Siswa Korsel Gugat Pemerintah gegara Bel Ujian Berbunyi Lebih Awal

Mereka menuntut ganti rugi Rp238 juta per orang

Jakarta, IDN Times - Puluhan pelajar Korea Selatan pada Selasa (19/12/2023) menggugat pemerintah setelah ujian masuk perguruan tinggi mereka berakhir 90 detik lebih awal dari yang dijadwalkan.

Ke-39 pelajar tersebut mengajukan gugatan ke Pengadilan Distrik Pusat Seoul. Masing-masing dari mereka menuntut kompensasi sebesar 20 juta won (Rp238 juta), seharga biaya les selama satu tahun.

1. Pelajar frustasi dan kehilangan fokus akibat insiden tersebut

Dalam gugatan, para pelajar mengklaim bel di lokasi ujian yang diadakan di Sekolah Menengah Kyungdong, Seoul, berbunyi 90 detik lebih awal selama sesi ujian bahasa Korea. Kejadian itu terjadi pada 16 November.

Beberapa pelajar langsung memprotes, namun pengawas tetap menarik kertas ujian mereka. Sebelum sesi berikutnya dimulai, para guru menyadari kesalahan itu dan mengembalikan kertas ujian pada peserta. Mereka diberikan waktu satu setengah menit saat istirahat makan siang untuk mengisi jawaban yang masih kosong, namun tidak diperbolehkan mengubah jawaban yang ada.

Para pelajar mengatakan, mereka tidak bisa fokus untuk menyelesaikan sisa ujian akibat insiden tersebut. Beberapa dilaporkan menyerah dan kembali ke rumah, dilansir Yonhap.

Mengutip keterangan para pejabat, KBS mengatakan bahwa pengawas yang bertanggung jawab atas ujian tersebut salah membaca waktu.

Baca Juga: Polisi Korsel Selidiki Kasus Vandalisme di Istana Gyeongbokgung

2. Pejabat pendidikan belum menyampaikan permintaan maaf

Pengacara para pelajar, Kim Woo-suk, mengatakan otoritas pendidikan belum meminta maaf, meskipun lebih dari sebulan telah berlalu sejak insiden tersebut. Ia juga mengklaim guru yang bertugas membunyikan bel menggunakan perangkat pribadi, bukan jam yang ditentukan oleh negara.

Tes masuk perguruan tinggi atau Suneung adalah ujian maraton selama delapan jam yang menguji berbagai mata pelajaran.

Suneung adalah salah satu ujian tersulit di dunia dan taruhannya sangat tinggi. Ujian ini tidak hanya menentukan apakah pelajar dapat melanjutkan ke universitas, namun juga mempengaruhi prospek pekerjaan, pendapatan, tempat tinggal, bahkan hubungan mereka di masa depan.

Saking pentingnya Suneung, sejumlah langkah pun dilakukan untuk membantu para pelajar berkonsentrasi selama ujian, seperti melarang pesawat terbang di sekitar lokasi tes hingga menunda pembukaan pasar saham.

3. Insiden serupa pernah terjadi pada 2020

Kejadian serupa juga pernah terjadi di lokasi tes di SMA Putri DeokWon di Seoul pada 2020. Para pelajar dan orang tua mengajukan gugatan terhadap negara bagian dan pemerintah kota Seoul setelah bel ujian berbunyi tiga menit lebih awal. Mereka pun meminta kompensasi sebesar 8 juta won (sekitar Rp95 juta) per orang.

Pada April, pengadilan banding kemudian memutuskan bahwa pemerintah harus membayar kompensasi sebesar 7 juta won (sekitar Rp83 juta) kepada setiap pelajar yang dirugikan.

Baca Juga: Bullying di Sekolah Korsel Meningkat dalam 10 Tahun Terakhir

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya