Setahun Perang, Rusia Tangkapi Warga yang Simpati dengan Ukraina

Warga Rusia lakukan aksi solidaritas pada 24 Februari lalu

Jakarta, IDN Times - Rusia menahan sejumlah warga lantaran menentang perang di Ukraina pada peringatan satu tahun invasi, demikian laporan kelompok hak asasi manusia dan media, Jumat (24/2/2023).

SOTA, salah satu dari sedikit media independen yang tersisa di Rusia, mendokumentasikan sedikitnya tujuh orang yang ditahan di St. Petersburg setelah mereka membawa bunga ke monumen Taras Shevchenko, penulis terkenal Ukraina. Rekaman menunjukkan, seorang polisi menjelaskan kepada pasangan bahwa mereka telah melanggar batasan COVID-19.

Outlet berita tersebut juga melaporkan seseorang ditahan di Moskow, ketika sejumlah orang berbondong-bondong meletakkan bunga di monumen Lesya Ukrainka, penyair Ukraina terkenal lainnya. Para petugas polisi memantau kelompok tersebut, namun sebagian besar pergi tanpa mengganggu.

1. Cara warga Rusia peringati setahun perang

Outlet oposisi Rusia, Meduza, melaporkan bahwa seorang wanita muda ditangkap karena memegang tanda bertuliskan "Saya mendukung perdamaian," di Korolyov, sebuah kota di wilayah Moskow.

Seorang anggota dewan kota Vyksa juga ditangkap karena melakukan protes dengan membawa tanda bertuliskan "Damai untuk Ukraina. Tentara pulang."

Menurut outlet berita Sibir.Realii, ada lima orang yang ditahan di kota Siberia, Barnaul, termasuk pria yang melakukan protes di alun-alun dengan plakat bertuliskan "Berhentilah diam".

Di kota Siberia lainnya, Komsomolsk-on-Amur, pihak berwenang juga menahan seorang wanita lantaran spanduknya yang bertuliskan “Kami berduka. Maafkan kami, kami mengacaukan negara kami."

Sejumlah warga Rusia juga mengadakan protes solidaritas di beberapa kota lain seperti Rostov-on-Don, Magnitogorsk dan juga Vladivostok.

Baca Juga: Setahun Perang Rusia-Ukraina, China: Sanksi ke Moskow Harus Dihentikan

2. Aksi protes individu terus berlangsung sepanjang tahun di Rusia

Warga Rusia di seluruh negeri secara aktif memprotes perang di Ukraina selama minggu pertama invasi. Adapun sejumlah demonstasi besar gagal setelah ribuan orang ditahan. Meski begitu, protes individu dan penahanan terus berlanjut sepanjang tahun.

Mantan komandan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) di Eropa, Ben Hodges, mengatakan kepada DW bahwa sulit untuk memperkirakan berapa banyak masyarakat Rusia yang mendukung perang.

"Kita tidak akan pernah tahu pasti, tapi saya tidak akan salah mengartikan stadion yang penuh dengan orang-orang mengibarkan bendera Rusia sebagai bentuk dukungan kuat," kata Hodges. 

Ia menambahkan, ratusan ribu warga Rusia yang melarikan diri dari negaranya untuk menghindari wajib militer merupakan indikator terbaik dari perlawanan terhadap perang yang masih terus berlangsung.

3. Rusia kriminalisasi warganya yang menentang perang 

Setelah dimulainya invasi, Rusia memberlakukan undang-undang yang secara efektif mengkriminalisasi ekspresi publik yang menentang terhadap apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina, melansir ABC News.

Parlemen Rusia menyetujui RUU yang melarang mendiskreditkan militer Rusia atau menyebarkan informasi palsu, seminggu setelah pasukan Moskow masuk ke Ukraina.

OVD-Info dalam pernyataannya mengatakan, selama 305 dari 365 hari perang, pasukan keamanan Rusia telah menahan sejumlah warga yang menentang peperangan di berbagai kota di Rusia dan Krimea yang dianeksasi.

Pada pertengahan Desember, kelompok tersebut menghitung ada 378 orang yang menghadapi tuntutan pidana atas sikap antiperang mereka di 69 wilayah Rusia dan Semenanjung Krimea. Kelompok tersebut juga menghitung ada lebih dari 5.500 kasus administratif terkait tuduhan mendiskreditkan tentara Rusia.

Baca Juga: Setahun Perang Ukraina, G7 Akan Jatuhkan Sanksi Baru ke Rusia

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya