401 Orang Ditahan di Rusia karena Peringati Kematian Navalny

Penangkapan terjadi di 36 kota

Jakarta, IDN Times - Polisi Rusia dilaporkan telah menahan 401orang di seluruh negeri pada acara peringatan dan demonstrasi untuk menghormati pemimpin oposisi Alexei Navalny, kritikus utama Presiden Vladimir Putin. Pihak berwenang menyatakan ia meninggal di penjara baru-baru ini.

Kelompok hak asasi manusia OVD-Info pada Sabtu (17/2/2024) mengatakan, penangkapan terbesar terjadi di St Petersburg dan Moskow, di mana Navalny memiliki dukungan kuat. Hingga Sabtu malam, lebih dari 200 orang ditahan di St. Petersburg.

“Di setiap departemen kepolisian mungkin terdapat lebih banyak tahanan daripada daftar yang dipublikasikan. Kami hanya mempublikasikan nama-nama orang yang kami punya pengetahuan yang dapat diandalkan dan yang namanya dapat kami publikasikan," kata OVD-Info, yang memantau protes di Rusia.

1. Orang-orang ditangkap di 36 kota

Otoritas penjara menyatakan Navalny jatuh pingsan dan meninggal pada Jumat (16/2/2024) setelah berjalan-jalan di tahanan Arktik, tempat dia menjalani hukuman 19 tahun penjara. Kematiannya menimbulkan kesedihan dan keterkejutan di antara para pendukungnya di seluruh dunia.

Peringatan spontan pun dilakukan di beberapa daerah, dan menyebabkan penangkapan ratusan orang di 36 kota, menurut OVD-Info.

Dilansir Reuters, puluhan warga Rusia berkumpul di dekat monumen para korban penindasan Soviet di St Petersburg pada Sabtu. Mereka meletakkan bunga dan lilin sebagai tanda berkabung, sementara beberapa lainnya menyanyikan himne. Sekitar 30 orang ditangkap tak lama setelah nyanyian selesai.

“Saya merasa sangat kasihan padanya dan negara kami. Saya ketakutan," kata seorang perempuan berusia 83 tahun yang menghadiri acara tersebut.

Dalam video dan foto yang beredar di media sosial, pihak berwenang terlihat menyingkirkan bunga-bunga yang diletakkan pengunjung di berbagai monumen di seluruh negeri.

Baca Juga: Diaspora Rusia di Eropa Gelar Demo atas Kematian Navalny

2. Rusia larang warganya berpartisipasi dalam unjuk rasa

Di Rusia, protes merupakan tindakan ilegal dan pihak berwenang menindak keras demonstrasi yang mendukung Navalny. Moskow pada Jumat juga telah memperingatkan warganya untuk tidak berpartisipasi dalam protes massal. 

OVD-Info mengatakan, polisi pada Sabtu memblokir akses ke tugu peringatan di kota Novosibirsk di Siberia dan menahan beberapa orang di sana serta di kota Siberia lainnya, Surgut.

Sebuah video dari Novosibirsk menunjukkan orang-orang menancapkan bunga merah di salju, lantaran polisi menghalangi akses ke tugu peringatan itu dengan garis polisi.

“Meskipun pihak berwenang berupaya untuk menghilangkan bunga tersebut, bunga tersebut tetap muncul,” lapor outlet berita online SOTA.

3. Kematian Navalny dinilai tidak berpengaruh pada pilpres Rusia

Alexei Muraviev, profesor studi strategis di Universitas Curtin, mengatakan bahwa kematian Navalny yang terjadi kurang dari sebulan sebelum pemilihan presiden Rusia, hanya akan berdampak kecil pada hasil pemilu.

“Navalny tidak memiliki pengaruh politik yang signifikan di Rusia. Dia mempunyai banyak pendukung, namun jika dibandingkan dengan keseluruhan proporsi pemilih konservatif di Rusia, mereka adalah minoritas,” kata Muraviev kepada Al Jazeera.

Sebaliknya, hal ini menurutnya dapat merugikan upaya presiden Rusia untuk membangun kembali dialog dengan Barat.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Navalny sebagai sosok yang berani melawan korupsi, kekerasan, dan semua hal buruk yang dilakukan pemerintahan Putin. Ia mengatakan bahwa pemimpin Rusia itu bertanggung jawab atas kematian aktivis tersebut.

Hal serupa juga diungkapkan oleh pemimpin Barat lainnya.

“Uni Eropa menganggap rezim Rusia bertanggung jawab atas kematian tragis ini,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

Kremlin, yang sejauh ini belum mengomentari kematian Navalny, menyebut reaksi para pemimpin Barat itu histeris dan tidak dapat diterima. Sementara, Kementerian Luar Negeri China pada Sabtu menolak berkomentar karena menganggapnya sebagai urusan internal Rusia.

Baca Juga: Rusia Batalkan Pembatasan Impor Pisang dari Ekuador

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya