Jerman Mau Deportasi Migran Afghanistan usai Kasus Penikaman

Ini berlaku bagi mereka yang menimbulkan ancaman keamanan

Intinya Sih...

  • Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, mempertimbangkan deportasi migran Afghanistan yang menimbulkan ancaman.
  • Jerman berhenti memulangkan migran ke Afghanistan setelah Taliban berkuasa. Namun insiden penikaman di Mannheim membuat pihak berwenang mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut.
  • Setidaknya enam orang terluka parah dan seorang polisi meninggal dunia akibat insiden penikaman oleh seorang pencari suaka asal Afghanistan di Mannheim.

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, mengatakan bahwa Berlin sedang mempertimbangkan kebijakan untuk mendeportasi migran Afghanistan yang menimbulkan ancaman di negara tersebut.

Jerman telah berhenti memulangkan migran ke Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada 2021. Kebijakan negara Eropa tersebut juga melarang pendeportasian ke negara-negara di mana seseorang dapat terancam kematian.

Namun setelah insiden penikaman di Mannheim pekan lalu, yang dilakukan oleh seorang pencari suaka asal Afghanistan, pihak berwenang kini mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut.

Baca Juga: Kanselir Jerman Peringatkan Rusia Tidak Macam-macam dengan NATO

1. Keamanan Jerman lebih utama

Faeser mengatakan bahwa dia telah mengkaji masalah itu secara intensif selama berbulan-bulan, dan berencana untuk mengambil keputusan sesegera mungkin.

“Bagi saya jelas bahwa orang-orang yang berpotensi menjadi ancaman terhadap keamanan Jerman harus segera dideportasi,” kata menteri tersebut kepada wartawan pada Selasa (4/6/2024), dikutip DW.

“Saya juga bersikukuh bahwa kepentingan keamanan Jerman jelas lebih penting daripada kepentingan pihak-pihak yang terkena dampak. Itulah sebabnya kami melakukan segala kemungkinan untuk menemukan cara mendeportasi penjahat dan orang-orang berbahaya ke Suriah dan Afghanistan," tambahnya.

2. Seorang polisi tewas dan 5 orang lainnya terluka akibat penikaman

Sedikitnya enam orang terluka parah akibat insiden penikaman di sebuah demonstrasi anti-Islam di kota Mannheim pada Jumat (31/5/2024). Seorang polisi kemudian meninggal dunia di rumah sakit pada Minggu (2/6/2024) akibat luka yang di deritanya.

Polisi menghentikan serangan tersebut dengan menembak penyerang hingga terluka. Tersangka kemudian diidentifikasi sebagai pria berusia 25 tahun asal Afghanistan. 

Menurut laporan tabloid Jerman Bild, tersangka tiba di Jerman sebagai pencari suaka pada Maret 2013. Meskipun pengajuan suakanya sempat ditolak, dia tidak dideportasi karena masih berusia 14 tahun saat itu.  Tersangka kemudian bersekolah dan menikah dengan seorang perempuan Jerman asal Turki pada 2019. Keduanya dianugerahi dua anak.

Pihak berwenang dilaporkan tidak menganggap tersangka sebagai suatu risiko. Tetangganya juga mengatakan bahwa pria itu tampaknya tidak memiliki keyakinan ekstremis.

Baca Juga: Jerman Janjikan Bantuan Militer Senilai Rp8,8 Triliun untuk Ukraina 

3. Kelompok sayap kanan AfD serukan kebijakan migran yang lebih ketat

Dilansir Reuters, dalam beberapa hari terakhir, kelompok sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) telah memanfaatkan serangan tersebut untuk menyerukan kebijakan migran yang lebih ketat.

“Pikiran kami tertuju pada semua pegawai negeri yang setiap hari harus mempertaruhkan nyawa mereka karena kebijakan migrasi dan keamanan yang salah arah,” kata salah satu pemimpin AfD.

Dalam koalisi tiga arah yang dipimpin oleh Partai Sosial Demokrat pimpinan Kanselir Olaf Scholz), Partai Hijau menentang rencana deportasi ke Afghanistan.

Baca Juga: 4 Orang Tewas akibat Banjir di Jerman Selatan

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya