10 Ribu Lebih Pekerja Kereta Bawah Tanah di Korsel Mogok Kerja

Mereka memprotes rencana PHK besar-besaran dari perusahaan

Jakarta, IDN Times- Lebih dari 10 ribu pekerja Metro Seoul, layanan kereta bawah tanah di ibu kota Korea Selatan, melancarkan aksi mogok kerja selama dua hari pada Kamis (9/11/2023). Mereka memprotes rencana perampingan perusahaan.

Pemogokan ini terjadi beberapa jam setelah negosiasi antara Seoul Metro dan dua serikat pekerjanya gagal, karena perbedaan pendapat mengenai rencana operator untuk mengurangi lebih dari dua ribu tenaga kerjanya pada 2026.

Akibat aksi pemogokan ini, layanan kereta bawah tanah tersebut diperkirakan akan mengalami perlambatan, terutama pada jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari.

Baca Juga: Pemerintah Korsel Perangi Kutu Busuk di Seluruh Negeri

1. Seoul Metro akan kurangi 2.212 karyawan pada 2026

Operator metro di Seoul telah bergulat dengan utang selama bertahun-tahun. Sebagian merupakan dampak dari layanan tumpangan gratis bagi warga lanjut usia. Sebab, negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia tersebut menghadapi populasi yang menua dengan cepat dan melonjaknya biaya kesejahteraan.

Dilansir Yonhap, Seoul Metro berencana mengurangi tenaga kerjanya sebesar 13,5 persen, atau 2.212 karyawan pada 2026 untuk mengatasi defisit kronisnya, dan menormalkan manajemen serta melakukan outsourcing beberapa tenaga kerja keselamatannya.

Namun, serikat pekerja mengklaim pengurangan tenaga kerja secara drastis dapat menyebabkan masalah, sehingga menuntut penarikan rencana tersebut. Pemogokan pada Kamis ini merupakan pemogokan kedua yang dilakukan serikat pekerja sejak aksi sebelumnya tahun lalu.

Baca Juga: 3 Alasan Indonesia Pilih Korsel untuk Kembangkan Industri Jet Tempur

2. Pemerintah akan memperluas layanan bus selama pemogokan

Untuk meminimalisasi ketidaknyamanan bagi masyarakat, pemerintah ibu kota dan Metro Seoul telah merekrut sekitar 13.500 pekerja alternatif untuk mengoperasikan layanan kereta bawah tanah.

Selain itu, pemerintah juga berencana memperluas layanan bus pada jam-jam sibuk selama periode pemogokan.

“Akibat pemogokan buruh, laju pengoperasian kereta bawah tanah jalur 1-8 diperkirakan akan melambat. Seoul Metro akan melakukan yang terbaik untuk segera menormalisasi operasi kereta bawah tanah melalui dialog dengan serikat pekerja," katanya.

3. Serikat pekerja tetap terbuka dengan negosiasi lebih lanjut

Menteri Ketenagakerjaan dan Perburuhan Korea Selatan Lee Jung-sik menyatakan penyesalannya atas pemogokan tersebut. Ia mengatakan akan mengupayakan kompromi seraya menanggapi tindakan ilegal apa pun.

Lee juga menyerukan upaya untuk mengekang utang operator metro tersebut, yang mencapai 1,7 triliun won (sekitar Rp20 triliun) tahun lalu.

Bulan lalu, Seoul menaikkan tarif metro untuk pertama kalinya sejak 2015, yaitu sekitar 12 persen, sebagai bagian dari upaya mengurangi utang. Meski begitu, tumpangan gratis untuk lansia tetap berlaku.

“Pada saat warga Seoul menanggung beban kenaikan tarif, serikat pekerja tidak bertanggung jawab jika mengabaikan hal ini dan melakukan pemogokan,” kata Lee di Facebook, dikutip Reuters.

Serikat pekerja telah berjanji untuk melanjutkan negosiasi demi menormalisasi operasi kereta bawah tanah sesegera mungkin, namun mereka mengatakan perusahaan harus mengambil sikap yang bijaksana dalam rencana pengurangan tenaga kerjanya.

Baca Juga: Korsel Tangkap 4 Pembelot Korut di Perbatasan Laut

Fatimah Photo Verified Writer Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya