120 Truk Myanmar Dibakar Pemberontak di Perbatasan China

Kekerasan di perbatasan China melonjak

Jakarta, IDN Times - Sekitar 120 truk yang membawa barang-barang ke Myanmar dilaporkan terbakar di wilayah perbatasannya dengan China. Media pemerintah pada Jumat (24/11/2023) melaporkan kebakaran itu dilakukan oleh pemberontak.

Insiden di kota Muse itu terjadi ketika Duta Besar China untuk Myanmar, Chen Hai, bertemu para pejabat tinggi di ibu kota, Naypyitaw, untuk membicarakan stabilitas di perbatasan. 

“Akibat aksi teroris ini sekitar 120 dari 258 kendaraan yang membawa barang-barang rumah tangga, konsumsi, pakaian dan bahan bangunan hancur akibat kebakaran,” lapor surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah. Laporan tersebut merujuk pada aliansi oposisi yang melancarkan serangan terhadap junta bulan lalu.

Namun, Li Kyar Win, juru bicara salah satu pasukan pemberontak, membantah membakar konvoi kendaraan tersebut, dan mengatakan bahwa mereka tidak melakukan serangan yang akan menghancurkan kepentingan rakyat, dilansir Reuters.

1. Pertempuran antara junta dengan etnis bersenjata meningkat

Militer Myanmar telah kehilangan kendali atas beberapa kota dan pos-pos militer di beberapa wilayah di negara itu, setelah kelompok etnis bersenjata melancarkan serangan terkoordinasi sejak akhir Oktober.

“Ini adalah tantangan terbesar yang harus dihadapi junta militer sejak kudeta 1 Februari 2021,” kata Thomas Kean, peniliti di International Crisis Group, LSM yang memantau konflik global, dikutip France24.

PBB mengatakan, lebih dari 2 juta orang terpaksa mengungsi di berbagai wilayah di Myanmar akibat meningkatnya pertempuran.

Awal pekan ini, sedikitnya 10 orang tewas akibat hantaman roket di kota Laukkai, di negara bagian Shan yang berbatasan dengan China. Baik juru bicara junta dan kelompok pemberontak yang beroperasi di wilayah tersebut mengecam insiden itu dan menolak bertanggung jawab.

Situasi yang semakin tidak kondusif ini telah menimbulkan kekhawatiran bagi China. Pada Jumat malam, Kedutaan Besar China di Myanmar telah mengeluarkan pemberitahuan yang meminta warga negara China yang berada di Laukkai untuk mengungsi sesegera mungkin, dengan alasan risiko keselamatan yang tinggi.

Baca Juga: Indonesia Lanjutkan Upaya Redam Konflik di Myanmar

2. China dan junta kerja sama berantas aktivitas kriminal di perbatasan

Sebelum serangan pemberontak terbaru, pejabat junta Myanmar telah melancarkan tindakan keras terhadap geng-geng yang menjalankan pusat penipuan internet di wilayah perbatasan. China mengklaim kegiatan kriminal tersebut telah menipu banyak rakyatnya.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Myanmar telah menyerahkan puluhan ribu tersangka penipuan telekomunikasi China pada bulan ini.

3. China juga berhubungan dengan faksi milisi Myanmar

China sendiri telah mendukung militer Myanmar sejak junta merebut kekuasaan pada 2021. Meski begitu, Beijing selama bertahun-tahun juga memiliki hubungan lintas batas dengan faksi-faksi di timur laut Myanmar, yang sering berada di luar kendali pemerintah pusat.

Pihak berwenang Myanmar juga telah lama curiga bahwa China mendukung beberapa faksi milisi.

Pada akhir pekan, puluhan pengunjuk rasa nasionalis berkumpul di luar kedutaan besar China di Yangon, dengan membawa spanduk dan poster yang mengkritik Beijing.

“Kami meminta pemerintah China untuk tidak mendukung kelompok teroris di wilayah utara,” demikian bunyi salah satu poster mereka.

Baca Juga: Jumlah Korban Sipil Akibat Ranjau Meningkat di Ukraina dan Myanmar

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya