2 Kandidat Presiden Iran Undur Diri Sehari Sebelum Pemilu

Tersisa empat calon presiden

Jakarta, IDN Times - Alireza Zakani dan Amirhossein Ghazizadeh Hashemi, dua kandidat dalam pemilihan presiden Iran, mengundurkan diri pada Kamis (27/6/2024). Langkah itu diambil sehari sebelum pemilu diadakan untuk mencari pengganti Presiden Ibrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan.

Kini hanya tersisa empat kandidat, mereka adalah ketua parlemen konservatif Mohammad Bagher Ghalibaf, anggota senior Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Saeed Jalili, mantan menteri kesehatan dan ahli jantung Masoud Pezeshkian, serta mantan menteri dalam negeri dan kehakiman Mostafa Pourmohammadi.

1. Alasan mundur dari pemilu

2 Kandidat Presiden Iran Undur Diri Sehari Sebelum PemiluIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir Associated Press, Hashemi membatalkan pencalonannya dan mendesak kandidat lain untuk melakukan hal yang sama agar garda terdepan revolusi semakin kuat. Dia saat ini merupakan salah satu wakil presiden dan sebagai kepala Yayasan Urusan Martir dan Veteran.

Pejabat tersebut pernah mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun 2021 dan memperoleh sekitar 1 juta suara, tapi berada di posisi terakhir.

Wali Kota Teheran Zakani mengungkap, pengunduran diri dilakukan untuk menghalangi pembentukan pemerintahan ketiga mantan Presiden Hassan Rouhani, merujuk pada kandidat reformis Pezeshkian.

Pezeshkian mengikuti pemilu dengan dukungan dari mantan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang di bawah Rouhani berunding dan akhirnya mencapai kesepakatan nuklir 2015 dengan negara-negara besar dunia. Namun, kesepakatan gagal dan Iran sejak itu meningkatkan pengayaan uranium hingga mendekati tingkat senjata.

Zakani juga menarik diri dari pencalonannya dalam pemilihan sebelumnya pada 2021, ketika Raisi terpilih menjadi presiden.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Baru untuk Jaringan Keuangan Gelap Iran 

2. Janji para calon presiden

Dilansir Al Jazeera, para calon presiden sepakat mengenai beberapa masalah seperti inflasi, pengangguran, korupsi, dan masalah politik dalam negeri. Mereka akan berjuang dari situasi rumit di luar negeri untuk melawan sanksi dan tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya.

Jalili menjanjikan pengurangan inflasi ke angka satu digit, dari lebih dari 40 persen dan tingkat pertumbuhan produk domestik bruto tahunan hingga 8 persen. Dua janji itu merupakan tugas yang berat.

Ghalibaf berjanji menaikkan upah pekerja seiring dengan inflasi yang tak terkendali, memberikan tanah gratis kepada pasangan muda dan orang-orang yang tidak memiliki rumah, serta memberikan lampu hijau untuk impor mobil, yang menjadi larangan selama bertahun-tahun. Dia juga ingin membangun tembok di sepanjang perbatasan Afghanistan dan Pakistan untuk mengelola migrasi massal.

Pezeshkian menyinggung reformasi. Ia ingin memulihkan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan negara-negara besar dunia, menjembatani kesenjangan antara masyarakat, khususnya perempuan, mengelola subsidi energi dengan lebih baik, dan menunjuk pejabat berdasarkan keahlian bukan karena koneksi.

3. Pemilu menghadapi tantangan sikap apatis pemilih

2 Kandidat Presiden Iran Undur Diri Sehari Sebelum PemiluIlustrasi pemilu. (Unsplash.com/Element5 Digital)

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah mempertahankan pendiriannya untuk tidak menyetujui perempuan atau siapa pun yang mendesak perubahan radikal pada pemerintahan negara itu untuk mengukuti pemilu. Khamenei dalam beberapa hari terakhir menyerukan jumlah pemilih yang "maksimal".

Saat ini, sikap apatis masyarakat yang luas telah terjadi di ibu kota Iran tekait pemilu. Pemilihan umum ini juga dihadapkan dengan pilihan yang terbatas. Ketidakpuasan yang meluas atas tindakan keras pihak berwenang terhadap kaum perempuan terkait kewajiban mengenakan jilbab membuat sebagian orang mengatakan mereka tidak akan memilih.

"Saya tidak menonton debat apa pun karena saya tidak punya rencana untuk memilih. Saya memilih Rouhani tujuh tahun lalu, tetapi dia gagal memenuhi janjinya untuk ekonomi yang lebih baik. Janji apa pun dari kandidat mana pun hanya akan ada di atas kertas," kata Fatemeh Jazayeri, pengangguran berusia 27 tahun dengan gelar master.

Mahmoud Seyedi, seorang pemilik toko berusia 46 tahun, mengatakan dia dan istrinya, serta dua putrinya akan memilih.

“Saya dan istri saya memutuskan untuk memilih Qalibaf karena dia tahu cara menyelesaikan masalah negara berdasarkan pengalaman bertahun-tahun, tapi putri saya juga memikirkan Jalili. Ngomong-ngomong, memilih adalah tugas kami," katanya.

Baca Juga: Iran Batalkan Hukuman Mati terhadap Rapper Toomaj Salehi

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya