Pengungsi di Gaza Bersiap Hadapi Ancaman Hujan Lebat 

Warga diimbau untuk memperkuat tenda mereka

Jakarta, IDN Times - Badan Pertahanan Sipil Palestina mengimbau warga Gaza untuk memperkuat tenda mereka demi menghadapi hujan lebat yang diperkirakan akan turun minggu depan.

“Prakiraan meteorologi memperkirakan hujan lebat akan turun di Gaza, jadi kami menyerukan kepada masyarakat kami di Gaza, terutama mereka yang mengungsi di tenda, tempat penampungan dan rumah-rumah yang rusak, untuk memperhatikan penguatan tempat tinggal mereka demi melindungi diri dari dampak dan risiko air hujan," kata Mahmoud Basal, juru bicara pertahanan sipil, kepada The New Arab. 

“Pengepungan terhadap warga yang terpaksa mengungsi di wilayah yang disebut oleh pendudukan Israel sebagai ‘zona kemanusiaan’, yang mencakup kurang dari 11 persen dari Jalur Gaza, memperburuk penderitaan para pengungsi dan meningkatkan penyebaran penyakit dan epidemi,” tambahnya, seraya menekankan bahwa anak-anak dan orang tua merupakan kelompok yang paling berisiko tinggi.

1. Pemboman Israel membuat infrastruktur dan tanah tidak mampu menahan cuaca ekstrem

Menurut Basal, pengeboman yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza selama hampir setahun terakhir telah menghancurkan konstruksi tanah, membuatnya tidak mampu menahan cuaca ekstrem.

Dia menjelaskan bahwa tempat berlindung yang tidak layak, hujan deras, dan kurangnya sistem drainase berisiko mengancam nyawa dan keselamatan warga.

Basal pun meminta Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan lembaga-lembaganya untuk segera turun tangan menyediakan tempat berlindung yang aman bagi pengungsi, seiring dengan musim dingin yang semakin mendekat.

Menurut kantor media pemerintah Gaza, lebih dari 2 juta warga Palestina telah mengungsi dari rumah mereka dan kini hidup di tempat penampungan darurat yang tidak layak.

"Israel terus melanjutkan perangnya, mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera mengakhirinya, serta perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah-langkah mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang bencana di Gaza," kata kantor media tersebut dalam pernyataan pers.

Baca Juga: Cegah Krisis, PBB Kembali Desak Tindakan Cepat di Gaza 

2. Pengungsi hadapi kondisi yang sangat buruk saat musim dingin

Di sekitar Gaza, warga mulai mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka dari cuaca buruk yang akan terjadi.

Mohammed al-Absi, seorang pengungsi di daerah Mawasi di Gaza selatan, menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk memperkuat tendanya di pasir dan menata ulang lembaran plastik yang menutupinya. Ia khawatir tenda itu akan rusak atau terendam air hujan.

"Pada musim dingin yang lalu kami hidup dalam kondisi yang sangat buruk karena kami tinggal di tenda. Kami menghabiskan sebagian besar waktu kami untuk mengatasi air hujan. Anak-anak kami sering sakit flu, dan kami tidak memiliki apa pun untuk menghadapi hujan dan dingin, dan saat ini kami juga tidak memiliki apa-apa," kata ayah dari empat anak tersebut.

"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari kerusakan, tetapi kami setiap kali dihadapkan pada kenyataan sulit yang kami alami akibat perang Israel, yang telah merusak segalanya, bukan hanya rumah kami, tetapi juga kehidupan secara keseluruhan," tambahnya

3. Lebih dari 41 ribu orang terbunuh di Gaza

Sejak Oktober tahun lalu, perang Israel di Gaza telah menewaskan 41.256 warga Palestina dan melukai 95.497 lainnya, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Pengeboman telah meratakan seluruh lingkungan dan menjerumuskan wilayah tersebut ke dalam krisis kemanusiaan yang parah. 

Setiap aspek kehidupan telah terdampak oleh serangan Israel. Para siswa kini tidak dapat bersekolah selama setahun penuh, dan banyak warga Palestina terpaksa mengungsi lebih dari 10 kali.

Pakar hak asasi manusia PBB mengkritik negara-negara Barat karena terus mendukung Israel, meskipun mereka menganggap situasi di Gaza sebagai genosida.

“Yang mengejutkan, dalam menghadapi kesenjangan yang terjadi di OPT (Wilayah Pendudukan Palestina) sebagian besar negara anggota tetap tidak aktif, atau secara aktif membantu dan mendukung tindakan kriminal Israel,” kata Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di OPT pada Senin (16/9/2024), dikutip dari Reuters.

Namun, Israel membantah tuduhan genosida dan mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko kerugian terhadap warga sipil. Pihaknya mengklaim bahwa sedikitnya sepertiga dari korban jiwa warga Palestina di Gaza adalah militan.

Baca Juga: Kamala Harris: Israel Tak Boleh Duduki Wilayah Palestina Lagi

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya