HRW: Israel Tangkap dan Siksa Petugas Medis Palestina di Gaza

Korban alami perlakuan tidak manusiawi selama di penjara

Intinya Sih...

  • Kelompok HAM melaporkan petugas kesehatan Palestina ditangkap dan disiksa di penjara Israel
  • Perlakuan buruk termasuk penyiksaan, ancaman pemerkosaan, dan kekerasan seksual terhadap dokter, perawat, dan paramedis
  • Petugas kesehatan ditahan tanpa dakwaan selama tujuh hari hingga lima bulan oleh pasukan Israel

Jakarta, IDN Times - Kelompok hak asasi manusia (HAM) melaporkan bahwa sejumlah petugas kesehatan Palestina ditangkap dari fasilitas medis di Gaza dan dikirim ke pusat-pusat penahanan di Israel, di mana mereka disiksa dan mengalami perlakuan buruk lainnya.

Laporan Human Rights Watch (HRW), yang dirilis pada Senin (26/8/2024), menyoroti dugaan penyiksaan, ancaman pemerkosaan dan kekerasan seksual oleh pasukan Israel, penolakan perawatan medis, serta kondisi penahanan yang buruk yang dihadapi oleh para dokter, perawat, dan paramedis sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober.

“Perlakuan buruk pemerintah Israel terhadap petugas kesehatan Palestina terus berlanjut dan perlu segera dihentikan,” kata Balkees Jarrah, direktur sementara wilayah Timur Tengah di HRW, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

“Penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya terhadap dokter, perawat, dan paramedis harus diselidiki secara menyeluruh dan dihukum secara pantas, termasuk oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC),” tambahnya.

1. Tahanan digantung dan diperkosa

Seorang paramedis, Walid Khalili, ditutup matanya dan dibawa ke fasilitas penahanan militer Sde Teiman, yang terkenal karena praktik penyiksaaanya. Dia menceritakan bahwa setelah penutup matanya dibuka, dia melihat puluhan tahanan digantung di langit-langit ruangan dengan rantai terpasang pada borgol mereka.

Khalili pun dirantai dan digantung seperti tahanan lainnya, mengenakan pakaian dan ikat kepala yang diikatkan pada kabel, dan disetrum dengan listrik.

“Ini sangat merendahkan martabat, sulit dipercaya. Saya membantu orang sebagai paramedis. Saya tidak pernah mengharapkan hal seperti ini," katanya kepada HRW. 

Sementara itu, paramedis lainnya yang ditahan di penjara al-Naqab mengungkapkan bahwa dia melihat seorang pria mengalami pendarahan dari bagian bawah tubuhnya.

"Tiga tentara memerkosanya secara bergiliran dengan (senapan serbu) M16. Tidak ada orang lain yang tahu, tapi dia memberitahu saya sebagai seorang paramedis. Dia ketakutan,” kata paramedis tersebut.

2. Dipaksa untuk mengaku sebagai anggota Hamas

Petugas kesehatan yang ditahan oleh pasukan Israel pada November-Desember mengatakan bahwa mereka ditangkap saat sedang bekerja di pusat kesehatan dan rumah sakit. Mereka tidak diberitahu alasan penangkapan mereka.

Seorang ahli bedah menceritakan bahwa ia sedang mengenakan pakaian operasi ketika pasukan Israel menahannya selama penggerebekan di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, Gaza, pada Desember.

“Tentara di mikrofon memerintahkan pria dan anak laki-laki berusia di atas 15 tahun untuk mengungsi dari rumah sakit…. Ketika mereka membawa kami keluar dari rumah sakit, mereka menyuruh kami untuk membuka pakaian dan hanya mengenakan pakaian dalam” ujarnya.

Laporan HRW menyebutkan bahwa para petugas kesehatan tersebut ditahan tanpa dakwaan selama tujuh hari hingga lima bulan. Mereka dipaksa untuk mengaku sebagai anggota Hamas dengan berbagai ancaman, termasuk penahanan tanpa batas waktu, pemerkosaan, dan pembunuhan anggota keluarga mereka di Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, pasukan Israel telah menahan sedikitnya 310 petugas kesehatan Palestina sejak 7 Oktober.

3. Penahanan tersebut menyebabkan runtuhnya sistem layanan kesehatan di Gaza

HRW mengatakan bahwa penahanan dan penyiksaan terhadap petugas kesehatan melanggar Konvensi Jenewa, khususnya pasal 3, yang menyatakan bahwa orang-orang yang tidak terlibat dalam konflik harus diperlakukan secara manusiawi, dan pasal 49 yang melarang pemindahan paksa individu di dalam wilayah pendudukan serta deportasi warga sipil dari wilayah pendudukan ke wilayah kekuasaan pendudukan.

Kelompok HAM tersebut menuding pemerintah Israel telah gagal memberikan pertanggungjawaban yang kredibel atas penyiksaan dan pelanggaran lainnya terhadap tahanan Palestina selama beberapa dekade.

Mereka juga mengatakan bahwa penahanan sewenang-wenang tersebut menjadi salah satu penyebab runtuhnya sistem layanan kesehatan di Gaza. Sejak dimulainya perang Israel, petugas medis terus berjuang untuk menjaga sistem layanan kesehatan di Gaza tetap berfungsi, meskipun fasilitas-fasilitas telah hancur, pasokan medis dan bahan bakar terbatas, serta serangan yang terus berlanjut.

Petugas medis di Gaza juga mempertaruhkan nyawa mereka untuk membantu warga yang terluka akibat serangan udara Israel. Bahkan, banyak paramedis menjadi sasaran pasukan Israel saat menjalankan tugas mereka.

Baca Juga: Takut Dipersekusi Israel, Anak Muda Palestina Batasi Aktivitas Digital

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya