Siswa Palestina Ketakutan Usai Teror Pemukim Israel di Tepi Barat

Tujuh orang terluka dalam serangan pada Senin

Jakarta, IDN Times - Setengah dari siswa di sebuah Sekolah Dasar (SD) di Tepi Barat yang diduduki tidak hadir untuk mengikuti pelajaran pada Selasa (17/9/2024), setelah sekolah tersebut diserang oleh pemukim Yahudi sehari sebelumnya.

Dalam video yang beredar di media sosial, sekelompok pemuda memukuli orang-orang dengan tongkat kayu di halaman sekolah Al-Ka'abneh di kawasan Bedouin dekat Jericho pada Senin (16/9/2024). Pejabat Palestina mengatakan bahwa tujuh orang terluka dalam serangan tersebut.

“Setengah dari siswa hari ini tidak datang ke sekolah karena ketakutan dan teror yang mereka alami kemarin akibat serangan pemukim ke sekolah,” kata Ahmed Nasser, seorang pejabat di Kementerian Pendidikan Palestina, kepada Reuters.

1. Serangan pemukim Israel di Tepi Barat bisa terjadi 4 kali dalam sehari

Sebelum perang Gaza meletus, desa-desa Palestina telah dilanda kekerasan akibat pembangunan pemukiman Yahudi yang terus berkembang tanpa terkendali di Tepi Barat.

Sejak kelompok Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober tahun lalu, serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel pun meningkat. Data bulan lalu dari badan kemanusiaan PBB, OCHA, menunjukkan bahwa serangan-serangan tersebut terjadi sekitar empat kali sehari.

"Kami sedang belajar seperti biasa di kelas, kemudian mereka mulai mengatakan bahwa pemukim menyerang sekolah-sekolah. Saya mengumpulkan adik-adik saya agar tidak terjadi apa-apa pada mereka," kata salah satu siswa yang bernama Aya Mlehat.

“Saya bisa mengumpulkan mereka di ruang kelas, dan para pemukim mulai menggedor-gedor pintu kelas untuk mencoba membukanya di luar keinginan kami," tambahnya.

Baca Juga: WHO Sebut Tank Israel Tembaki Konvoi Bantuan di Gaza 

2. Israel tidak berbuat apa-apa saat terjadinya serangan

Warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia sering kali menuduh pasukan Israel hanya berdiam diri ketika serangan terjadi. Bahkan, mereka terkadang juga ikut terlibat dalam aksi itu. Adapun tindakan hukum terhadap para pemukim yang melakukan kekerasan jarang terjadi.

“Tentara datang bersama para pemukim, kami lari dan bersembunyi di kelas bersama seorang guru, dan tidak kembali ke kelas. Dia menyuruh kami untuk tetap menunduk di bawah meja, kami tetap di bawah meja dan dia menyuruh kami untuk diam,” kata siswa bernama Malak Mlehat.

Militer Israel mengatakan bahwa para pemukim datang setelah munculnya laporan tentang seorang warga sipil Israel yang mengalami cedera kepala akibat bentrokan dengan warga Palestina.

"Konfrontasi terjadi di lokasi kejadian, di mana beberapa orang Palestina terluka," kata militer dalam sebuah pernyataan tersebut.

Palestina menambahkan bahwa tentara dan polisi tiba di tempat kejadian dan menangani konfrontasi, dengan menahan beberapa tersangka di area tersebut.

Saksi mata mengatakan bahwa dua orang, termasuk kepala sekolah, ditangkap atas tuduhan menyerang para pemukim. Satunya lagi adalah seorang aktivis perdamaian Israel.

3. Lebih dari 703 warga Palestina terbunuh di Tepi Barat sejak 7 Oktober

Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), mulai menjatuhkan sanksi terhadap beberapa pemukim Israel. Mereka juga menghadapi tekanan untuk mengambil tindakan lebih tegas dalam membatasi perluasan permukiman Yahudi di tanah yang diinginkan Palestina sebagai inti dari negara merdeka di masa depan.

Tepi Barat hampir setiap hari menyaksikan penggerebekan oleh pasukan Israel yang melibatkan ribuan penangkapan dan baku tembak rutin antara pasukan keamanan dan pejuang Palestina.

Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 703 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat sejak 7 Oktober, termasuk pejuang dan warga sipil. Pada periode yang sama, sekitar 40 tentara Israel dan warga sipil tewas dalam serangan yang dilakukan oleh warga Palestina atau pejuang Hamas.

Sebagian besar negara menganggap pemukiman Yahudi yang dibangun di atas tanah yang diduduki Israel dalam perang Timur Tengah tahun 1967 sebagai tindakan ilegal. Namun, Israel membela tindakan tersebut dengan mengklaim adanya hubungan alkitabiah, sejarah, dan politik dengan wilayah tersebut.

Baca Juga: Cegah Krisis, PBB Kembali Desak Tindakan Cepat di Gaza 

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya