Australia: Israel Tidak Sengaja Bunuh Pekerja Bantuan Asing di Gaza

Serangan disebabkan kegagalan operasional yang serius

Jakarta, IDN Times - Australia mengatakan bahwa serangan Israel yang menewaskan pekerja bantuan internasional di Gaza pada April lalu bukan lah hal yang disengaja, melainkan akibat dari kegagalan operasional yang serius.

Tiga serangan udara Israel menghantam konvoi bantuan World Central Kitchen (WCK) di Gaza pada 1 April. Insiden tersebut menewaskan enam pekerja bantuan asing, termasuk Zomi Frankcom dari Australia, dan sopir Palestina mereka.

Pembunuhan tersebut menuai kecaman luas dari internasional, termasuk sekutu-sekutu Israel. Beberapa pihak bahkan menuduh Israel sengaja menargetkan para pekerja bantuan, namun Tel Aviv membantahnya.

1. Israel mengira konvoi bantuan tersebut dibajak oleh Hamas

Menurut tinjauan pemerintah Australia yang dirilis pada Jumat (2/8/2024), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meluncurkan rudal ke konvoi tersebut karena mengira petugas keamanan di dalam mobil sebagai pejuang Hamas.

Selain itu, informasi mengenai pergerakan konvoi WCK belum sampai ke tim IDF yang melakukan serangan. Kebingungan ini semakin parah karena para pejabat Israel tidak dapat berkomunikasi langsung dengan konvoi bantuan tersebut.

Tinjauan itu juga menyebutkan bahwa staf IDF telah melanggar prosedur standar dengan memerintahkan serangan kedua dan ketiga terhadap konvoi tersebut tanpa melakukan proses identifikasi lainnya.

“Dalam insiden ini, tampaknya kontrol IDF gagal, sehingga menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan kesalahan identifikasi, yang kemungkinan diperburuk oleh tingkat bias konfirmasi,” kata Marsekal Mark Binskin, yang melakukan perjalanan ke Israel untuk menyelidiki kematian tersebut, dikutip Reuters.

“Berdasarkan informasi yang saya peroleh, menurut penilaian saya, serangan IDF terhadap pekerja bantuan WCK tidak disengaja atau disengaja ditujukan terhadap WCK," tambahnya.

Baca Juga: Israel Tangkap Imam Masjid Al-Aqsa karena Doakan Haniyeh

2. Israel diharapkan meminta maaf dan beri kompensasi ke keluarga korban

Badan amal WCK, yang berbasis di Amerika Serikat (AS), menyediakan makanan ke daerah-daerah yang dilanda krisis kemanusiaan, bencana alam, dan konflik. Mereka menghentikan operasinya usai serangan itu, dan mengatakan bahwa WCK telah mengoordinasikan pergerakan konvoi mereka dengan militer Israel. Selain itu, kendaraan mereka juga memiliki tanda yang jelas.

IDF telah meminta maaf dan memecat dua komandan senior yang terlibat dalam serangan itu. Tiga komandan lainnya mendapatkan teguran resmi. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu tidak disengaja dan merupakan tragedi.

Binskin mengatakan bahwa penyelidikan Israel terhadap kematian tujuh staf WCK telah dilakukan secara tepat waktu, sesuai prosedur, dan memadai. Ia juga menyarankan Israel untuk memberikan permintaan maaf dan kompensasi bagi keluarga korban, namun tidak merekomendasikan agar Australia secara resmi menuntut hal tersebut dari Israel.

3. Australia minta Israel tingkatkan perlindungan terhadap pekerja kemanusiaan

Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan, Australia akan mendorong akuntabilitas penuh dari mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu, termasuk tuntutan pidana jika diperlukan.

“Advokat Jenderal Militer Israel masih memutuskan tindakan lebih lanjut,” katanya dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporan tersebut.

Wong menambahkan bahwa dia telah menulis surat kepada rekannya di Israel untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja kemanusiaan.

"Ini bukan insiden yang terisolasi. Kami telah melihat 250 pekerja bantuan tewas dalam konflik ini dan kami juga telah melihat kejadian baru-baru ini di mana kendaraan PBB ditembaki dan jelas bahwa masih banyak yang perlu dilakukan," ungkapnya.

Sementara itu, keluarga Frankcom menyebut tinjauan Australia atas insiden tersebut sebagai langkah awal yang penting. Mereka berharap Israel akan melakukan penyelidikan lebih lanjut yang diikuti dengan tindakan yang tepat.

Baca Juga: Australia Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Segera!

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya