Vlogger Mohammad Halimy Tewas akibat Serangan Israel di Gaza

Dia terkena pecahan peluru dari serangan udara Israel

Intinya Sih...

  • Mohammad 'Medo' Halimy, seorang vlogger Palestina tewas akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis di Gaza selatan.
  • Halimy berada di area dekat pantai, tempat para pengungsi berlindung, ketika serangan itu terjadi. Temannya juga mengalami luka akibat serangan tersebut.
  • Halimy membangun audiensnya di media sosial setelah keluarganya terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat operasi militer Israel di Gaza.

Jakarta, IDN Times - Mohammad 'Medo' Halimy, seorang vlogger Palestina yang mendokumentasikan kehidupannya sehari-hari di Jalur Gaza, tewas akibat serangan Israel.

Dilansir NBC, teman-temannya mengatakan bahwa pemuda berusia 19 tahun itu terkena pecahan peluru dalam serangan udara Israel di kota Khan Younis di Gaza selatan pada Senin (26/8/2024). Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun meninggal akibat luka-lukanya tak lama kemudian.

Lembaga Pendidikan Komunitas Tamer mengatakan bahwa Halimy berada di area dekat pantai, tempat para pengungsi berlindung, ketika serangan mematikan itu terjadi.

1. Militer Israel sebut pihaknya tidak dapat memastikan soal serangan di Khan Younis

Rekan Halimy, Talal Murad, mengatakan bahwa dia sedang berbincang dengan temannya itu ketika tiba-tiba melihat kilatan cahaya dari atas kepalanya yang kemudian diikuti oleh ledakan. 

"Kami melakukan segalanya bersama-sama, kami tertawa, kami menangis, kami berjalan selama berjam-jam tanpa henti, kami menjalankan bisnis bersama, tetapi sayangnya kami tidak meninggal bersama," katanya dalam pesan Instagram pada Kamis (29/8/2024).

"Dialah yang meninggal dan sayalah yang (akan) merindukannya," tambah Murad. Pemuda berusia 18 tahun itu juga mengalami luka di leher dan punggung akibat serangan tersebut.

Dilansir BBC, militer Israel mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengonfirmasi adanya serangan di Khan Younis pada Senin, namun menambahkan bahwa mereka terus melawan ancaman yang ada sambil berupaya meminimalkan kerugian pada warga sipil di Gaza.

Baca Juga: Israel Mulai Luncurkan Operasi Militer ke Tepi Barat

2. Halimy memiliki lebih dari 250 ribu pengikut di TikTok dan Instagram

Halimy mulai membangun audiensnya di media sosial setelah keluarganya terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat operasi militer Israel di Gaza. Lebih dari 250 ribu orang mengikutinya di Instagram dan TikTok setelah ia membagikan video tentang kehidupannya sebagai salah satu pengungsi di Rafah dan Khan Younis.

Konten Halimy bervariasi, mulai dari resep masakan sederhana yang dibuatnya dengan bahan dan peralatan terbatas, hingga video yang menunjukkan bagaimana membuat kontennya. Dalam sebuah wawancara tahun lalu, ia mengungkapkan bahwa setiap video yang dia unggah ke media sosial memerlukan biaya sekitar tiga dolar AS (sekitar Rp46 ribu), jumlah yang cukup besar di Gaza.

Dia mengunggah video terakhirnya pada Senin, beberapa jam sebelum kematiannya, di mana ia menunjukkan tenda tempat tinggalnya dan merincikan aktivitas yang telah dilakukannya pada hari itu.

3. Halimy ingin menunjukkan kehidupan warga Palestina sebenarnya ke dunia melalui kontennya

Spark, sebuah badan amal yang berbasis di Gaza tempat Halimy bekerja pada musim panas 2023, mengungkapkan bahwa kehadiran pemuda tersebut mampu menambah keindahan dan kemegahan suatu tempat di mana pun ia berada.

“Muhammad, semangat baik Anda akan tetap bersama kami, dan kami yakin Anda berhak mendapatkan dunia yang lebih baik,” tambahnya.

“Semoga Tuhan mengampunimu, sayangku. Semoga Tuhan menerimamu sebagai martir,” kata saudara perempuannya, Rahaf, dalam sebuah postingan di Instagram yang mengumumkan kematiannya. 

Awal tahun ini, Halimy mengatakan bahwa dia berharap kontennya dapat membantu menunjukkan kepada dunia seperti apa kehidupan warga Palestina sebenarnya.

“Saya menunjukkan bahwa kami, warga Palestina, sangat tangguh. Kami akan bertahan dan hidup apa pun yang terjadi, dalam keadaan apa pun. Kami tidak bisa dikalahkan. Kami adalah orang-orang yang sangat kuat, dan kami akan hidup apa pun yang terjadi," katanya kepada NBC News.

Israel melancarkan serangan militer besar-besaran di Gaza sebagai tanggapan atas serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan dan membuat 251 lainnya disandera.

Kementerian kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 40.530 orang telah terbunuh akibat serangan Israel di wilayah tersebut. Kantor hak asasi manusia PBB menyebut sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Biden Ngotot Bangun Dermaga Gaza yang Gagal Walau Sudah Dikritik

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya