112 Warga Palestina Tewas saat Berkerumun di Truk Bantuan

Tewas ditembak pasukan Israel dan tertabrak truk bantuan

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 112 warga Palestina tewas saat berkerumun untuk mencoba mendapatkan bantuan di Gaza utara pada Kamis (29/2/2024). Para warga Palestina itu tewas akibat tembakan pasukan Israel dan tertabrak truk bantuan.

Beberapa jam setelah kejadian tersebut, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa lebih dari 30 ribu orang, termasuk 21 ribu anak-anak dan perempuan tewas di Gaza sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober tahun lalu. Sekitar 7 ribu orang lainnya dilaporkan hilang dan 70.450 orang dirawat karena terluka.

Baca Juga: AS Minta Penembakan Massal Warga Palestina Diselidiki

1. Insiden tersebut juga menyebabkan puluhan orang lainnya kritis

112 Warga Palestina Tewas saat Berkerumun di Truk BantuanIlustrasi rumah sakit. (Unsplash.com/Adhy Savala)

Dilansir BBC, insiden tersebut terjadi tidak lama setelah jam empat di bundaran Nabulsi di tepi barat daya Gaza. Saat itu, 18 dan 30 truk bantuan, yang panjangnya mungkin beberapa ratus meter, melewati pos pemeriksaan militer Israel di Jalan Rashid.

Ketika truk terakhir hanya berjarak sekitar 70 meter di utara pos pemeriksaan, warga Palestina yang sebagian besar telah berkemah di dekatnya, menunggu kedatangan bantuab turun ke konvoi tersebut.

Letkol Peter Lerner, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengatakan beberapa warga sipil mendekati pos pemeriksaan dan mengabaikan tembakan peringatan yang dilakukan tentara. Karena khawatir beberapa warga sipil dapat menimbulkan ancaman, tentara kemudian menembaki mereka yang mendekat.

Ketika kerumunan massa turun ke truk dan tembakan senapan mesin datang dari pos pemeriksaan terjadi kepanikan. Truk-truk itu kemudian bergerak dan menabrak orang. Warga Palestina mengatakan sebagian besar korban disebabkan oleh truk yang menabrak orang, bukan karena tembakan Israel.

Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan, mengatakan kejadian itu menyebabkan setidaknya 112 orang tewas dan 760 lainnya luka-luka. Al-Qudra mengatakan bahwa puluhan korban dalam kondisi kritis atau parah dibawa ke Rumah Sakit al-Shifa, dan petugas medis di sana tidak mampu mengatasi kondisi dan tingkat keparahan kasus.

Hussam Abu Safieyah, direktur rumah sakit Kamal Adwan di kota utara Beit Lahia, mengatakan mereka telah menerima 10 jenazah dan puluhan lainnya terluka dari bagian barat Kota Gaza, sementara itu, penjabat direktur Rumah Sakit al-Awda di Jabalia mengatakan telah menerima 161 pasien yang terluka, sebagian besar mengalami luka tembak.

2. Palestina menyalahkan Israel

112 Warga Palestina Tewas saat Berkerumun di Truk BantuanBendera Israel. (Unsplash.com/Taylor Brandon)

Menanggapi kejadian tersebut, IDF dalam pernyataannya mengatakan bahwa setiap korban sipil adalah sebuah tragedi, dan akan mencari cara yang lebih baik dalam distribusi bantuan.

“Meskipun keadaan sangat sulit (disebabkan oleh keputusan Hamas untuk berperang melawan Israel), kami terus berupaya memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di seluruh Jalur Gaza. Kami akan belajar dari kejadian sulit ini untuk mencoba dan menemukan solusi yang lebih baik dalam menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan," kata IDF.

Namun, Hamas dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki, menyalahkan pasukan Israel atas apa yang mereka sebut sebagai pembantaian keji.

“Pembunuhan sejumlah besar warga sipil tak berdosa yang mempertaruhkan penghidupan mereka dianggap sebagai bagian integral dari perang genosida yang dilakukan pemerintah pendudukan terhadap rakyat kami,” kata Abbas, seraya menambahkan bahwa Israel memikul tanggung jawab penuh.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan kekhawatirannya bahwa hal itu akan mempersulit upaya negaranya dan mediator lain untuk menengahi gencatan senjata. Dia juga mengatakan para pejabat negaranya sedang memeriksa kebenaran kejadian tersebut.

Baca Juga: Negara Amerika Latin Kritik Penutupan Kantor HAM PBB di Venezuela

3. PBB mengkhawatirkan pengiriman bantuan

112 Warga Palestina Tewas saat Berkerumun di Truk BantuanIlustrasi bendera PBB. (Pixabay.com/padrinan)

Program Pangan Dunia telah menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza utara setelah konvoi pertamanya dalam tiga minggu dikepung oleh kerumunan orang yang kelaparan di dekat pos pemeriksaan militer Israel di Wadi Gaza, dan kemudian menghadapi tembakan di Kota Gaza.

Pada Rabu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pekerja bantuan yang mencoba mendistribusikan atau menerima bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza menghadapi tantangan yang mengancam jiwa.

Stephane Dujarric, juru bicara PBB, mengatakan bahaya yang ditimbulkan oleh konflik tersebut telah mendorong PBB berulang kali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan.

“Ya, ada truk yang menyeberang dari Israel ke Gaza. Situasi di Gaza, seperti yang telah kami gambarkan berkali-kali, hampir mustahil bagi kami untuk melakukan pekerjaan kemanusiaan. Ada konflik aktif yang sedang terjadi. Ada pelanggaran hukum dan ketertiban. Kurangnya koordinasi dalam bidang keamanan, dalam hal dekonflik dengan Israel. Kami telah menyiapkan semua tantangannya. Hal ini tidak menghentikan kami untuk bekerja," kata Dujarric, dikutip dari VOA News.

Pejabat bantuan PBB memperingatkan bahwa setidaknya 576 ribu orang di Jalur Gaza, seperempat dari populasi, menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah dan berisiko kelaparan. Dia juga memperingatkan bahwa satu dari enam anak di bawah usia dua tahun di wilayah utara menderita gizi buruk dan malnustrisi akut.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan ada enam anak meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi di rumah sakit di Gaza utara.

Baca Juga: Indonesia Jabat Presidensi Konferensi Perluncutan Senjata PBB

Ifan Wijaya Photo Verified Writer Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya