Rumah Sakit Penuh, Gereja di Gaza Tampung Warga yang Sakit dan Terluka

Hal ini menunjukkan solidaritas umat beragama di Gaza

Jakarta, IDN Times - Gereja St. Philip, yang pernah menjadi tempat beribadah bagi komunitas Kristen di Gaza, telah dialihkan menjadi rumah sakit usai serangan Israel menghancurkan sistem kesehatan di wilayah tersebut.

“Ruang yang diperuntukkan untuk berdoa diubah menjadi klinik karena kurangnya tempat yang tersedia. Saat ini, prioritas kami adalah menyelamatkan nyawa setiap manusia semampu kami,” kata pendeta Munther Isaac, dikutip Reuters.

1. Rumah sakit Al-Ahli al-Arabi sudah penuh

Gereja St. Philip terletak di kompleks yang sama dengan rumah sakit Al-Ahli al-Arabi. Sama seperti fasilitas medis lainnya di Gaza, rumah sakit itu tidak lagi punya tempat untuk menampung pasien akibatnya tingginya permintaan.

“Tidak ada tempat untuk menerima pasien di departemen tersebut sehingga kami terpaksa beralih ke tempat ini, yang merupakan tempat bagi umat Kristiani untuk beribadah di sini di Gaza,” kata Dokter Mohammed al-Sheikh.

“Karena kekurangan perbekalan, kami menggunakan bangku sebagai tempat tidur pasien,” tambahnya.

Baca Juga: Ini Kata Palestina soal Indonesia-Malaysia Kirim Pasukan ke Gaza

2. Bentuk solidaritas antara umat Islam dan Kristen di Gaza utara

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kampanye militer Israel telah membuat banyak rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya tidak dapat beroperasi, serta menyebabkan krisis pasokan medis yang dibutuhkan. Namun, Israel membantah sengaja menargetkan fasilitas kesehatan atau menghentikan pasokan medis ke Gaza.

“Di gereja ini, yang bukan lagi rumah ibadah tetapi telah diubah menjadi fasilitas perawatan, kami mendapatkan beberapa layanan medis dasar,” kata Abu Mohammed Abu Samra, yang menemani ibunya yang sakit di St. Philip.

“Ini menunjukkan solidaritas antara umat Islam dan Kristen di Gaza utara,” tambahnya.

3. Penyaluran bantuan terhambat akibat penutupan perbatasan Rafah

Dikutip Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sedikitnya 38.011 warga Palestina telah tewas dan 87.445 lainnya terluka akibat serangan Israel di Jalur Gaza. Konflik ini meletus pada 7 Oktober, ketika pejuang Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan, yang dilaporkan menewaskan 1.139 orang dan membuat sekitar 250 lainnya disandera.

Perang yang terus berkecamuk juga memicu wabah penyakit dan kekurangan gizi, sehingga semakin menambah tekanan pada sistem kesehatan di Gaza.

Sementara itu, penyaluran bantuan telah terhambat sejak penutupan penyeberangan Rafah, yang menghubungkan Mesir dan Gaza, pada Mei. Beberapa pejabat mengatakan bahwa sebanyak 2.500 truk sedang menunggu untuk masuk ke Gaza, dan gudang-gudang di Mesir hampir penuh.

“Kami memiliki ratusan truk yang kini menumpuk di Rafah karena penutupan Rafah dan koridor lainnya. Kami menghadapi pembatasan besar untuk menjangkau masyarakat Gaza,” kata Abdullah al Rabeeah, kepala Bantuan Kemanusiaan Raja Salman dan Pusat Bantuan (KSRelief) pada Kamis.

Baca Juga: Biro Komite Palestina Puji Tekad dan Konsisten RI Bela Gaza

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya