Jerman Janjikan Bantuan Militer Senilai Rp8,8 Triliun untuk Ukraina 

Menhan Jerman sebut akan terus dukung Ukraina melawarn Rusia

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina senilai 542 juta dolar AS (sekitar Rp8,8 triliun) saat mengunjungi kota pelabuhan Odesa pada Kamis (30/5/2024).

Paket bantuan tersebut diresmikan oleh Pistorius bersama Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov.

“Kami akan terus mendukung Anda dalam kampanye defensif ini,” kata Pistorius dalam pertemuannya dengan Umerov pada Kamis malam. Ia menambahkan bahwa beberapa material tersebut akan segera dikirimkan.

Ini adalah kunjungan ketiga Pistorius ke Ukraina sejak sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada 2022. Perjalanan ke Odesa ini tidak diumumkan sebelumnya karena alasan keamanan. Sementara itu, Rusia dilaporkan terus mengintensifkan serangannya di timur negara itu.

1. Umerov desak sekutu untuk terus kirimkan senjata

Pada pertemuan itu, Umerov menekankan pentingnya pengiriman senjata lebih lanjut oleh sekutu. 

“Mitra kami harus menyediakan senjata sehingga kami dapat mendorong musuh kembali ke luar perbatasan (Ukraina) yang diakui secara internasional,” katanya.

Pasukan Ukraina di garis depan telah mengalami kekurangan amunisi setelah paket bantuan penting tertahan di Kongres AS selama lebih dari 6 bulan. Meskipun paket senilai 61 miliar dolar AS (sekitar Rp990 triliun) itu telah disetujui pada April, namun belum banyak senjata dan amunisi yang telah mencapai garis depan.

Baca Juga: Rusia Sebut Demonstrasi Akbar di Armenia Imbas Ketidakadilan

2. Bantuan mencakup amunisi, tank dan drone

Dilansir Kyiv Independent, paket bantuan baru dari Jerman itu dilaporkan mencakup amunisi untuk sistem pertahanan udara IRIS-T dan rudal SLS jarak pendek, drone pengintai, 1 juta butir amunisi senjata kecil, tank tempur Leopard 1, dan kendaraan lapis baja Marder.

Berlin juga akan mengirimkan suku cadang sistem artileri dan tank tempur Leopard ke Ukraina. Jerman sendiri adalah pemasok senjata terbesar ke Ukraina setelah Amerika Serikat (AS).

3. AS izinkan Ukraina gunakan senjatanya untuk serang wilayah Rusia

Ukraina telah meningkatkan tekanan terhadap sekutu-sekutunya, dengan mendesak mereka untuk mencabut pembatasan penggunaan senjata yang disediakan Barat terhadap sasaran militer di Rusia. Berlin berulang kali menentang gagasan tersebut karena khawatir akan meningkatkan eskalasi perang.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden diam-diam memberi wewenang kepada Kiev untuk menggunakan senjata yang dipasok AS ke sasaran militer di Rusia. Para pejabat AS, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa keputusan itu hanya berlaku untuk sasaran di Rusia dekat perbatasan dengan wilayah Kharkiv, di mana Moskow melancarkan serangannya pada 10 Mei lalu dan merebut beberapa desa.

“Presiden baru-baru ini mengarahkan timnya untuk memastikan bahwa Ukraina dapat menggunakan senjata yang dipasok AS untuk tujuan kontra-tembak di wilayah Kharkiv, sehingga Ukraina dapat membalas pasukan Rusia yang menyerang atau bersiap menyerang mereka,” kata salah seorang pejabat AS pada Kamis, dikutip Reuters.

Baca Juga: Polandia Buka Opsi Kirim Pasukan ke Ukraina untuk Perangi Rusia

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya