Swedia Sebut 2023 sebagai Tahunnya Geng Kriminal

Polisi cegah 80 pembunuhan atau ledakan sejak awal tahun

Jakarta, IDN Times - Kepala kepolisian nasional Swedia Anders Thornberg, pada Selasa (10/10/2023) mengatakan bahwa kekerasan geng telah meningkat tajam di negara tersebut tahun ini. Puluhan nyawa telah melayang akibat penembakan dan pemboman yang terjadi hampir setiap harinya.

Dalam konferensi pers, Thorberg menyebut 2023 sebagai tahun dengan tingkat kekerasan tertinggi yang pernah terjadi di Swedia. Dia mengatakan bahwa polisi telah mencegah sekitar 80 pembunuhan atau ledakan sejak awal tahun.

Sekitar 12 orang tewas dan lima lainnya terluka dalam serangan bulan lalu, yang digambarkan Thornberg sebagai kekerasan mirip teroris. Serangan-serangan tersebut terkait geng kriminal yang sering merekrut remaja dari lingkungan imigran yang kurang beruntung secara sosial, dilansir Associated Press.

1. Sekitar 42 orang tewas dalam kasus penembakan di Swedia tahun ini

Menurut statistik resmi kepolisian, sekitar 42 orang tewas dalam 290 penembakan di Swedia tahun ini. Pihak berwenang mengatakan, peningkatan kekerasan ini terkait dengan perseteruan antara faksi-faksi geng kriminal yang dipimpin dari luar negeri.

Pemerintahan sayap kanan-tengah Swedia mengatakan, angkatan bersenjata negara harus bekerja sama dengan polisi. Meski begitu, militer hanya membantu dengan pengetahuan mereka tentang bahan peledak, logistik helikopter, dan analisis.

Keterlibatan militer dalam pemberantasan kejahatan dalam kapasitas apa pun merupakan langkah yang sangat tidak biasa bagi Swedia, yang menggarisbawahi betapa parahnya kekerasan geng tersebut.

Baca Juga: PM Swedia Minta Pasukan Militer Tangani Kerusuhan akibat Geng

2. Penjahat rekrut orang-orang berusia di bawah 18 tahun

Thornberg mengungkapkan, tahun ini lebih dari 400 orang telah ditahan karena kejahatan terkait senjata api, dan sekitar 100 lainnya karena kejahatan yang melibatkan bahan peledak.

“Jumlah tersangka yang berusia di bawah 18 tahun meningkat hampir 30 persen,” ujarnya.

Polisi Swedia mengatakan, penjahat kerap merekrut orang-orang berusia di bawah 18 tahun, karena mereka tidak menghadapi pengawasan polisi yang sama seperti orang dewasa. Selain itu, pelaku yang masih di bawah umur juga sering dilindungi dari tuntutan.

Namun, Hanna Paradis, seorang perwira senior di unit kepolisian nasional mengatakan, meskipun mereka telah menangkap banyak penjahat dan menyita obat-obatan terlarang dan senjata, namun kejahatan masih terus berlanjut.

3. Swedia salahkan kebijakan imigrasi dari pemerintahan sebelumnya

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyalahkan kebijakan imigrasi yang digagas oleh pemerintahan sebelumnya atas masalah ini.

Selama beberapa dekade, Swedia memiliki kebijakan imigrasi liberal dan menerima lebih banyak imigran per kapita dibandingkan negara Eropa lainnya selama krisis migrasi 2015. Kebijakan tersebut telah dibatalkan oleh pemerintahan yang dipimpin oleh Partai Sosial Demokrat, dan diperketat oleh pemerintahan Kristersson. Adapun sekitar 20 persen dari 10,5 juta penduduk Swedia lahir di luar negeri.

Sementara itu, polisi memperkirakan sekitar 30 ribu orang di Swedia terlibat langsung atau memiliki hubungan dengan kejahatan geng. Kekerasan juga telah menyebar dari daerah perkotaan besar ke kota-kota kecil, di mana kejahatan dengan kekerasan sebelumnya jarang terjadi, dilansir Reuters.

Baca Juga: Swedia Pertimbangkan Kirim Jet Tempur Gripen ke Ukraina

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya