Uni Eropa Khawatir Tepi Barat Akan Jadi Gaza Selanjutnya

Kekerasan di Tepi Barat meningkat sejak perang Gaza dimulai

Jakarta, IDN Times - Diplomat utama Uni Eropa (UE) Josep Borrell, pada Selasa (10/9/2024), memperingatkan bahwa meningkatnya kekerasan di Tepi Barat dapat membuat wilayah tersebut berisiko menjadi "Gaza baru".

Kekerasan di Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak 1967, telah berkobar sejak perang Israel di Gaza meletus pada Oktober tahun lalu.

"Israel sedang membuka front baru dengan tujuan yang jelas, mengubah Tepi Barat menjadi Gaza baru, dengan meningkatnya kekerasan, mendelegitimasi Palestina dan merangsang provokasi untuk bereaksi dengan tegas," kata Borell dalam pertemuan tingkat menteri Liga Arab di Kairo, dikutip dari France 24.

"Israel juga tidak segan-segan mengatakan kepada dunia bahwa satu-satunya cara untuk mencapai penyelesaian damai adalah dengan mencaplok Tepi Barat dan Gaza,” tambahnya.

1. Israel disebut berusaha halangi pembentukan negara Palestina

Borell menuduh anggota ekstremis dari pemerintah Israel berusaha menghilangkan kemungkinan pembentukan negara Palestina di masa depan, yang dianggap sebagai ancaman terhadap Israel oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan beberapa anggota kabinetnya.

Beberapa menteri Israel baru-baru ini juga menyerukan peningkatan operasi militer di Tepi Barat.

“Tanpa tindakan, Tepi Barat akan menjadi Gaza baru. Dan Gaza akan menjadi Tepi Barat yang baru, karena gerakan pemukim sedang mempersiapkan pemukiman baru. Komunitas internasional menyayangkan, merasakan, dan mengutuk, namun sulit untuk bertindak," ungkapnya," ungkap Borell.

Baca Juga: Kanada Tangguhkan Izin Penjualan Senjata ke Israel 

2. Serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat mencapai rekor

Menurut kelompok hak asasi manusia Israel, Yesh Din, serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat mencapai rekor tertinggi pada 2023. UE juga mengatakan bahwa tahun lalu merupakan masa dengan jumlah izin pembangunan pemukiman terbanyak dalam beberapa dekade.

Sekitar 490 ribu orang Israel tinggal di Tepi Barat, di pemukiman yang dianggap ilegal menurut hukum internasional, bersama dengan tiga juta warga Palestina.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober tahun lalu, pasukan atau pemukim Israel telah membunuh sedikitnya 662 warga Palestina di Tepi Barat. Ratusan orang, termasuk anak-anak dan perempuan, juga telah ditahan oleh pasukan Israel.

3. Militer Israel akui pasukannya tembak aktivis AS-Turki

Pada Selasa, militer Israel mengumumkan bahwa pasukannya sangat mungkin secara tidak sengaja menembak mati aktivis Amerika Serikat (AS)-Turki, Aysenur Ezgi Eygi, di Tepi Barat pekan lalu. Pihaknya mengatakan bahwa mereka telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

Menurut keterangan dari pejabat Turki dan Palestina, perempuan berusia 26 tahun itu terbunuh saat mengikuti demonstrasi menentang perluasan pemukiman Yahudi di desa Beita, dekat kota Nablus, pada Jumat (6/9/2024).

“Penyelidikan menemukan bahwa sangat mungkin dia terkena tembakan secara tidak langsung dan tidak sengaja oleh (militer Israel) yang tidak ditujukan kepadanya, tetapi ditujukan kepada penghasut utama kerusuhan,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

“Insiden tersebut terjadi selama kerusuhan kekerasan di mana puluhan tersangka Palestina membakar ban dan melemparkan batu ke arah pasukan keamanan di Persimpangan Beita," tambahnya.

Eygi adalah anggota Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), sebuah organisasi pro-Palestina. Kelompok tersebut pada Sabtu (7/9/2024) membantah bahwa anggotanya melemparkan batu ke pasukan Israel dan menyebut demonstrasi itu berlangsung damai.

Baca Juga: Terungkap, Pasukan Israel Bunuh 3 Sandera di Gaza pada Desember

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya