Umat Katolik Antusias Sambut Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Paus terakhir kali mengunjungi Indonesia pada 1989

Intinya Sih...

  • Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia pada Selasa (3/9/2024) sebagai bagian dari tur 12 hari di Asia Pasifik.
  • Rencananya, Paus akan mengunjungi Masjid Istiqlal, Terowongan Persahabatan, dan memimpin misa di Stadion Gelora Bung Karno.
  • Kunjungan Paus Fransiskus diharapkan dapat mempererat hubungan antaragama dan menunjukkan toleransi beragama di Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, akan tiba di Indonesia pada Selasa (3/9/2024). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari tur selama 12 hari di Asia Pasifik, di mana ia juga akan mengunjungi Papua Nugini, Timor Timur, dan Singapura.

Di Jakarta, Paus rencananya akan mengunjungi Masjid Istiqlal dan Terowongan Persahabatan, sebuah terowongan bawah tanah yang menghubungkan masjid dengan katedral Katolik di kota tersebut sebagai simbol kerja sama antaragama.

Kepala Negara Vatikan yang berusia 87 tahun itu juga akan bertemu dengan Imam Besar Indonesia, Nasaruddin Umar, dan menghadiri pertemuan antaragama. Ia kemudian akan memimpin misa di Stadion Gelora Bung Karno, yang diperkirakan akan dihadiri oleh sekitar 80 ribu umat Katolik.

1. Paus ketiga yang mengunjungi Indonesia

Joseph Gultom, seorang pastor di kota Medan, Sumatera Utara, mengungkapkan bahwa umat Katolik di Indonesia sangat antusias dengan kunjungan Paus Fransiskus. Sebab, negara tersebut belum pernah menerima kunjungan Paus selama lebih dari tiga dekade.

"Tentu saja, saya sangat senang. Paus adalah pemimpin kita dan ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan keyakinan mereka terhadap Gereja Katolik dan simbol penting iman Katolik di Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Ini adalah momen penting bagi kami," katanya.

Paus Fransiskus menjadi paus ketiga yang mengunjungi Indonesia, setelah Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989. 

“Jika saya bisa bertemu dengannya, saya hanya bisa bersujud di hadapannya. Saya bahkan tidak sanggup untuk memegang tangannya,” kata Maria Regina Widyastuti Sasongko, seorang perempuan Katolik berusia 77 tahun yang menjual barang-barang seperti patung dan kaos bergambar wajah Paus.

Bagi Sasongko, kedatangan Paus melambangkan harapan akan persatuan.

“Kunjungannya bisa mengubah masyarakat untuk saling mencintai,” ungkap perempuan tersebut.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Kegiatan Paus Fransiskus di Indonesia

2. Kunjungan Paus diharapkan dapat mempererat hubungan Indonesia-Vatikan

Dilansir Al Jazeera, sekitar dua ribu jemaat Katolik dari seluruh Sumatera Utara akan melakukan perjalanan ke Jakarta untuk menghadiri misa bersama Paus. 10–20 orang dari setiap paroki telah dipilih untuk melakukan perjalanan tersebut, termasuk Nicholas Dharma, kepala keamanan di Gereja Katedral Medan.

“Paus adalah pemimpin tertinggi kami dan tidak semua Paus pernah mengunjungi Indonesia, jadi ini momen yang sangat penting bagi kami,” kata Dharma.

Sementara itu, Ririn Silalhi dan Yola Marpaung, mahasiswa sosiologi berusia 20 tahun, berharap kunjungan Paus dapat mempererat hubungan antara Indonesia dan Vatikan.

“Kami sangat senang Paus fokus pada Indonesia. Ini menunjukkan bahwa dia baik hati dan rendah hati, dan ini menunjukkan bahwa tidak hanya ada Muslim di Indonesia. Senang rasanya mendapat perhatian khusus ini," kata Ririn.

3. Komunitas Katolik memiliki cukup pengaruh di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Dari total populasi sekitar 280 juta jiwa, sekitar 87 persen penduduknya beragama Islam, dan hanya sekitar tiga persen yang menganut Katolik.

Alexander Arifianto, peneliti senior dan koordinator Ppogramme Indonesia di Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam (RSIS) di Universitas Teknologi Nanyang, mengungkapkan bahwa meskipun Indonesia memiliki komunitas Katolik yang kecil, namun mereka cukup berpengaruh.

“Secara historis, umat Katolik merupakan anggota penting dari elit politik seperti menteri kabinet dan jenderal militer, khususnya di bawah mantan Presiden Soeharto. Ini adalah kesempatan yang baik bagi pemerintah untuk menunjukkan Indonesia sebagai negara Muslim yang majemuk dan modern karena antusiasme pemerintah untuk menerima Paus Fransiskus," jelas Arifianto.

“Ini juga merupakan kesempatan yang baik bagi organisasi-organisasi Muslim seperti Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di dunia, yang telah lama menunjukkan toleransi beragama dan pluralisme sebagai bagian dari platformnya, untuk menunjukkan bagaimana Islam Indonesia toleran terhadap agama non-Islam," tambahnya.

Baca Juga: Paus Fransiskus Bakal Naik Innova Zenix, Ini Spesifikasi dan Harganya 

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya