Dokter AS Sebut Korban Jiwa di Gaza Lampaui 92 Ribu Orang

Lebih dari dua kali lipat dari yang dilaporkan otoritas Gaza

Jakarta, IDN Times - Puluhan tenaga medis Amerika Serikat (AS) yang menjadi sukarelawan di Jalur Gaza menulis surat ke Gedung Putih, untuk menggambarkan kondisi mengerikan di wilayah Palestina yang diblokade itu.

Dalam surat yang dikirim pekan lalu, ke-45 dokter, ahli bedah, dan perawat tersebut memberitahu Presiden Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, dan Ibu Negara Jill Biden bahwa mereka memperkirakan lebih dari 92 ribu orang telah tewas di Gaza, atau sekitar 4,2 persen populasi, sejak 7 Oktober. Jumlah ini jauh lebih tinggi daripada yang diketahui oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

Menurut pejabat kesehatan Gaza, jumlah korban tewas akibat serangan Israel telah mencapai lebih dari 39.300 orang, dengan 90.930 lainnya mengalami luka-luka. Perang dimulai ketika pejuang Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.139 orang dan mengakibatkan lebih dari 200 lainnya disandera.

1. Kurangnya air bersih dan sanitasi yang buruk memicu penyakit

Para sukarelawan medis mengatakan, kondisi kehidupan di Gaza semakin diperparah oleh kurangnya air bersih dan saluran pembuangan.

“Kami mendesak Anda untuk menyadari bahwa epidemi sedang berkecamuk di Gaza. Pengungsian yang terus-menerus dan berulang-ulang oleh Israel terhadap penduduk Gaza yang kekurangan gizi dan sakit, setengah dari mereka adalah anak-anak, ke daerah-daerah yang tidak memiliki air mengalir atau bahkan toilet benar-benar mengejutkan," tulis para profesional kesehatan, dikutip The National.

Tim medis sebelumnya mengumumkan bahwa enam sampel polio tipe dua telah terdeteksi di beberapa bagian Gaza sebagai akibat dari runtuhnya sistem layanan kesehatan dan kurangnya air bersih serta fasilitas kebersihan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (26/7/2024) mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan lebih dari 1 juta vaksin polio ke Gaza untuk mencegah anak-anak terinfeksi penyakit tersebut.

Selain polio, PBB juga telah melaporkan peningkatan kasus Hepatitis A, disentri dan gastroenteritis di wilayah tersebut.

Baca Juga: UNRWA: 9 dari 10 Orang Dipaksa Mengungsi di Jalur Gaza

2. Malnutrisi terjadi pada pasien dan tenaga medis

Selama bekerja di Gaza, para tenaga medis melaporkan bahwa malnutrisi yang meluas telah menimpa pasien dan rekan kerja mereka.

“Setiap dari kami mengalami penurunan berat badan dengan cepat di Gaza meskipun memiliki akses istimewa ke makanan dan telah membawa makanan tambahan yang kaya nutrisi,” tulis mereka.

Lembaga bantuan dan PBB telah memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan dan terus mendesak Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan masuk.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam pidatonya di hadapan Kongres AS pekan lalu, membantah pemerintahannya membatasi pasokan makanan ke Gaza. Ia bahkan mengklaim bahwa Israel mengizinkan lebih dari 40 ribu truk bantuan masuk ke wilayah Palestina tersebut.

3. Israel sengaja bunuh anak-anak

Selain itu, penulis surat juga menyebut Israel dengan sengaja membunuh anak-anak.

“Secara khusus, setiap orang dari kami setiap hari merawat anak-anak pra-remaja yang tertembak di kepala dan dada. Kami tidak percaya ada orang yang terus mempersenjatai negara yang dengan sengaja membunuh anak-anak ini setelah melihat apa yang kami lihat," ungkap mereka.

Badan Pertahanan Sipil di Gaza melaporkan, sedikitnya 13 warga Palestina, termasuk anak-anak, tewas, dalam dua serangan udara Israel di Khan Younis pada Minggu (28/7/2024).

Dalam video yang dibagikan oleh warga, tampak seorang pria menggendong jenazah anak kecil tanpa kepala, sementara seorang ibu berteriak dan menangis di dekat jenazah. Foto-foto yang beredar juga menunjukkan jenazah anak-anak yang hancur di koridor rumah sakit.

Baca Juga: Israel Bom Gaza Tengah, 30 Orang Tewas dan 100 Terluka

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya