61 Migran Tenggelam dalam Kecelakaan Kapal di Libya

Para korban termasuk perempuan dan anak-anak

Jakarta, IDN Times - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan sekitar 61 migran tenggelam di Laut Mediterania setelah kapal mereka dihantam gelombang tinggi di lepas pantai Libya. Dalam keterangan pada Sabtu (16/12/2023), IOM menyebut para korban mencakup perempuan dan anak-anak.

Menurut keterangan dari korban selamat, kapal tersebut berangkat dari Zuwara, sebuah kota di barat laut Libya, dengan membawa 86 penumpang. Mereka berasal dari Nigeria, Gambia dan negara-negara Afrika lainnya. 

Badan PBB itu menambahkan bahwa 25 orang yang selamat telah dipindahkan ke pusat penahanan Libya dan diberi dukungan medis. Mereka semua kini dalam kondisi baik.

Baca Juga: PBB: Migran yang Diusir Pakistan Hadapi Risiko Keamanan di Afghanistan

1. Lebih dari 2.250 orang tewas di Mediterania tengah tahun ini

Mediterania tengah terus menjadi salah satu jalur migrasi paling berbahaya di dunia. Juru bicara IOM Flavio Di Giacomo mengatakan lebih dari 2.250 orang tewas akibat tenggelam saat melintasi rute tersebut tahun ini.

"Angka dramatis yang menunjukkan bahwa sayangnya tidak banyak upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa di laut," kata Di Giacomo dalam sebuah postingan di media sosial X.

Pada Juni, sedikitnya 78 orang tewas dan 100 lainnya berhasil diselamatkan setelah sebuah kapal nelayan tenggelam di lepas pantai selatan Yunani.

Baca Juga: Penjaga Perbatasan Libya Temukan 80 Migran Telantar di Padang Pasir

2. Italia menjadi tujuan sebagian besar migran

Libya merupakan salah satu titik keberangkatan utama bagi para migran yang mencoba melintasi Mediterania untuk mencapai Eropa. Mereka yang menempuh perjalanan berbahaya tersebut biasanya berharap untuk mendarat di Italia, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan ke negara-negara lain di Eropa.

Sebagian dari mereka berusaha melarikan diri dari konflik atau penganiayaan di negara asal mereka, sementara yang lainnya berusaha mencari pekerjaan. 

Menurut badan pengungsi PBB, lebih dari 153 ribu migran telah tiba di Italia tahun ini dari Tunisia dan Libya, dikutip BBC.

Baca Juga: Uni Eropa Dilaporkan Terlibat Pelanggaran HAM terhadap Migran di Libya

3. Beberapa pemimpin Eropa terapkan kebijakan keras untuk menangani gelombang pengungsi

Pada November, Perdana Menteri sayap kanan Italia Giorgia Meloni, mengumumkan pemerintahnya telah mencapai kesepakatan dengan Albania untuk melakukan pemrosesan dan penahanan migran yang tiba di Italia, sembari menunggu permohonan suaka mereka diperiksa. Namun, kesepakatan itu mendapat kritikan dari pihak oposisi di kedua negara dan kelompok hak asasi manusia.

Tindakan keras juga diambil oleh Yunani. Peradilan negara tersebut telah menindak organisasi-organisasi nonpemerintah yang bekerja dengan para migran, dan pemerintahan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis dituduh secara ilegal mendorong para pencari suaka kembali ke laut.

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya