Diduga Hancurkan Bukti Pemerkosaan, Mantan Rektor India Dibekuk

Ia ditangkap bersama dengan seorang polisi

Intinya Sih...

  • Mantan rektor perguruan tinggi kedokteran Kolkata ditangkap atas tuduhan menghancurkan barang bukti terkait pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang bulan lalu.
  • Protes nasional berlangsung setelah kematian korban, dengan CBI menuduh Ghosh melakukan perusakan bukti secara sengaja dalam kasus tersebut.
  • Dokter junior di Benggala Barat berjanji untuk melanjutkan protes sampai korban mendapatkan keadilan, didukung oleh ribuan demonstran yang menuntut keamanan bagi perempuan di India.

Jakarta, IDN Times - Badan investigasi federal India telah menangkap mantan rektor perguruan tinggi kedokteran di kota Kolkata, India, atas tuduhan menghancurkan barang bukti terkait dengan kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang bulan lalu.

Sandip Ghosh, mantan rektor RG Kar Medical College, sudah berada dalam tahanan polisi karena dugaan korupsi. Tuduhan baru terhadapnya diajukan dalam sebuah petisi yang diserahkan oleh Central Bureau of Investigation (CBI) ke pengadilan pada Sabtu (14/9/2024), dilansir dari Reuters. 

1. Seorang polisi juga ditangkap

Jenazah seorang dokter magang berusia 31 tahun ditemukan di ruang seminar kampus dengan tanda-tanda kekerasan seksual pada 9 Agustus. Kematiannya memicu protes nasional yang berlangsung selama berminggu-minggu.

Dalam petisinya, CBI menuduh Ghosh melakukan perusakan bukti secara sengaja dalam kasus tersebut. Ghosh dan orang-orang lainnya juga diduga menunda pengumuman kematian korban dan pengajuan laporan ke kepolisian, yang menyebabkan hancurnya bukti-bukti penting.

Menurut sumber yang mengetahui langsung masalah ini, CBI juga menangkap Abhijit Mondal, petugas yang bertanggung jawab di kantor polisi yang mengawasi perguruan tinggi tersebut, karena gagal melindungi tempat kejadian perkara (TKP).

"Kami akan menanggapi tuduhan tersebut di pengadilan," kata seorang pejabat senior kepolisian Kolkata.

2. Dokter junior berjanji untuk terus melanjutkan protes sampai keadilan ditegakkan

Para dokter junior di negara bagian Benggala Barat bagian timur telah berjanji untuk terus melanjutkan protes sampai korban mendapatkan keadilan.

Aksi mereka juga didukung oleh masyarakat. Ribuan pria dan perempuan telah melakukan demonstrasi di Kolkata dan kota-kota lainnya di seluruh India selama beberapa pekan demi menuntut keadilan bagi korban dan keamanan yang lebih baik bagi perempuan di tempat kerja.

Para aktivis mengatakan bahwa pemerkosaan dan pembunuhan dokter tersebut menunjukkan bagaimana perempuan di India masih menghadapi kekerasan seksual,  meskipun undang-undang yang lebih ketat telah diberlakukan setelah kasus pemerkosaan dan pembunuhan seorang mahasiswi di sebuah bus di New Delhi pada 2012.

3. Kejahatan terhadap perempuan di India terus meningkat

Dilansir dari Al Jazeera, kasus terbaru ini telah mendorong para politisi untuk memberlakukan hukuman yang lebih berat dan membentuk pengadilan jalur cepat khusus untuk kasus-kasus pemerkosaan. Pemerintah juga menerapkan hukuman mati bagi pelaku yang mengulang kejahatannya, namun upaya tersebut belum berhasil mengurangi angka kejahatan terhadap perempuan.

Menurut data dari Biro Catatan Kejahatan Nasional (NCRB) yang dirilis akhir tahun lalu, kejahatan terhadap perempuan di India meningkat 4 persen pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya

Baca Juga: Mahkamah Agung India Bebaskan Pemimpin Oposisi Arvind Kejriwal 

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya