Kosovo Minta Serbia Tarik Pasukannya dari Perbatasan 

Pristina tegaskan pihaknya siap lindungi teritorial mereka

Jakarta, IDN Times - Kosovo, pada Sabtu (30/9/2023), menuntut Serbia menarik pasukannya dari perbatasan dan mengatakan pihaknya siap melindungi integritas teritorial negara mereka sendiri.

“Kami menyerukan kepada Presiden Vucic dan lembaga-lembaga Serbia untuk segera menarik seluruh pasukan dari perbatasan dengan Kosovo,” kata pemerintah Kosovo dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.

“Pengerahan pasukan Serbia di sepanjang perbatasan dengan Kosovo adalah langkah Serbia selanjutnya untuk mengancam integritas wilayah negara kami," tambahnya. 

1. Ketegangan meningkat sejak serangan pria bersenjata pekan lalu

Ketegangan antara kedua negara telah meningkat sejak pekan lalu, ketika polisi Kosovo terlibat baku tembak dengan sekitar 30 pria Serbia yang bersenjata lengkap di desa Banjska, Kosovo utara. Tiga penyerang dan satu polisi tewas dalam kejadian itu.

Serangan tersebut telah memicu kekhawatiran baru mengenai stabilitas di Kosovo, yang mayoritas penduduknya beretnis Albania. Adapun wilayah itu mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008.

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, mengatakan kepada Financial Times bahwa dia tidak bermaksud memerintahkan pasukannya melintasi perbatasan ke Kosovo. Menurutnya, eskalasi konflik akan merugikan aspirasi Beograd untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE).

Baca Juga: PM Kosovo: Serbia Menginginkan Perang!

2. Kosovo dibantu AS dan UE untuk pertahankan integritas wilayahnya

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) pada Jumat (29/9/2023) mengatakan pihaknya memantau penempatan militer Serbia di sepanjang perbatasan Kosovo.

“Kosovo, melalui koordinasi dengan mitra internasional, semakin bertekad untuk melindungi integritas wilayahnya. Pengerahan ini juga mencakup pengerahan sistem antipesawat dan artileri berat," kata pemerintah Pristina.

“Pemerintah Republik Kosovo terus melakukan kontak dengan AS dan UE mengenai ancaman serius dari Serbia ini," sambungnya. 

Dilansir BBC, Ketua NATO Jens Stoltenberg pada Kamis (28/9/2023) mengatakan bahwa ia telah memberikan wewenang bagi pasukan tambahan untuk mengatasi situasi tersebut. Saat ini terdapat sekitar 4.500 personel Pasukan Kosovo (KFor) pimpinan NATO yang ditempatkan di negara itu.

Pada Jumat, Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) juga mengatakan bahwa pihaknya telah menyediakan satu batalion yang terdiri dari 500 hingga 650 tentara untuk KFor.

3. Sejarah konflik Kosovo-Serbia

Setelah pecahnya Yugoslavia pada 1990-an, Kosovo yang tadinya provinsi di bekas negara tersebut berusaha memerdekakan diri. Namun, Serbia menanggapi hal tersebut dengan tindakan keras terhadap etnis Albania.

Hal ini berakhir pada 1999 dengan kampanye pengeboman NATO terhadap Serbia, antara bulan Maret dan Juni. Pasukan Serbia lantas menarik diri dari Kosovo, namun bagi sebagian besar warga Albania dan Serbia Kosovo, konflik tersebut tidak pernah terselesaikan.

Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya pada 2008. Namun Serbia bersama dengan sekutu utamanya, China dan Rusia, tidak mau mengakuinya. Banyak orang Serbia menganggap Kosovo sebagai tempat kelahiran bangsa mereka. Namun dari 1,8 juta orang yang tinggal di wilayah tersebut, 92 persen di antaranya adalah etnis Albania dan hanya 6 persen yang merupakan etnis Serbia.

Baca Juga: Serbia, Panama dan Kuwait Resmi Teken Traktat Persahabatan ASEAN

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya