Israel Bunuh Anak-anak di Gaza dan Tepi Barat secara Sengaja

Israel disebut siapkan sniper untuk tembak anak-anak

Jakarta, IDN Times - Kelompok hak asasi manusia mengatakan, tentara Israel secara sengaja membunuh anak-anak Palestina di Jalur Gaza dan di Tepi Barat yang diduduki, ketika mereka sedang bermain atau menjalankan aktivitas normal seperti anak-anak lainnya.

Tala Abu Ajwa, seorang anak perempuan berusia 10 tahun dari Kota Gaza, termasuk di antara mereka yang terbunuh oleh pasukan Israel.

Pada 3 September, ia bermain sepatu roda dengan teman-teman dan saudara laki-lakinya di halaman rumahnya di daerah al-Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza. Beberapa menit kemudian, pasukan Israel menembakkan rudal ke flat di gedung tempat mereka tinggal. Serpihan dari ledakan tersebut mengenai leher Tala dan membunuhnya seketika.

“Begitu saya mendengar ledakan, saya bergegas memeriksa apa yang terjadi. Saya terkejut ketika melihat putri saya tergeletak di tanah dan darah menutupi tubuh dan sepatu skatingnya,” kata ayah Tala, Hussam Abu Ajwa, kepada The New Arab. 

“Putri saya ingin bermain dan bersenang-senang seperti anak-anak lainnya di dunia. Apa kesalahannya hingga dia terbunuh saat bermain?” ungkap pria tersebut sambil memegang sepatu roda milik putrinya yang telah tiada.

1. Tentara Israel merampas impian keluarga di Gaza

Video pendek yang menunjukkan tubuh Tala yang tak bernyawa, dengan masih mengenakan sepatu roda, tersebar luas di internet dan menuai simpati dari pengguna media sosial di seluruh dunia.

Hussam mengungkapkan bahwa di tengah konflik yang tak berkesudahan, putrinya tetap bermain dengan teman-temannya dengan harapan menemukan kebahagiaan dan melupakan tragedi perang.

“Saya bermimpi suatu hari nanti, saya akan memublikasikan video putri saya setelah dia dewasa dan lulus dari universitas untuk mengungkapkan kebanggaan saya padanya, namun tentara Israel merampas impian kami dan harapan akan masa depan yang lebih baik,” kata sang ayah dengan getir.

Sejak serangan kelompok Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41 ribu warga Palestina dan melukai sekitar 100 ribu lainnya.

“Dari total jumlah kematian, tentara Israel membunuh lebih dari 16 ribu anak di Gaza,” kata kementerian kesehatan Palestina.

Baca Juga: Israel Disebut Ingin Tutup Operasi UNRWA di Palestina

2. Perang di Gaza membunuh banyak warga tak berdosa

Siham Hamada, yang berasal dari Kota Gaza, juga berharap bisa mendokumentasikan momen kelulusan putranya, Mohammed, dari universitas. Namun, serangan udara Israel membunuh bocah 12 tahun itu pada April, ketika ia sedang bermain sepak bola bersama teman-temannya.

“Kami telah melarikan diri dari kematian berkali-kali, dan saya melindungi anak-anak saya selama pengungsian berulang kali, namun tampaknya tentara bersikeras membunuh anak-anak kami dan menghancurkan hidup kami,” kata Silham.

"Mengapa semua keheningan ini mendominasi dunia? Mengapa anak-anak kita dibunuh tanpa ada yang mendukung atau melindungi kita? Berapa lama tentara Israel akan terus membunuh kita dengan darah dingin?" tanyanya.

Ibu yang masih berduka itu mengungkapkan bahwa sebelum kematiannya, Mohammed berharap agar perang segera berakhir dan dia bisa kembali menjalani kehidupannya dengan normal.

"Saya berharap agar perang segera berakhir dan pembunuhan orang-orang tak bersalah di Gaza berhenti, karena sebagian besar korban adalah anak-anak, wanita, dan orang tua," ujar perempuan itu.

3. Sebanyak 141 anak di Tepi Barat dibunuh sepanjang Oktober-Juli

Sementara itu, laporan yang dirilis oleh Defense for Children International (DCIP) mengungkapkan bahwa sedikitnya 141 anak Palestina dibunuh oleh pasukan Israel dan pemukim di Tepi Barat yang diduduki dari 7 Oktober 2023 hingga 31 Juli 2024. 

Menurut laporan tersebut, sebagian besar korban ditembak di kepala atau badan dengan peluru tajam. Sebanyak 18 anak ditembak dari belakang, menunjukkan bahwa mereka tidak menghadapi penyerang saat dibunuh. Dalam banyak kasus, anak-anak menjadi sasaran penembak jitu, yang sering dikerahkan selama serangan militer ke komunitas Palestina di seluruh Tepi Barat.

Para peneliti mengatakan bahwa meskipun beberapa anak terbunuh dalam bentrokan antara pasukan Israel dan komunitas Palestina, penembak jitu secara rutin menargetkan anak-anak Palestina saat mereka menjalani aktivitas sehari-hari.

Dalam satu kasus, seorang anak berusia empat tahun bernama Ruqaya Jahalin ditembak saat berada di dalam mobil bersama ibunya di sebuah pos pemeriksaan dekat Beit Iksa di Tepi Barat tengah.

Sementara itu, Mahmoud Amjad Ismail Hamadneh, 15 tahun, ditembak di kepala, dada dan bagian tubuh lainnya oleh penembak jitu Israel saat pulang dari sekolahnya di Jenin dengan mengendarai sepeda.

Baca Juga: AS: Israel Harus Evaluasi Diri di Tepi Barat

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya