Profesor Kedokteran di Korsel Akan Mogok Kerja Tanpa Batas Waktu

Pemogokan akan dimulai pada 12 Juli

Intinya Sih...

  • Profesor di fakultas kedokteran Universitas Korea akan mogok tanpa batas waktu mulai 12 Juli sebagai protes atas rencana reformasi medis pemerintah Korea Selatan.
  • Universitas Yonsei dan Ulsan juga melakukan mogok kerja sebagai respons terhadap penambahan kuota penerimaan mahasiswa kedokteran untuk mengatasi kekurangan dokter.
  • Komite pasien berencana melakukan demonstrasi besar-besaran di pusat kota Seoul untuk mendesak para dokter agar kembali bekerja dan meminta pemerintah membuat undang-undang yang mencegah konflik serupa terulang kembali.

Jakarta, IDN Times - Profesor di fakultas kedokteran di Universitas Korea berjanji akan melancarkan pemogokan tanpa batas waktu mulai pekan depan sebagai protes atas rencana reformasi medis yang dilakukan pemerintah Korea Selatan.

Para profesor, yang juga menjabat sebagai dokter senior di Rumah Sakit Asan Universitas Korea, mengumumkan bahwa pemogokan akan dimulai pada 12 Juli, namun ruang gawat darurat dan unit perawatan intensi akan tetap beroperasi.

Dalam pernyataannya, mereka menuntut pemerintah untuk tidak menekan mahasiswa kedokteran dan dokter magang yang terlibat dalam dialog tersebut.

“Komunitas medis berusaha meluncurkan dialog dengan menawarkan solusi dan kompromi, namun pemerintah mengabaikan semuanya dan menyalahgunakan perintah administratifnya,” demikian pernyatan dari para profesor yang tergabung dalam komite darurat pada Senin (1/7/2024), dikutip Yonhap.

Baca Juga: Hujan Deras Melanda Korsel, Tanah Longsor dan Listrik Padam

1. Komite sebut keputusan itu dibuat demi melindungi pasien dan dokter

Pengumuman ini muncul setelah rekan-rekan mereka di Universitas Yonsei melakukan mogok kerja tanpa batas waktu pada Kamis (27/6/2024), sementara profesor fakultas kedokteran di Universitas Ulsan akan memulai pemogokan selama sepekan pada Kamis (4/7/2024) mendatang.

Meskipun mendapat tentangan keras dari para dokter, pemerintah memfinalisi penambahan kuota penerimaan sekitar 1.500 mahasiswa kedokteran pada Mei dalam upaya mengatasi kekurangan dokter di masa depan.

“Kami meminta (pemerintah) untuk tidak lagi menekan mahasiswa untuk mengambil cuti secara massal dan menerima tuntutan dokter junior (terkait kebijakan reformasi medis),” lanjut pernyataan itu.

Komite menekankan bahwa keputusan itu dibuat demi melindungi keselamatan pasien dan membantu para dokter dari kelelahan yang diakibatkan oleh krisis medis saat ini.

2. Kelompok pasien juga akan lakukan protes pekan ini

Sementara itu, para pasien yang harus menanggung beban akibat kebuntuan medis yang berkepanjangan berencana mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk mendesak para dokter agar kembali bekerja.

Dilansir The Korea Herald, sebanyak 92 kelompok pasien, termasuk Organisasi Pasien Aliansi Korea, Pasien Kanker Payudara Persatuan Korea, dan Organisasi Penyakit Langka Korea, akan melakukan unjuk rasa di Jongno-gu, pusat kota Seoul, pada Kamis. Mereka meminta para dokter agar menghentikan aksi mogok kerja dan menyerukan kepada pemerintah untuk membuat undang-undang guna mencegah hal serupa terulang kembali.

“Kelompok pasien tidak akan lagi mau menoleransi konflik yang sedang berlangsung (antara pemerintah dan dokter) di mana kedua belah pihak saling menyalahkan dengan menggunakan kecemasan dan penderitaan pasien sebagai alat untuk tawar-menawar daripada berusaha mencapai resolusi,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Bandara Korsel Tutup Landasan Pacu 3 Jam karena Balon Korut

3. Sekitar 12 ribu dokter magang telah mogok kerja sejak akhir Februari

Sekitar 12 ribu dokter magang telah meninggalkan pekerjaannya sejak akhir Februari lalu untuk memprotes rencana penambahan jumlah mahasiswa kedokteran. Sebagai hukuman, pemerintah menginstruksikan rumah sakit untuk tidak menerima pengunduran diri para dokter tersebut demi mencegah mereka mencari pekerjaan di klinik lain.

Pekan lalu, sebuah komite yang dibentuk oleh komunitas medis untuk mengarahkan tanggapan bersama terhadap kebuntuan mereka dengan pemerintah memutuskan untuk mengadakan debat nasional pada 26 Juli mengenai reformasi medis yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Pengemudi Mobil Lansia Tabrak Pejalan Kaki di Korsel, 9 Orang Tewas

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya