500 Orang Lebih Tewas akibat Cuaca Panas di Pakistan

Suhu di kota Karachi melebih 40 derajat Celsius

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 5 ratus orang dilaporkan tewas akibat gelombang panas yang melanda Pakistan selatan selama hampir sepekan terakhir.

Layanan ambulans Edhi mengatakan bahwa mereka biasanya membawa sekitar 30-40 jenazah ke kamar mayat di kota Karachi setiap hari. Namun selama enam hari terakhir, mereka telah membawa sekitar 568 jenazah, dengan 141 di antaranya dibawa pada Selasa (25/6/2024).

Menanggapi banyaknya laporan kematian dari kamar mayat dan rumah sakit kota, Menteri Dalam Negeri Provinsi Sindh Zia Lanjar pada Selasa mengatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk memastikan penyebab kematian tersebut.

1. Kasus serangan panas banyak terjadi pada lansia

Peningkatan jumlah korban tewas terjadi ketika suhu di Karachi melonjak di atas 40 derajat Celsius, dengan kelembapan tinggi yang membuatnya terasa sepanas 49 derajat Celsius. 

Imran Sarwar Sheikh, kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Sipil Karachi mengatakan bahwa mereka merawat 267 orang yang menderita sengatan panas sejak Minggu (23/6/2024) hingga Rabu (26/6/2024). 12 di antaranya telah meninggal dunia.

“Sebagian besar orang yang kami lihat datang ke rumah sakit berusia 60-an atau 70-an, meski ada juga yang berusia sekitar 45 dan bahkan beberapa berusia 20-an,” kata Sheikh kepada BBC.

Gejala yang di alami pasien antara lain muntah, diare, dan demam tinggi.

“Banyak dari mereka yang kami lihat bekerja di luar. Kami telah memberitahu untuk memastikan mereka minum banyak air dan mengenakan pakaian tipis pada suhu tinggi ini," tambahnya.

Baca Juga: Pakistan Tangkap 23 Orang atas Pembunuhan Tersangka Penistaan ​​Agama

2. Pemadaman listrik makin mempersulit keadaan

Perjuangan Karachi untuk mengatasi suhu tinggi semakin diperparah dengan pemadaman listrik bergilir. Praktik ini umum terjadi di seluruh Pakistan untuk menjaga pasokan listrik.

Muhammad Amin termasuk di antara mereka yang menderita akibat hal tersebut. Kerabatnya mengatakan bahwa apartemen mereka mengalami pemadaman listrik terus-menerus.

Menurut keluarganya, Muhammad yang berusia 40-an tiba-tiba jatuh sakit, lalu meninggal. Penyebab kematiannya belum diketahui, namun keluarganya menduga ia meninggal akibat serangan panas.

Dilaporkan surat kabar Dawn, hampir 30 orang juga ditemukan tewas di jalan-jalan kota. Ahli Bedah Polisi Summiya Syed mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka diduga pecandu narkoba. Jenazah mereka tidak menunjukkan tanda-tanda cedera.

3. Gelombang panas akan berlangsung hingga pekan depan

Gelombang panas yang melanda Karachi diperkirakan akan berlangsung hingga pekan depan, dengan perkiraan suhu yang sedikit lebih rendah. Para ahli cuaca mengatakan bahwa musim hujan diperkirakan akan datang lebih awal dan membawa hujan hingga 60 persen lebih banyak.

“Ini karena perubahan iklim. Ini terjadi di seluruh dunia. Hal ini terjadi di Eropa. Mereka telah menghadapi panas yang hebat namun mereka telah mengambil tindakan untuk mengatasinya. Tetapi di sini, menyedihkan bahwa pemerintah belum mengambil tindakan yang efektif," ujar warga Karachi, Mohammad Zeshan, kepada Reuters

Para ahli sepakat bahwa fenomena cuaca ekstrem seperti ini menjadi lebih sering terjadi akibat perubahan iklim. Bulan lalu, provinsi Sindh mencatat suhu yang hampir memecahkan rekor, yaitu 52,2 derajat Celsius.

Suhu ekstrem juga terjadi di negara-negara tetangga Pakistan. Ibu kota India, New Delhi, dilaporkan mengalami gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan suhu harian melebihi 40 derajat Celsius sejak Mei.

Baca Juga: Youtuber Pakistan Tewas Ditembak Petugas Keamanan saat Ngonten

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya