G7 Desak Korut-Rusia Hentikan Transfer Senjata yang Melanggar Hukum

Rusia dituding gunakan senjata Korut untuk serang di Rusia

Intinya Sih...

  • G7 menyatakan kekhawatiran terhadap kerja sama senjata Rusia-Korut.
  • Pentagon menemukan bukti penggunaan senjata Korut oleh Rusia di Ukraina.
  • G7 meminta Korut untuk meninggalkan senjata nuklir dan program terkait lainnya.

Jakarta, IDN Times - Para menteri luar negeri Kelompok Tujuh (G7) menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap peningkatan kerja sama antara Rusia dan Korea Utara. Khususnya, transfer senjata dari Pyongyang ke Moskow untuk digunakan di medan perang di Ukraina.

“Kami sangat prihatin dengan semakin dalamnya kerja sama DPRK (Korea Utara)-Rusia yang merupakan pelanggaran nyata terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB. Kami menyerukan kepada DPRK dan Rusia untuk menghentikan transfer senjata yang melanggar hukum," kata mereka dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh presiden G7 di Italia pada Jumat (31/5/2024), dikutip The Moscow Times.

1. Laporan AS menyebut Rusia gunakan rudal balistik dari Korut di Ukraina

Pentagon, dalam laporannya yang dirilis pekan ini, mengatakan bahwa Rusia menggunakan rudal balistik dari Korea Utara di Ukraina berdasarkan analisis dari puing-puing yang ditemukan di medan perang. Korea Selatan juga menuduh Pyongyang mengirim ribuan kontainer amunisi ke Moskow.

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, membantah tuduhan tersebut awal bulan ini, dengan menyebutnya tidak masuk akal. Rusia juga mengatakan bahwa klaim Barat tentang kerja sama militernya dengan Korea Utara tidaklah akurat. Pihaknya menegaskan bahwa hubungan Moskow dan Pyongyang tidak ditujukan terhadap negara ketiga atau mengancam keamanan kawasan.

Sanksi PBB telah melarang Korea Utara untuk melakukan uji coba senjata apa pun yang menggunakan teknologi balistik. Namun, Moskow menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan (DK) PBB pada Maret untuk secara efektif mengakhiri pemantauan PBB terhadap pelanggaran tersebut.

Baca Juga: Vladimir Putin Janji Bangun 6 Reaktor Nuklir di Uzbekistan

2. G7 minta Korut tinggal program nuklir dan senjata lainnya

Dalam pernyataannya pada Jumat, G7 juga meminta Korea Utara untuk meninggalkan semua senjata nuklir, rudal balistik dan program terkait lainnya. Pihaknya menekankan bahwa diplomasi adalah satu-satunya cara untuk mewujudkan perdamaian abadi.

“Dengan menggunakan hak vetonya, Rusia berupaya menghilangkan informasi dan panduan objektif dan independen yang dibutuhkan semua negara anggota PBB untuk menerapkan resolusi mengikat Dewan Keamanan mengenai DPRK yang semuanya masih berlaku,” kata para menteri G7.

“Kami mendesak DPRK untuk menanggapi tawaran yang banyak dan tulus untuk kembali melakukan diplomasi, satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi di Semenanjung Korea."

Baca Juga: AS Tuding Rusia Beri Bantuan Teknologi untuk Korut dan Iran

3. Pernyataan tersebut dikeluarkan sehari setelah Korut lakukan uji coba rudal balistik

Dilansir Reuters, pernyataan dari negara-negara Barat tersebut muncul sehari setelah Korea Utara menembakkan serangkaian rudal balistik jarak pendek, yang disebut-sebut sebagai aksi unjuk kesiapan Pyongang untuk melancarkan serangan awal terhadap Korea Selatan.

Ketegangan di semenanjung Korea telah meningkat sejak Korea Utara tahun lalu membatalkan perjanjian tahun 2018, yang bertujuan untuk meredakan ketegangan di dekat perbatasan militer kedua negara. Adapun perjanjian itu dibuat berdasarkan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea pada 1950-1953.

Baca Juga: Korsel Tuding Rusia Gunakan Senjata Korut untuk Serang Ukraina

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya