Dianggap Membawa Virus Corona, Para Pelajar Afrika di Tiongkok Diusir

Ini merupakan bentuk pelecehan rasisme secara langsung

Beijing, IDN Times - Kasus virus corona di Tiongkok semakin hari semakin berkurang, namun para pelajar Afrika yang datang ke Tiongkok jusru dituding membawa virus corona sehingga sebagian besar dari mereka diusir. Hal ini justru telah terjadi bentuk pelecehan rasisme secara langsung. 

1. Duta besar dari berbagai negara di Afrika menuntut penjelasan dari Menteri Luar Negeri Tiongkok 

Dianggap Membawa Virus Corona, Para Pelajar Afrika di Tiongkok DiusirIlustrasi seseorang sedang berada di dalam rumah demi mencegah virus corona. pixabay.com/geralt-9301

Dilansir dari aljazeera.com, para pelajar dan ekspatriat dari negara-negara Afrika di Tiongkok mengalami pengusiran serta mendapatkan perlakuan yang tidak baik karena khawatir dianggap menyebarkan virus corona di Tiongkok. Para duta besar dari negara-negara Afrika menuntut penjelasan Menteri Luar Negeri Tiongkok terkait masalah ini yang dinilai merupakan bentuk diskriminasi.

Dalam beberapa hari terakhir ini, orang-orang Afrika yang berada di Guangzhou telah diusir dari apartemen mereka walaupun telah ikut tes virus corona dan beberapa kali tanpa diberikan hasil yang jelas yang mengakibatkan mereka mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Para komunitas mahasiswa dan ekspatriat dari negara-negara Afrika di Tiongkok telah merasakan kekhawatiran berarti hingga saat ini. 

Baca Juga: Warga Mesir Hadang Ambulans Jenazah COVID-19 yang Akan Dimakamkan

2. Pihak pemerintah Tiongkok membantah tudingan perlakuan diskriminasi

Dianggap Membawa Virus Corona, Para Pelajar Afrika di Tiongkok DiusirIlustrasi seseorang terkena positif virus corona. pixabay.com/geralt-9301

Atas tudingan tersebut, pemerintah Tiongkok melalui seorang pejabat Kementerian Luar Negeri, Liu Baochun, mengatakan lewat konferensi pers pada hari Minggu, 12 April 2020, waktu setempat bahwa pemerintah Guangzhou memberlakukan tindakan anti virus pada siapapun yang memasuki kota dari perbatasan lintas nasional tanpa memandang ras, kebangsaan, ataupun jenis kelamin. Pihak kedutaan besar Tiongkok di negara-negara Afrika juga menolak tuduhan bahwa orang Afrika sengaja dijadikan sebagai sasaran masalah ini.

Kawasan Guangzhou memang sudah lama dikenal memiliki komunitas penduduk Afrika terbesar di Tiongkok. Karena banyak sekali orang-orang Afrika di kota tersebut memiliki visa bisnis jangka pendek, mereka melakukan perjalanan ke Tiongkok beberapa kali dalam setahun sehingga sulit untuk menghitung populasi yang pasti dari komunitas mereka. Hingga pada tahun 2017, sekitar 320.000 orang Afrika memasuki atau meninggalkan Tiongkok melalui Guangzhou.

Para penduduk dari benua Afrika mengatakan permusuhan terhadapnya bukanlah hal yang baru, namun di tengah penyebaran virus corona yang semakin meluas justru semakin hubungan para penduduk Afrika dengan warga lokal di Tiongkok semakin tegang. Sejak awal April 2020, para penduduk Afrika, terutama berasal dari Nigeria, terdeteksi positif virus corona yang membuat sebagian besar penduduk Guangzhou semakin khawatir akan keberadaan mereka.

3. Hubungan antara Tiongkok dengan negara-negara di Afrika

Dianggap Membawa Virus Corona, Para Pelajar Afrika di Tiongkok DiusirIlustrasi bendera Tiongkok. pixabay.com/sw1994-598315

Hubungan antara Tiongkok dengan beberapa negara di Afrika telah terjalin lama sejak beberapa dekade lalu di tengah sentimen anti Tiongkok. Hingga saat ini, sebanyak 1 juta warga Tiongkok diperkirakan tinggal di negara-negara Afrika. Bahkan, Tiongkok memposisikan dirinya sebagai teman bagi negara-negara Afrika di tengah mereka juga sedang berusaha memerangi virus corona.

Seorang pejabat setempat, Li Mingzhu, mengatakan awal bulan April 2020 ini telah mengirimkan tim medis ke negara-negara Afrika selama 57 tahun dan akan terus menawarkan bantuan kepada negara-negara Afrika untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memerangi wabah virus corona. Sayangnya, tidak semua negara Afrika puas akan apa yang dilakukan oleh Tiongkok. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, mengatakan Tiongkok akan menyelesaikan kesulitan yang dihadapi negara-negara Afrika melalui konsultasi saluran diplomatik.

Seperti yang diketahui, benua Afrika saat ini memiliki jumlah kasus virus corona paling sedikit dibandingkan benua-benua lainnya hingga saat ini. Kasus tertinggi di benua Afrika justru terjadi di Afrika Selatan dengan jumlah kasus sebanyak 2.173 kasus, diikuti oleh Mesir (2,065 kasus), Aljazair (1.914 kasus), dan Tunisia (707 kasus). Sedangkan di Tiongkok sendiri sudah mencapai total kasus sebanyak 82.052 kasus dan jumlah penambahan kasus di Tiongkok sendiri mengalami penurunan drastis dan kini hanya memperoleh jumlah penambahan kasus sebanyak 99 kasus per tanggal 12 April 2020 ini.

Baca Juga: Cerita WNI di Belanda: Warga Mulai Beraktivitas pada Musim Semi

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya