Stok Makanan Menipis, Warga Gaza Harus Berebut Roti untuk Makan

Banyak toko roti bangkrut dan hancur akibat pemboman

Jakarta, IDN Times - Sekitar 700 orang menunggu di luar salah satu dari sedikit toko roti yang tersisa di Gaza. Laki-laki dan perempuan saling berdesak-desakan, bahkan ada yang berebut beberapa potong roti pipih.

“Saya punya empat anak dan saya hamil,” kata Nour Al Basyouni, seorang perempuan berusia 35 tahun, kepada The National

Ia dan beberapa orang lainnya telah mengantri sejak  jam 8 pagi, meskipun tidak ada jaminan mereka akan berhasil membawa pulang roti.

“Saya belum mandi selama empat hari. Kami minum dari air keran yang tidak diolah. Kami telah melihat kematian di depan mata kami sepuluh kali.”

Noha Abdelaziz Abu Harb juga menunggu di luar toko roti di jalan Al Wedha di tengah antrean yang kacau dan suara bom.

“Saya akan menunggu sampai malam. Semoga Tuhan memampukan kami membawa pulang roti untuk anak-anak kami.”

1. Toko roti keluhkan kekurangan tepung

Ismaeel Abu Zor, yang bekerja di toko roti Al Kholy Al Abbas, mengatakan sedikitnya 500 orang mengantri di luar rumahnya dalam beberapa hari terakhir. Hal ini terjadi karena banyaknya toko roti yang gulung tikar atau hancur akibat serangan udara Israel.

“Saat ini hanya ada 10 toko roti besar yang beroperasi. Tekanannya tinggi. Tepungnya tidak banyak,” katanya.

“Kami bekerja hari ini tapi besok kami tidak akan punya tepung, gas, atau solar. Rakyat sedang berperang dan kami tidak dapat mengendalikan situasi sama sekali. Tuhan tolong kami semua.”

Abu Zor mengatakan dia harus menunggu sampai badan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) mengirimkan tepung agar tokonya bisa terus membuat roti, meskipun dengan jumlah yang terbatas. Ia juga mengungkapkan bahwa tokonya terkadang harus tutup jika terjadi serangan udara.

“Kami mendapatkan jumlah orang yang datang ke kami berkali-kali lipat. Kami bekerja pada suatu hari – dan harus berhenti pada hari berikutnya.”

Baca Juga: Demi Kemanusiaan, UE Serukan Jeda Pertempuran Hamas-Israel

2. UNRWA terpaksa jatahkan bahan bakarnya demi bantu warga Gaza

Sejak perang dimulai, lebih dari tujuh ribu orang telah terbunuh di Gaza. Israel juga menerapkan blokade total di wilayah tersebut, yang mengakibatkan pasokan makanan, air bersih, listrik, dan bahan bakar terputus.

Badan pengungsi PBB telah berusaha menjatah pasokan bahan bakarnya sehingga air dapat didesalinasi dan alat bantu pernapasan dapat terus berfungsi.

“Apakah kita memberikan (bahan bakar) ke inkubator atau toko roti? Ini adalah keputusan yang sangat menyiksa," kata juru bicara UNRWA, Tamara Alrifai, kepada Associated Press. 

Hisham Mohanna, juru bicara Komite Palang Merah Internasional di Gaza, juga mengungkapkan bahwa sayuran seperti kentang dan tomat pun semakin sulit didapat.

“Sulit untuk bertani dan memanen gandum atau tanaman apa pun yang tersedia. Makanan kaleng sudah tidak tersedia lagi. Seluruh penduduk panik Banyak orang menghadapi tantangan untuk tetap hidup," ujarnya.

3. Kelaparan digunakan sebagai senjata perang

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (25/10/2023), organisasi amal Oxfam mengatakan hanya dua persen bantuan makanan yang telah memasuki Gaza. Untuk mengatasi krisis pangan yang mendesak, Oxfam mengatakan perlu sekitar 104 truk sehari untuk mengirimkan makanan ke Gaza.

“Situasinya sangat mengerikan – di manakah letak kemanusiaan? Jutaan warga sipil dihukum secara kolektif di seluruh dunia, dan tidak ada pembenaran untuk menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Para pemimpin dunia tidak bisa terus berdiam diri dan menonton saja, mereka mempunyai kewajiban untuk bertindak dan bertindak sekarang," kata Sally Abi Khalil, direktur regional Oxfam untuk Timur Tengah, dikutip Al Jazeera.

“Setiap hari, situasinya semakin buruk. Anak-anak mengalami trauma parah akibat pemboman yang terus-menerus; air minum mereka tercemar atau dijatah, dan dalam waktu dekat keluarga-keluarga mungkin tidak dapat memberi mereka makan juga. Berapa banyak lagi penderitaan yang akan dialami warga Gaza?” tambahnya.

Baca Juga: Erdogan: Serangan Israel ke Gaza adalah Pembantaian

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya