Israel Rekrut Pencari Suaka Asal Afrika untuk Berperang di Gaza

Mereka dijanjikan status izin tinggal permanen

Jakarta, IDN Times - Media Israel melaporkan bahwa badan pertahanan negara tersebut menawarkan status izin tinggal permanen kepada pencari suaka asal Afrika, jika mereka bersedia ikut berperang di Gaza.

Para pejabat pertahanan, yang berbicara secara off the record, mengatakan bahwa proyek tersebut akan dilaksanakan secara terorganisir dengan bimbingan penasihat hukum di lembaga pertahanan.

Rencana ini menuai kritik karena persoalan etika, terutama karena para pencari suaka akan mempertaruhkan nyawa mereka. Sejauh ini, belum ada pencari suaka yang terlibat dalam perang di Gaza yang diberikan status resmi.

1. Ada sekitar 30 ribu pencari suaka asal Afrika di Israel

Saat ini, terdapat sekitar 30 ribu pencari suaka asal Afrika di Israel, sebagian besar adalah pria muda. Sekitar 3.500 di antaranya merupakan warga negara Sudan dengan status izin tinggal sementara yang diberikan oleh pengadilan karena negara belum memproses dan memutuskan permohonan suaka mereka.

Sedikitnya tiga pencari suaka tewas selama serangan kelompok Palestina Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober. Sejak perang Israel di Gaza dimulai, banyak pencari suaka yang menjadi sukarelawan di bidang pertanian dan pusat komando sipil. Beberapa juga bergabung dengan militer Israel.

“Para pejabat pertahanan menyadari bahwa mereka dapat menggunakan bantuan para pencari suaka dan mengeksploitasi keinginan mereka untuk mendapatkan status permanen di Israel sebagai insentif,” kata Haaretz dalam laporannya.

Baca Juga: Israel Dihujani 55 Roket, Sebut dari Lebanon

2. Mereka yang direkrut akan menjalani dinas militer selama dua pekan

Salah seorang pencari suaka yang berinisial A mengatakan, pada bulan pertama perang di Gaza, dia menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai polisi dan memerintahkannya untuk melapor ke fasilitas keamanan. Di sana, dia bertemu dengan seorang pria yang memperkenalkan dirinya sebagai pejabat keamanan yang merekrut pencari suaka untuk militer.

Pejabat tersebut menjelaskan bahwa mereka yang bersedia direkrut akan menjalani pelatihan selama dua minggu. Dia juga berjanji bahwa gaji yang akan diterimanya selama dinas militer setara dengan gaji yang dia dapakan dari pekerjaannya saat ini.

"Saya bertanya, apa yang saya dapatkan? Meskipun sebenarnya saya tidak benar-benar mencari apa-apa. Tapi kemudian dia bilang, jika kamu mengikuti cara ini, kamu bisa mendapatkan dokumen dari Negara Israel. Dia meminta saya untuk mengirimkan fotokopi ID saya dan mengatakan bahwa dia akan mengurus hal-hal tersebut," kata A.

Tiba di Israel pada usia 16 tahun, A hanya memiliki status tinggal sementara di negara itu. Meskipun status ini memberinya sebagian besar hak yang juga dimiliki oleh warga negara Israel, ia harus memperbaruinya secara berkala dan tidak menjamin status permanen

A awalnya menerima tawaran tersebut, namun kemudian berubah pikiran tak lama setelah jadwal pelatihan militernya dimulai. Ia mengaku tidak tahu pasti mengapa dirinya dapat dihubungi oleh pejabat itu.

"Orang itu mengatakan kepada saya bahwa mereka mencari orang-orang spesial. Saya bertanya kepadanya apa yang membuat saya istimewa, dia tidak mengenal saya sama sekali," ujarnya.

3. Dianggap mengeksploitasi para pencari suaka

Beberapa sumber militer mengatakan bahwa lembaga pertahanan telah memanfaatkan pencari suaka dalam berbagai operasi. Banyak pihak telah mengkritik praktik ini, mengklaim bahwa Israel mengeksploitasi orang-orang yang melarikan diri dari negara asal mereka karena perang. Namun, segala bentuk kekhawatiran ini tidak dihiraukan.

"Ini adalah masalah yang sangat problematis. Keterlibatan para ahli hukum tidak membebaskan siapa pun dari kewajiban untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang kita usahakan untuk hidup di Israel," kata salah satu sumber. 

Kementerian Dalam Negeri Israel juga menjajaki kemungkinan merekrut anak-anak pencari suaka untuk bergabung dengan militer. Di masa lalu, Israel mengizinkan anak-anak pekerja asing untuk bertugas di militer dengan imbalan pemberian status kepada anggota keluarga dekat mereka.

Namun, badan pertahanan terkait mengatakan bahwa semua tindakannya dilakukan secara legal.

Baca Juga: Israel Bunuh Anak-anak di Gaza dan Tepi Barat secara Sengaja

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya