Turis Maroko Tetap Lanjutkan Liburan di Tengah Kekhawatiran Gempa

Para turis menganggap situasi di Maroko masih relatif aman

Jakata, IDN Times - Kawasan Medina kuno di Marrakesh hampir kosong pada Minggu (10/9/2023) usai gempa mematikan mengguncang Maroko pada Jumat (8/9/2023). Namun, di tengah kekalutan terhadap ancaman yang melanda negeri tersebut, beberapa wisatawan memilih untuk tetap tinggal.

“Kami tidak akan membiarkan gempa bumi merusak segalanya,” kata Kirian Ficher dari Jerman, dikutip CNA.

Ia dan tiga wisatawan lainnya sedang mengikuti tur mengelilingi kota Marrakesh.

"Tidak ada peringatan mengenai risiko besar apa pun, jadi kami tetap berpegang pada rencana kami," tambah dia. 

Sementara itu, turis bernama Dominik Huber mengaku dirinya sempat ragu untuk tinggal.

“Tetapi tampaknya relatif aman. Dan juga, dengan tetap tinggal di sana, kami memberikan kontribusi kecil untuk mendukung rakyat Maroko," ujarnya.

Pemandu Abderrazzaq Ouled meyakinkan kelompok tersebut bahwa tur mereka ke kota bersejarah itu masih dapat dilanjutkan.

“Sebagian besar kunjungan masih layak,” ujarnya.

1. Pariwisata menjadi sumber kehidupan perekonomian Maroko

Kelompok SETO, yang mencakup sekitar 70 operator tur utama Perancis pada Sabtu (9/9/2023), mengatakan bahwa tidak ada kliennya di Marrakesh yang terdampak akibat gempa.

Namun kota itu sendiri telah berubah, aktivitasnya yang hiruk pikuk kini telah hilang.

Jumlah korban jiwa akibat tragedi ini terus meningkat. Sedikitnya 2.012 orang tewas dan 2.059 lainnya terluka, sebagian besar di daerah pegunungan pedesaan di barat daya Marrakesh.

Observatorium Pariwisata di negara tersebut khawatir bencana ini akan menurunkan jumlah wisatawan, seperti masa-masa pandemik COVID-19. Pariwisata sendiri adalah sumber kehidupan perekonomian negara Afrika Utara itu.

Observatorium tersebut mencatat, sekitar 6,5 juta wisatawan di Maroko pada paruh pertama 2023, terutama dari Eropa Barat dan Amerika Serikat (AS), meningkat 92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Marrakesh, yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan di Maroko, berhasil menarik lebih dari 4,3 juta pengunjung.

Baca Juga: 5 Fakta Gempa Maroko yang Tewaskan Lebih dari 2 Ribu Orang

2. Banyak wisatawan juga membatalkan rencana

Dampak ekonomi akibat gempa tersebut sudah dirasakan oleh beberapa profesional pariwisata di kota itu. Daehmen Ziani, yang mengelola hammam atau pemandian air panas, mengatakan banyak rombongan tur membatalkan rencananya karena khawatir gempa susulan.

“Madina adalah kebanggaan dan jiwa Marrakesh, dan pariwisata menyumbang 99 persen pendapatan kami. Jika hal ini mati, maka semuanya akan berhenti, seperti yang terjadi selama COVID-19," kata Ziani.

“Kalau begitu, kami hanya bisa berharap dan berharap bencana seperti ini tidak terjadi lagi,” tambahnya.

3. Sebagian besar situs bersejarah di Marrakesh tidak alami kerusakan berat

Melansir Reuters, sebagian besar situs bersejarah utama di kota tua Marrakesh tidak mengalami kerusakan yang berarti. Jemaa al-Fna Square, alun-alun kota yang paling terkenal di Maroko, masih tampak utuh, begitu juga dengan menara Kotoubia di dekatnya.

Namun, menara masjid yang kurang terkenal di bagian lain alun-alun yang luas itu runtuh. Beberapa mobil di dekatnya hancur akibat terkena puing-puing menara.

Seorang warga Marrakesh, Miloud Skrout, mengatakan bahwa kerusakan tersebut menutupi jalanan, sehingga sulit bagi warga untuk membantu korban yang terjebak.

“Segala sesuatunya adalah kehendak Tuhan, tetapi kami mengalami kerugian besar, tidak ada cara untuk memasuki rumah dan orang tua saya sakit di rumah,” katanya.

Baca Juga: Deretan Negara yang Siap Ulurkan Tangan usai Gempa Maroko

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya