Presiden Palestina Kritik Khamenei karena Puji Serangan Hamas

Abbas sebut warga Palestina lah yang dirugikan oleh perang

Jakarta, IDN Times - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin (3/6/2024) melontarkan respons tajam terhadap pernyataan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang memuji serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.

Dalam sebuah pernyataan, Abbas mengatakan bahwa rakyat Palestina adalah pihak yang harus menanggung akibat dari perang Israel di Gaza, yang dilancarkan Israel sebagai pembalasan atas serangan Hamas.

“Merekalah yang pertama terkena dampak perang ini (di Gaza), yang telah menumpahkan darah mereka dan mengakibatkan kematian lebih dari 36 ribu martir, dan melukai 83 ribu lainnya, serta rusaknya infrastruktur seperti rumah sakit, sekolah, masjid, gereja dan pengungsian ribuan warga serta pemusnahan ratusan keluarga,” ujarnya.

1. Komentar Khamenei dianggap tidak membantu pembentukan negara Palestina yang merdeka

Khamenei pada Senin menyebut serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sebagai pukulan besar bagi Israel. Hal itu disampaikannya pada upacara peringatan 35 tahun kematian pendahulunya, Ayatollah Ruhollah Khomeini, di Teheran.

Lebih lanjut, pemimpin Iran itu mengatakan bahwa serangan tersebut juga telah menghancurkan rencana Israel dan Amerika Serikat (AS) untuk mengubah dinamika regional, dan menarik perhatian dunia terhadap masalah Palestina.

“Rezim Zionis (Israel) perlahan-lahan meleleh di depan mata masyarakat dunia,” tambahnya.

Namun, Abbas mengatakan bahwa komentar semacam itu dengan jelas ditujukan untuk mengorbankan darah warga Palestina, dan tidak akan mengarah pada pembentukan negara Palestina yang merdeka.

“Apa yang kami inginkan adalah diakhirinya pendudukan, bukan kebijakan yang tidak memenuhi tujuan nasional," kata pihak kepresidenan.

Baca Juga: Israel: Perang di Gaza Diprediksi Bakal Berlangsung Dua Tahun Lagi

2. Iran berulang kali dikritik atas keterlibatannya dalam urusan Palestina

Menanggapi pernyataan Khamenei tersebut, penasehat Abbas juga menuding Teheran mengorbankan darah rakyat Palestina demi kepentingannya sendiri.

“Iran tidak punya hak untuk menilai apa yang terjadi pada 7 Oktober," kata Mahmoud al-Habbash, penasihat Abbas untuk urusan agama dan hubungan Islam, kepada Al Arabiya pada Senin.

Otoritas Palestina (PA) telah berulang kali mengkritik Iran atas keterlibatannya dalam urusan Palestina. Pada April, gerakan Fatah, yang juga dipimpin oleh Abbas dan merupakan saingan utama Hamas, menuduh Iran menyebarkan kekacauan di Tepi Barat.

“Kami tidak akan membiarkan tujuan suci kami dan darah rakyat kami dieksploitasi untuk plot mencurigakan yang tidak ada hubungannya dengan mereka,” kata Fatah dalam pernyataannya saat itu, dikutip Al Monitor.

PA kehilangan kendali atas Jalur Gaza pada 2007, menyusul bentrokan mematikan antara anggota Hamas dan Fatah di wilayah tersebut. Konflik itu berakhir ketika Hamas mengusir PA dan mengambil alih Gaza.

3. Iran dituduh mengoordinasi serangan 7 Oktober

Iran dituduh memberikan lampu hijau atas terjadinya serangan 7 Oktober di Israel selatan, yang dilaporkan menewaskan hampir 1.200 orang dan menyandera 240 lainnya. Namun, Republik Islam tersebut membantah terlibat dalam serangan itu.

Sebagai pembalasan, Israel kemudian melancarkan serangan besar-besaran melalui udara, laut, dan darat di Jalur Gaza. Otoritas kesehatan setempat mengatakan bahwa lebih dari 36 ribu warga, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh di Gaza selama hampir delapan bulan terakhir.

Sebelum konflik ini meletus, Iran telah menjadi pendukung utama Hamas dengan menyediakan dana, senjata, dan pelatihan bagi para pejuangnya. Menurut Departemen Luar Negeri AS, Iran memberikan 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,6 triliun) setiap tahunnya kepada kelompok-kelompok Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam.

Baca Juga: Swedia Tuduh Iran Libatkan Geng Kriminal untuk Serang Israel

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya