Pemerintah Taliban Gusur 6 Ribu Pengungsi Afghanistan

Ratusan keluarga kini kehilangan tempat tinggal

Intinya Sih...

  • Ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal di Kabul karena penggusuran oleh Taliban.
  • Krisis kemanusiaan dan sosial ekonomi melanda Afghanistan sejak pemerintahan Taliban pada 2021.
  • Sebanyak 6,5 juta anak di Afghanistan akan mengalami krisis kelaparan tahun ini, sementara hanya 16% dana tanggap kemanusiaan terealisasi.

Jakarta, IDN Times - Kelompok bantuan Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan bahwa otoritas Taliban di Afghanistan telah menggusur ribuan pengungsi internal di ibu kota, Kabul, dan menghancurkan permukiman mereka. Akibatnya, lebih dari 800 keluarga rentan kini kehilangan tempat tinggal.

NRC pun mendesak pihak berwenang Taliban untuk segera menghentikan penggusuran tersebut sampai solusi relokasi jangka panjang yang tepat dapat diidentifikasi.

“Saya sangat terkejut dengan penggusuran paksa pada hari Minggu terhadap sekitar 6 ribu pengungsi internal di ibu kota. Ini adalah beberapa komunitas yang paling rentan di Afghanistan,” kata Neil Turner, direktur NRC di Afghanistan pada Selasa (4/6/2024), dikutip Associated Press.

Baca Juga: Pria Afghanistan Serang Demonstran Anti-Islam di Jerman

1. Lebih dari 5 juta orang menjadi pengungsi akibat konflik dan bencana alam

Krisis kemanusiaan dan sosial ekonomi masih melanda Afghanistan sejak pemerintahan negara itu diambil alih oleh Taliban pada Agustus 2021. NCR mengatakan bahwa pada akhir 2023, 4,2 juta orang telah menjadi pengungsi internal akibat konflik dan kekerasan, dan 1,5 juta lainnya diakibatkan oleh bencana.

Jumlah pengungsi semakin meningkat drastis setelah sekitar 600 ribu warga Afghanistan kembali dari Pakistan sejak September lalu, menyusul kebijakan pemerintah Islamabad yang mendeportasi orang asing yang tinggal di negara tersebut secara ilegal. Kembalinya mereka otomatis memberikan beban tambahan pada sumber daya yang sudah terbatas.

“Kami sangat prihatin dengan situasi saat ini di mana pihak berwenang terus mengulangi penggusuran terhadap komunitas pengungsi yang paling rentan di seluruh negeri, yang memaksa keluarga yang terkena dampak memasuki siklus baru pengungsian yang tidak pernah berakhir,” kata Turner.

2. Save The Children: Sekitar 6,5 juta anak di Afghanistan akan hadapi krisis kelaparan tahun ini

Organisasi Save The Chilren, dalam laporannya pada akhir Mei, memperkirakan sekitar 6,5 juta anak di Afghanistan akan mengalami krisis kelaparan tahun ini sebagai dampak langung dari banjir, kekeringan, dan deportasi.

Pada April, organisasi itu juga mengatakan bahwa seperempat juta anak Afghanistan membutuhkan pendidikan, makanan dan rumah setelah dipulangkan secara paksa dari Pakistan.

Arshad Malik, direktur Save the Children di Afghanistan mengungkapkan bahwa sejauh ini hanya 16 persen dari pendanaan untuk rencana tanggap kemanusiaan 2024 yang terealisasi, sementara hampir setengah dari populasi membutuhkan bantuan.

Baca Juga: Pakistan Desak Taliban Serahkan Kelompok Teroris di Afghanistan

3. WFP berikan bantuan kepada 65 ribu orang yang terdampak banjir di Afghanistan

Dalam sebulan terakhir, Afganistan dilanda hujan lebat dan banjir, yang menewaskan ribuan orang. Banjir juga menghancurkan rumah-rumah, infrastruktur, dan lahan pertanian, sehingga membuat banyak keluarga tidak punya tempat berlindung dan mata pencaharian. Kurangnya air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai juga meningkatkan risiko wabah penyakit di kalangan masyarakat.

Pada Senin (3/6/2024), Program Pangan Dunia (WFP) mengumumkan bahwa mereka telah membantu 65 ribu orang yang terdampak banjir baru-baru ini di Afghanistan. Menurut organisasi tersebut, mereka akan membutuhkan 14,5 juta dolar AS (sekitar Rp235 miliar) selama tujuh bulan ke depan untuk memenuhi kebutuhan korban banjir.

Baca Juga: Taliban Eksekusi Mati 2 Pria di Depan Umum

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya