Usai Insiden Penikaman, Warga Jepang di China Jadi Waspada

Panasonic tawarkan penerbangan pulang kepada karyawannya

Intinya Sih...

  • Pembunuhan siswa Jepang di Shenzhen memicu kekhawatiran ekspatriat Jepang
  • Perusahaan besar seperti Toshiba, Toyota, dan Panasonic memberikan peringatan dan tindakan pencegahan kepada karyawannya
  • Pihak berwenang China belum mengungkapkan motif pembunuhan, muncul spekulasi tentang penargetan anak-anak Jepang

Jakarta, IDN Times - Pembunuhan seorang siswa Jepang di kota Shenzhen, China, pekan ini telah memicu kekhawatiran di kalangan ekspatriat Jepang yang tinggal di sana. Sejumlah perusahaan besar bahkan memperingatkan para pekerjanya untuk waspada.

Dilansir dari BBC, Toshiba dan Toyota telah meminta staf mereka untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap kemungkinan kekerasan, sementara Panasonic menawarkan penerbangan pulang gratis kepada karyawannya.

Pihak berwenang Jepang mengecam pembunuhan tersebut dan mendesak pemerintah China untuk menjamin keselamatan warga negaranya. Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pada Kamis (19/9/2024) juga mendesak Beijing untuk memberikan penjelasan secepatnya mengenai insiden tersebut.

1. Pihak berwenang China sebut penikaman di Shenzen merupakan insiden terisolasi

Anak laki-laki berusia 10 tahun, yang disebut oleh polisi China sebagai Shen, ditikam di bagian perut pada Rabu (18/9/2024) sekitar 200 meter dari gerbang sekolahnya di kota Shenzhen. Dia kemudian meninggal akibat luka-lukanya pada Kamis (19/9/2024).

Pelaku, seorang pria berusia 44 tahun yang bermarga Zhong, ditangkap di lokasi kejadian. Media setempat melaporkan bahwa ia pernah ditahan pada 2015 dan 2019 karena merusak infrastruktur publik dan menyebarkan informasi palsu yang mengganggu ketertiban umum.

Pihak berwenang China belum mengungkapkan motif pembunuhan tersebut, namun berulang kali menyebut penikaman itu sebagai insiden terisolasi. Meski demikian, muncul spekulasi bahwa pelaku sengaja menargetkan anak-anak Jepang, karena siswa Jepang yang tidak memakai seragam mudah dibedakan dari siswa lokal yang mengenakan seragam.

Seorang sumber dari pemerintah Jepang mengatakan bahwa keluarga korban diyakini tidak memiliki hubungan dengan pelaku, dan kecil kemungkinan serangan tersebut terjadi karena dendam pribadi, dilansir dari Kyodo News.

2. Kamera CCTV dipasangkan di sekolah-sekolah Jepang

Akibat insiden penikaman tersebut, beberapa sekolah Jepang di China telah menghubungi orang tua siswa dan meminta mereka untuk meningkatkan kewaspadaan. Sekolah Jepang Guangzhou membatalkan beberapa kegiatan dan memperingatkan siswa agar tidak berbicara bahasa Jepang dengan suara keras di depan umum.

Beberapa anggota komunitas ekspatriat Jepang di China juga mengungkapkan kekhawatiran terkait keselamatan anak-anak mereka.

Seorang pengusaha yang telah tinggal di Shenzhen selama hampir satu dekade mengatakan bahwa dia akan mengirim putrinya kembali ke luar negeri untuk kuliah lebih awal dari biasanya.

“Kami selalu menganggap Shenzhen sebagai tempat yang aman untuk ditinggali karena relatif terbuka bagi orang asing, namun kini kami semua lebih berhati-hati mengenai keselamatan kami,” kata pria berusia 53 tahun tersebut.

“Banyak orang Jepang sangat khawatir, dan banyak kerabat serta teman telah menghubungi saya untuk memastikan keselamatan saya," tambahnya.

Sementara itu, pihak berwenang di Shenzhen menyatakan bahwa mereka sangat sedih atas insiden tersebut. Sebagai langkah keamanan, mereka mulai memasang kamera CCTV di sekolah-sekolah Jepang pada Kamis pagi.

“Kami akan terus mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi kehidupan, properti, keselamatan dan hak-hak hukum semua orang di Shenzhen, termasuk orang asing,” kata otoritas, menurut laporan media lokal pada Jumat (20/9/2024).

3. Hubungan kedua negara telah lama tegang

Pada Juni, serangan serupa juga terjadi di Suzhou, dekat Shanghai, yang menyebabkan seorang ibu Jepang dan anaknya terluka. Seorang perempuan China tewas saat berusaha mereka.

Hubungan China-Jepang telah lama tegang. Selama beberapa dekade, kedua belah pihak telah berselisih mengenai berbagai isu, mulai dari masalah sejarah hingga sengketa wilayah.

Beberapa orang berpendapat bahwa penikaman terbaru ini terjadi pada peringatan Insiden Mukden, ketika Jepang memalsukan sebuah ledakan untuk membenarkan invasinya ke Manchuria pada 1931, yang memicu perang selama 14 tahun dengan China.

Seorang mantan diplomat Jepang mengatakan bahwa serangan di Shenzhen adalah hasil dari pendidikan anti-Jepang selama bertahun-tahun di sekolah-sekolah China. 

Meskipun hubungan diplomatik sering kali tegang, kerja sama ekonomi kedua negara selalu berjalan stabil, menurut beberapa diplomat Jepang lainnya.

Baca Juga: Siswa Jepang Tewas Usai Ditikam Seorang Pria di China

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya