Lapisan Es di Greenland Menyusut, Kondisi Cuaca Jadi Penyebab

Lapisan itu menyumbang 40 persen kenaikan permukaan laut

Greenland, IDN Times - Lapisan es di Greenland dikabarkan telah menyusut dengan jumlah rekor pada tahun 2019 lalu dan kondisi cuaca menjadi penyebab di balik semua ini. Lapisan tersebut juga menyumbang sekitar 40 persen kenaikan permukaan laut secara global. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menurut hasil penelitian, Greenland mengalami penurunan lapisan es terbesar sejak pencatatan dimulai pada tahun 1948

Lapisan Es di Greenland Menyusut, Kondisi Cuaca Jadi PenyebabSituasi di lapisan es Greenland. pixabay.com/dassel-989431

Dilansir dari aljazeera.com, lapisan es di Greenland telah mengalami penyusutan yang menyebabkan terjadinya lelehan besar. Hal ini bukan hanya dikarenakan oleh suhu yang semakin meningkat, tetapi juga pola sirkulasi atmosfer yang semakin sering terjadi karena adanya perubahan iklim, yang menunjukkan para ilmuwan mungkin meremehkan ancaman terhadap penyusutan es. Menurut guru besar riset dari Lamont-Doherty Earth Observatory, Columbia University, Marco Tedesco, mengatakan apa yang dilakukan selama ini memiliki implikasi besar bagi tempat lain di seluruh dunia.

Tak hanya itu saja, menurut hasil penelitian mencatat Greenland mencatat penurunan lapisan es terbesar sejak pertama kali melakukan pencatatan pada tahun 1948 lalu. Sekitar 600 miliar ton air tahun 2019 lalu hilang di mana jumlah tersebut akan berkontribusi sekitar 1,5 milimeter (0,05 inci) dari kenaikan permukaan laut. Tak hanya itu saja, kondisi sebaliknya dengan memperlihatkan cuaca cerah yang tak biasa di sekitar Greenland menempatkan dunia dalam resiko tinggi.

Seperti yang diketahui, lapisan es di Greenland mencakup 80 persen pulau dan bisa menaikkan permukaan laut secara global hingga 7 meter atau setara 23 kaki jika mencair seluruhnya. Lebih dari setengah kerugian yang didapat tahun 2019 bukan disebabkan oleh suhu yang semakin meningkat, melainkan sistem cuaca bertekanan tinggi yang tidak biasa terkait dengan kondisi pemanasan global.

2. Penelitian tersebut menggarisbawahi resiko yang terkait dengan pembakaran bahan bakar fosil

Lapisan Es di Greenland Menyusut, Kondisi Cuaca Jadi PenyebabIlustrasi bahan bakar fosil. pixabay.com/publicdomainpictures-14

Greenland telah berkontribusi sekitar 20-25 persen kenaikan permukaan laut secara global selama beberapa dekade terakhir. Jika emisi karbon terus tumbuh, bagian ini dapat meningkat menjadi sekitar 40 persen pada tahun 2100 mendatang. Meskipun demikian, ada ketidakpastian yang cukup besar mengenai bagaimana pencairan es akan berkembang di kawasan Antartika, yang tak lain merupakan lapisan es terbesar di Bumi.

Kebanyakan model yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memproyeksikan hilangnya lapisan es Greenland di masa depan tidak menangkap efek dari perubahan pola sirkulasi atmosfer. Itu artinya model seperti itu secara signifikan meremehkan pencairan es di masa mendatang. Dampak perubahan iklim yang disebabkan kebakaran hutan hingga mencairnya lapisan es di Kutub Utara yang berlangsung lebih cepat ketimbang yang pernah diantisipasi oleh sebagian besar para ilmuwan.

Dengan demikian, hasil penelitian ini merujuk terkait dengan penggunaan bahan bakar fosil. Seperti yang diketahui, suhu rata-rata di kawasan Kutub Utara telah meningkat 2 derajat Celcius sejak pertengahan abad ke-19, dua kali lipat rata-rata secara global.

3. Pada Desember 2019 lalu, pihak NASA dan ESA menemukan hasil penelitian mengejutkan

Lapisan Es di Greenland Menyusut, Kondisi Cuaca Jadi PenyebabIlustrasi situasi di sekitar Greenland. pixabay.com/barni1-773830

Pada bulan Desember 2019 lalu, menurut studi dari NASA dan European Space Agency (ESA), sebuah lapisan es di Greenland sebelumnya telah kehilangan sekitar 3,8 triliun ton es antara tahun 1992 hingga 2018. Studi ini menggabungkan sekitar 26 dataset satelit independen yang melacak efek pemanasan global terhadap Greenland. Hasil temuan ini memperkirakan sekitar 3-5 inci atau setara dengan 70-130 mm kenaikan permukaan laut global pada tahun 2100, sejalan dengan proyeksi kasus terburuk sebelumnya jika kecepatan rata-rata hilangnya es masih berlanjut.

Perubahan pada lapisan es di kawasan Greenland dan Antartika sangat penting bagi kehidupan masyarakat, karena secara langsung berdampak pada permukaan laut global, yang merupakan akibat dari perubahan iklim. Saat gletser dan lapisan es mencair, mereka menambahkan lebih banyak air ke lautan. Peningkatan laju pemanasan global telah mempercepat hilangnya berat es Greenland dari 25 miliar ton per tahun sekitar tahun 1990an menjadi rata-rata saat ini 234 miliar ton per tahun.

Dengan demikian, hasil tersebut menunjukkan es di kawasan Greenland mencair rata-rata 7 kali lebih cepat dibandingkan pada saat awal periode penelitian.

Baca Juga: 6 Fakta Seputar Greenland, Pulau Terbesar di Bumi yang Gak Hijau

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya