Korut Kecam Penjualan Helikopter Apache AS ke Korsel

Disebut sebagai tindakan provokatif

Intinya Sih...

  • Kementerian luar negeri Korea Utara mengecam rencana AS menjual helikopter Apache ke Korea Selatan sebagai tindakan provokatif.
  • Pejabat Korea Utara menuduh AS memperburuk konfrontasi militer dan meningkatkan risiko konflik baru di kawasan tersebut.
  • Korea Selatan dan AS telah memulai latihan tahunan Ulchi Freedom Shield (UFS) untuk meningkatkan kesiapan pertahanan terhadap ancaman militer Korea Utara.

Jakarta, IDN Times - Kementerian luar negeri Korea Utara pada Kamis (22/8/2024) mengecam rencana Amerika Serikat untuk menjual helikopter Apache ke Korea Selatan. Pihaknya menyebut langkah itu sebagai tindakan provokatif yang sengaja bertujuan untuk meningkatkan ketidakstabilan keamanan di wilayah tersebut.

Awal pekan ini, Pentagon mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui usulan penjualan 36 helikopter Apache dan barang-barang lainnya ke Korea Selatan senilai 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp54 triliun).

“Ini adalah tindakan provokatif yang ceroboh dan sengaja meningkatkan ketidakstabilan keamanan di kawasan,” kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara, menurut laporan KCNA pada Jumat (23/8/2024).

1. Korut akan ambil langkah-langkah tambahan untuk tingkatkan pertahanan diri

Pejabat tersebut menuduh Washington memperburuk konfrontasi militer, mengganggu keseimbangan militer, dan meningkatkan risiko terjadinya konflik baru di kawasan tersebut dengan memasok senjata mematikan kepada sekutu dan mitranya.

“Pencegahan strategis DPRK (nama resmi Korea Utara) akan semakin diperkuat untuk melindungi keamanan dan kepentingan nasional serta perdamaian regional,” kata pejabat itu, seraya berjanji bahwa Pyongyang akan terus melakukan aktivitas militer untuk meningkatkan pertahanan diri.

Baca Juga: China Dakwa Warga Jepang yang Ditahan atas Tuduhan Spionase

2. Korsel dan AS lakukan latihan militer gabungan sejak awal pekan

Korea Selatan dan AS telah memulai latihan tahunan Ulchi Freedom Shield (UFS) pada Senin (19/8/2024) dalam upaya untuk meningkatkan kesiapan pertahanan terhadap ancaman militer Korea Utara yang terus berkembang.

Menurut Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan, latihan militer selama 11 hari ini mencakup latihan pos komando berbasis simulasi komputer, latihan lapangan secara bersamaan, dan latihan pertahanan sipil.

Korea Utara telah lama mengecam latihan gabungan tersebut, dengan menyebutnya sebagai latihan invasi terhadap negaranya.

3. Pemerintah AS yang baru akan tinjau kembali kebijakan nuklir Korut

Sementara itu, Menteri Unifikasi Kim Yung-ho pada Kamis mengatakan bahwa pemerintahan AS yang baru akan menegaskan kembali tujuan jangka panjangnya untuk men-denuklirisasi Semenanjung Korea, terlepas dari hasil pemilihan presiden mendatang.

Pernyataan ini muncul setelah partai Demokrat dan Republik tidak menyertakan tujuan denuklirisasi Korea dalam platform mereka, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pemerintahan baru dapat menangani ancaman nuklir Korea Utara.

“Terlepas dari partai mana yang mengambil alih kekuasaan, saya yakin pemerintahan mendatang akan menilai kembali kebijakan Korea Utara sejak dini,” kata Kim saat konferensi pers dengan koresponden asing di Seoul, dikutip Yonhap.

“Saya berharap mereka akan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap denuklirisasi menyeluruh di Korea Utara, dan pemerintah kita juga akan terus berupaya ke arah itu,” tambahnya.

Baca Juga: Perusahaan AS Didenda karena Gunakan Suara AI Biden untuk Sebar Hoaks 

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya