Lebanon Dibom, Aktivis AS Protes Dukungan Washington terhadap Israel

Mereka menuntut embargo senjata terhadap sekutu AS tersebut

Intinya Sih...

  • Demonstrasi menentang dukungan militer AS terhadap Israel di beberapa kota AS pada Selasa (24/9/2024) dilakukan oleh kelompok koalisi ANSWER.
  • AS telah menyaksikan protes terkait perang Israel di Gaza, yang menewaskan lebih dari 41 ribu orang dan menyebabkan 2,3 juta penduduk mengungsi.
  • Israel menyatakan tindakannya sebagai pembelaan diri terhadap kelompok militan seperti Hamas dan Hizbullah, sementara AS tetap mempertahankan dukungannya terhadap Tel Aviv.

Jakarta, IDN times - Para pengunjuk rasa menggelar demonstrasi di beberapa kota di Amerika Serikat (AS) pada Selasa (24/9/2024) untuk menentang dukungan militer AS terhadap Israel di tengah meningkatnya risiko konflik besar di Timur Tengah. 

Menurut kelompok koalisi ANSWER, yang merupakan singkatan dari "Act Now to Stop War and End Racism", puluhan pengunjuk rasa berkumpul di Herald Square, New York City, pada Selasa malam dengan membawa spanduk bertuliskan "Jangan ganggu Lebanon sekarang" dan "tidak ada perang AS-Israel di Lebanon". 

Mereka meneriakkan "Jangan ganggu Timur Tengah," "Bebaskan Palestina," dan "Biden, Harris, Trump, dan Bibi; tak satu pun dari mereka diterima di kota kami," merujuk pada Presiden AS Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, mantan Presiden Donald Trump, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Protes lainnya yang lebih kecil juga terlihat di dekat Gedung Putih di Washington pada Selasa malam. ANSWER mengatakan, protes serupa juga diselenggarkan di kota-kota lainnya seperti San Francisco, Seattle, San Antonio, dan Phoenix.

  • https://www.reuters.com/world/us/activists-protest-us-support-israel-risks-rise-wider-middle-east-war-2024-09-25/
  • https://www.reuters.com/world/middle-east/israel-hezbollah-exchange-fire-after-lebanon-suffers-huge-casualties-2024-09-24/
  • https://www.bbc.com/news/articles/c748n1258z1o

1. Aktivis tuntut embargo senjata terhadap Israel

Selama beberapa bulan terakhir, AS telah menyaksikan protes terkait perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41 ribu orang dan menyebabkan 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut mengungsi. Perang ini dimulai setelah pejuang Hamas melakukan serangan di Israel selatan, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 dan menyebabkan sekitar 250 lainnya disandera.

"Serangan Israel di Lebanon dan pengepungan serta genosida yang sedang berlangsung di Gaza dimungkinkan oleh sejumlah besar bom, rudal, dan pesawat tempur yang disediakan oleh pemerintah AS," kata kelompok koalisi ANSWER dalam sebuah pernyataan, seraya menuntut embargo senjata terhadap sekutu AS tersebut.

Israel menyatakan bahwa tindakannya merupakan bentuk pembelaan diri terhadap kelompok militan seperti Hamas dan Hizbullah. Sementara itu, AS tetap mempertahankan dukungannya terhadap Tel Aviv selama perang tersebut, meskipun mendapat kritik dari dalam maupun luar negeri.

Pada Mei, Biden mengatakan bahwa dukungan AS untuk Israel tak tergoyahkan, sambil menyerukan gencatan senjata segera.

"Apa yang terjadi di Gaza bukanlah genosida. Kami menolak hal itu," kata Biden dalam acara Peringatan Bulan Warisan Yahudi Amerika di Gedung Putih.

Baca Juga: Israel Bom Lebanon, 492 Orang Tewas dan 1.645 Terluka

2. Serangan Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 560 orang

Dilansir Reuters, serangan Israel di Lebanon sejak Senin (23/9/2024) pagi telah menewaskan lebih dari 560 orang, termasuk 50 anak-anak, dan melukai 1.800 lainnya. Israel menyatakan bahwa pihaknya telah menyerang sasaran Hizbullah di Lebanon, sementara kelompok yang didukung Iran itu juga mengklaim telah menembakkan roket ke pos-pos militer Israel.

Situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya perang regional yang dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah. Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa mereka akan mengadakan pertemuan pada Rabu (25/9/2024) untuk membahas konflik tersebut.

"Lebanon berada di ambang kehancuran. Rakyat Lebanon – rakyat Israel – dan rakyat dunia – tidak dapat membiarkan Lebanon menjadi Gaza selanjutnya," kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

Sementara itu, Presiden Biden mengimbau agar semua pihak tetap tenang.

"Perang skala penuh tidak ada dalam kepentingan siapa pun. Meskipun situasi telah meningkat, solusi diplomatik masih mungkin," katanya di PBB.

Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, menilai pidato Biden tersebut tidak menjanjikan, dan mengatakan bahwa AS adalah satu-satunya negara yang dapat membuat perbedaan di Timur Tengah dan Lebanon, mengingat negara itu merupakan pemasok senjata terbesar di Israel.

"Amerika Serikat adalah kunci… keselamatan kami,” katanya dalam sebuah acara di New York City yang diselenggarakan oleh Carnegie Endowment for International Peace.

3. Ribuan keluarga dari Lebanon selatan mengungsi di tempat penampungan darurat di Beirut

Sementara itu, di Beirut, ribuan pengungsi yang melarikan diri dari Lebanon selatan berlindung di sekolah dan bangunan lainnya. Para relawan di Institut Teknis Bir Hassan membawa botol air, obat-obatan dan perlengkapan lainnya untuk para pendatang baru.

Rima Ali Chahine, 50 tahun, mengatakan bahwa tempat penampungan tersebut juga menyediakan popok, kue-kue, dan susu bagi anak-anak.

“Ini merupakan tekanan besar bagi orang dewasa dan anak-anak. Mereka kelelahan dan stres. Mereka tidak bisa tidur. Anak-anak – mereka hidup dalam kondisi yang mengerikan," ujarnya.

Maryam, 65 tahun, mengatakan bahwa dia melakukan perjalanan sepanjang malam bersama 12 kerabatnya dalam satu mobil kecil.

“Kami berkumpul dan pergi. Kami tidak ingin meninggalkan rumah kami, karena meninggalkan rumah itu sulit. Kami tiba di sini jam empat pagi. Dengan anak-anak kami. Karena anak-anak kami, kami pergi," tuturnya.

Baca Juga: Konflik Israel-Lebanon Bakal Jadi Isu Dominan Pada Sidang Umum PBB

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Lifelong learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya