georgia Lewat OSCE

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya