Pasien di Korsel Desak Dokter untuk Akhiri Mogok Kerja

Pasien menjadi korban akibat kebuntuan pemerintah dan dokter

Intinya Sih...

  • Lebih dari 90 kelompok advokasi pasien di Korea Selatan unjuk rasa di Seoul
  • 12 ribu dokter magang mogok sejak Februari lalu, mempengaruhi layanan kesehatan masyarakat
  • Dokter senior mulai mengurangi perawatan pasien untuk fokus pada perawatan kritis di tengah kekosongan medis

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 90 kelompok advokasi pasien di Korea Selatan mengadakan unjuk rasa di pusat kota Seoul pada Kamis (4/7/2024). Mereka mendesak para dokter untuk mengakhiri pemogokan yang mengakibatkan gangguan pada layanan kesehatan masyarakat selama hampir lima bulan terakhir.

Unjuk rasa ini dihadiri oleh sekitar 300 orang yang tergabung dalam sejumlah kelompok, termasuk Organisasi Aliansi Pasien Korea dan Organisasi Penyakit Langka Korea.

“Layanan medis untuk pasien tidak boleh dihentikan dalam keadaan apa pun, dan tidak boleh ada indikasi bahwa layanan tersebut dapat dihentikan sehingga menimbulkan kecemasan,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan bersama, dikutip Yonhap.

“Pasien dan keluarga mereka, serta masyarakat, mengalami kemarahan, kecemasan dan kelelahan di tengah konflik antara pemerintah yang tidak bertanggung jawab dan dokter magang serta profesor kedokteran yang ceroboh,” tambah mereka.

Baca Juga: Profesor Kedokteran di Korsel Akan Mogok Kerja Tanpa Batas Waktu

1. 12 ribu dokter magang telah berhenti kerja sejak Februari

Unjuk rasa ini terjadi di tengah lambannya kemajuan antara pemerintah dan komunitas medis dalam melakukan dialog. Sekitar 12 ribu dokter magang telah meninggalkan pekerjaannya sejak akhir Februari lalu untuk memprotes rencana penambahan jumlah mahasiswa kedokteran, yang dinilai akan mempengaruhi kualitas pendidikan spesialis.

Para profesor di fakultas kedokteran, yang menjabat sebagai dokter senior di rumah sakit umum, juga baru-baru ini bergabung dalam aksi mogok kerja sebagai bentuk solidaritas terhadap dokter magang.

Pemogokan tersebut telah menyebabkan gangguan di rumah sakit dan memaksa sejumlah perawatan penting, termasuk kemoterapi, ditunda atau dibatalkan.

Kim Jeong-ae, yang putrinya sedang berjuang untuk pengobatan sindrom langka, mengatakan bahwa para pasien digunakan sebagai "pion" oleh komunitas medis.

“Apakah kamu akan melakukan ini jika pasiennya adalah putra dan putrimu?” kata Kim, dikutip RFI. Kepalanya dicukur sebagai bentuk protes.

2. Dokter di rumah sakit besar di Seoul mulai kurangi pelayanan pada Kamis

Di tengah perselisihan yang berkepanjangan, para dokter senior di Asan Medical Center, salah satu dari lima rumah sakit terbesar di Seoul, mulai mengurangi perawatan pasien pada Kamis. Mereka mengklaim bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk fokus pada perawatan pasien kritis di tengah kekosongan medis yang sedang berlangsung.

Kementerian Kesehatan juga mengatakan bahwa para profesor di Asan Medical Center tidak melakukan mogok total demi para pasien.

“Kami meminta para profesor kedokteran untuk menahan diri dari mengambil tindakan ekstrem, seperti pemogokan kolektif tanpa batas waktu,” kata Kim Guk-il, pejabat senior di kementerian tersebut.

Baca Juga: Bandara Korsel Tutup Landasan Pacu 3 Jam karena Balon Korut

3. Dokter magang diminta kembali bekerja

Kim juga mendesak para dokter magang untuk segera kembali ke rumah sakit, dan menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan upaya terbaik untuk membantu mereka menyelesaikan pelatihan.

“Pemerintah akan melakukan upaya terbaiknya untuk melakukan pembicaraan dengan komunitas medis, menanggapi suara putus asa pasien dan keluarga mereka,” tambah Kim.

Sementara itu, para dokter di Rumah Sakit Severance, Rumah Sakit Severance Gangnam, dan Rumah Sakit Severance Yongin telah menangguhkan perawatan pasien rawat jalan, operasi non-darurat, dan layanan lainnya sejak akhir bulan lalu.

Profesor fakultas kedokteran di Universitas Korea dan Universitas Nasional Chungbuk juga telah berjanji untuk melakukan aksi mogok kerja, masing-masing mulai tanggal 12 dan 26 Juli.

Baca Juga: Korsel Pertimbangkan Bakal Suplai Senjata ke Ukraina

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya