China Hadiahkan Rp2 Juta bagi Pengantin Perempuan di Bawah 25 Tahun

Demi mendorong generasi muda menikah dan mempunyai anak

Jakarta, IDN Times - Daerah di China timur menawarkan hadiah sebesar seribu yuan (sekitar Rp2 juta) kepada pasangan yang mempelai perempuannya berusia 25 tahun atau lebih muda. Langkah ini dilakukan China untuk mendorong generasi muda menikah di tengah krisis demografi yang semakin parah.

Dalam pemberitahuan pada pekan lalu, Kabupaten Changshan di provinsi Zhejiang barat mengatakan, hadiah tersebut adalah upaya pemerintah untuk mempromosikan pernikahan di usia produktif dan memiliki anak.

Selain itu, pemerintah juga menawarkan program lainnya yang mencakup serangkaian subsidi untuk perawatan anak, kesuburan, dan biaya pendidikan bagi pasangan yang memiliki anak, dikutip dari Reuters.

1. Populasi China telah menurun drastis

Pada April, distrik di kota Shaoxing, Zhejiang, juga meluncurkan kebijakan yang mendorong pernikahan. Mereka menawarkan paket hadiah senilai seribu yuan kepada pengantin baru, meskipun tidak ada batasan usia yang ditentukan, dilansir SCMP.

Tahun lalu, China menyaksikan penurunan populasi pertamanya dalam enam dekade terakhir. Krisis demografi ini telah menjadi salah satu tantangan paling serius bagi perekonomian China yang sedang melambat.

Hal ini akan menimbulkan dampak yang beragam, mulai dari melemahnya pasar konsumen, menyusutnya jumlah tenaga kerja, hingga tantangan terhadap dana pensiun negara.

Untuk menyelamatkan China dari kemerosotan angka kelahiran, pemerintah di berbagai daerah telah menerapkan serangkaian tindakan, termasuk pemberian insentif dan cuti bagi para orang tua.

Namun, para ahli demografi mengatakan, dampak langsungnya tidak mungkin terjadi dan China harus beradaptasi dengan normal baru mengenai angka kelahiran yang rendah.

Baca Juga: China Sebut AS Pakai Nama Prabowo soal Laut China Selatan

2. Jumlah pernikahan di China mencapai rekor terendah tahun lalu

Menurut data pemerintah yang dirilis pada Juni, tingkat pernikahan mencapai rekor terendah pada 2022 yaitu 6,8 juta pernikahan. Dibandingkan 2021, jumlah pernikahan tahun lalu telah berkurang hingga 800 ribu.

Adapun di negara Tirai Bambu itu, usia pernikahan yang sah adalah 22 tahun untuk pria dan 20 tahun untuk wanita.

Untuk mendorong generasi muda menikah, para ahli demografi berpendapat bahwa perguruan tinggi di China harus mengakomodasi mahasiswa pascasarjana dan doktoral yang ingin memulai keluarga, dengan menawarkan dukungan keuangan dan kebijakan lainnya.

3. Faktor yang membuat pemuda tidak ingin menikah atau punya anak

Menurut laporan media pemerintah, tingkat kesuburan China, yang merupakan salah satu yang terendah di dunia, juga diperkirakan turun ke rekor terendah, yaitu 1,09 pada 2022.

Banyak perempuan enggan menambah anak atau bahkan tidak ingin mempunyai keturunan sama sekali, lantaran biaya penitipan anak yang tinggi dan keharusan untuk berhenti bekerja.

Di negara tersebut, diskriminasi gender dan stereotip tradisional mengenai perempuan yang mengasuh anak masih tersebar luas.

Selain itu, kekhawatiran terhadap kesehatan perekonomian China juga menjadi faktor utama yang membuat generasi muda tidak ingin menikah dan memiliki anak.

Baca Juga: Terima Telepon Kasar Terkait Limbah Fukushima, Jepang Ngeluh ke China 

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya