Penduduk Gaza: Perpanjangan Gencatan Senjata Saja Tidak Cukup!

Mereka mengharapkan solusi permanen dalam konflik tersebut

Jakarta, IDN Times - Penduduk Abu Ta'imah di pinggiran kota Khan Younis Gaza menuntut gencatan senjata permanen, bukan hanya perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Gihad Nabil, yang baru saja menikah dan tinggal di Abu Ta'imah bersama istrinya, menemukan rumah mereka tinggal puing-puing saat kembali ke desa itu di tengah gencatan senjata. Jeda pertempuran telah memasuki hari keenam pada Rabu (29/11/2023).

"Kami terkejut melihat rumah kami, jalan-jalan kami, tanah kami, pekarangan kami dan semuanya hancur," ujar Nabil, dikutip Reuters.

Dia mengatakan daerah tersebut dahulunya merupakan rumah bagi sekitar 5-6 ribu orang sebelum perang. Kini, dia bingung kemana mereka akan pergi.

"Rumah saya hancur total. Rumah saudara laki-laki saya, rumah paman saya, tetangga saya, semuanya hancur. Kami tidak memerlukan gencatan senjata ini, kami memerlukan gencatan senjata sepenuhnya," tuturnya.

1. Warga Gaza ingin solusi permanen terhadap konflik Israel-Palestina

Abdelrahman Abu Ta'imah, salah seorang penduduk yang memberi nama daerah tersebut, mencoba mencari barang-barang yang masih dipakai dari apartemennya yang dibom.

“Saya telah berjuang dan bekerja selama 30 tahun di negara ini. Uang tidak datang dengan mudah, lalu tiba-tiba, semua jerih payah dan usaha selama 30 tahun lenyap dalam sekejap. Satu roket membuat semua ini hilang. Kenapa begitu?" keluhnya.

Sebelum perang, kehidupannya di Gaza sudah sangat sulit karena blokade yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir sejak 2007.

Sementara itu, upaya diplomatik sedang dilakukan untuk memperpanjang gencatan senjata. Hal ini akan memungkinkan lebih banyak truk bantuan memasuki Gaza dan penukaran beberapa sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina dari penjara Israel.

Namun, Abu Ta'imah mengatakan gencatan senjata singkat saja tidak cukup. Dia berharap ada solusi permanen terhadap konflik Israel-Palestina.

“Sejak kami lahir, kami telah mengalami peperangan dan kehancuran. Setiap kali kami membangun kembali, terjadilah perang yang lebih sengit dari sebelumnya," katanya. 

Baca Juga: Perpanjangan Gencatan Senjata di Jalur Gaza Masih Dibahas 

2. AS minta Israel mempersempit zona tempurnya di Gaza selatan

Sejak awal serangan, Israel memerintahkan warga Palestina yang tinggal di Gaza utara untuk mengungsi ke bagian selatan wilayah tersebut, yang mencakup Khan Younis dan sekitarnya. 

Namun, pasukan Israel juga menyerang wilayah selatan, meskipun tidak seintensif di utara. Israel mengatakan mereka menargetkan infrastruktur Hamas, dan menuduh kelompok tersebut membahayakan warga sipil dengan menggunakan mereka sebagai tameng manusia.

Pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan, Washington mendesak Israel untuk mengambil pendekatan yang lebih hati-hati ketika memperluas serangannya ke Gaza selatan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terulangnya korban tewas dalam jumlah besar seperti saat serangan Israel di Gaza utara.

“Tetapi mengingat ratusan ribu warga sipil telah melarikan diri ke selatan, atas permintaan Israel, kami yakin Israel hanya boleh bergerak maju setelah perencanaan operasional memperhitungkan kehadiran lebih banyak orang tak berdosa,” kata pejabat tersebut.

3. Sekitar 80 persen warga telah mengungsi akibat perang

Menurut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, perang telah membuat 80 persen warga Gaza mengungsi dari rumah mereka. Ia juga menggambarkan situasi tersebut sebagai bencana kemanusiaan yang luar biasa.

Sementara itu, konflik terbaru antara Israel dan Hamas ini telah menyebabkan krisis kesehatan yang semakin parah. Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan sekitar 111 ribu orang menderita infeksi saluran pernapasan, 75 ribu lainnya menderita diare yang lebih dari separuhnya adalah anak-anak di bawah 5 tahun, dilansir Associated Press.

“Kami ingin perang ini berhenti,” kata Omar al-Darawi, yang bekerja di rumah sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah.

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 15 ribu orang tewas akibat pemboman Israel, dengan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak. Masih banyak lagi korban tewas yang dikhawatirkan tertimbun di bawah reruntuhan.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, ketika kelompok tersebut menyerbu wilayah selatan Israel pada 7 Oktober. Tel Aviv mengatakan serangan itu mengakibatkan 1.200 orang tewas dan 240 lainnya ditawan.

Baca Juga: Gencatan Senjata di Gaza, Israel Tetap Serbu Jenin Tepi Barat

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya