Uni Eropa Tidak Akui Hasil Pemilu Venezuela yang Menangkan Maduro

Meragukan kredibilitas hasil pilpres Venezuela

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE), pada Senin (5/8/2024), menyatakan tidak akan mengakui hasil pilpres Venezuela yang memenangkan Presiden Nicolas Maduro. Penolakan tersebut karena Venezuela tidak bersedia mempublikasikan hasil pilpres dengan transparan.  

Pekan lalu, Amerika Serikat (AS) mengakui kemenangan calon presiden oposisi, Edmundo Gonzalez Urrutia karena mendapatkan suara mayoritas. Washington menyebut punya bukti nyata bahwa Maduro kalah dalam pilpres tahun ini. 

1. Desak hasil pilpres Venezuela diverifikasi oleh lembaga internasional

Perwakilan Luar Negeri UE, Josep Borrell, menekankan bahwa hasil pilpres di Venezuela tidak disertai bukti-bukti pendukungnya. Ia menyebut penundaan publikasi hasil pilpres hanya akan meragukan kredibilitas hasilnya. 

"Tanpa bukti-bukti pendukungnya, hasil pilpres Venezuela yang dipublikasi parsial pada 2 Agustus lalu tidak dapat diakui kebenarannya. Segala bentuk upaya untuk penundaan publikasi penuh hasil perolehan suara hanya akan memicu keraguan terhadap kredibilitas institusi yang bersangkutan," tuturnya, dilansir Politico.

"Dengan ini, Uni Eropa menekankan agar dilakukan verfikasi lanjutan dari pihak independen, jika memungkinkan hasil pilpres di Venezuela harus diverifikasi oleh entitas internasional yang punya reputasi baik," tambahnya. 

Baca Juga: AS Akui Kemenangan Oposisi Venezuela dalam Pemilu

2. Sebanyak 7 negara UE tolak hasil pilpres Venezuela

Sehari sebelumnya, pemimpin dari 7 negara anggota UE mendesak Venezuela untuk mempublikasikan hasil perolehan suara resmi secara penuh untuk membuktikan bahwa Presiden Nicolas Maduro menang dalam pilpres tahun ini. 

"Kami menyatakan kekhawatiran besar kami terkait situasi politik di Venezuela dan mengecam keras segala ancaman maupun penangkapan massal terhadap demonstran di Venezuela, terutama kepada oposisi politik," terang ketujuh pemimpin saat berada di Istana Elysee, Prancis. . 

Pernyataan itu sudah ditandatanganni oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni, PM Spanyol Pedro Sanchez, PM Belanda Dick Schoof, PM Polandia Donald Tusk, dan PM Portugal Luis Montenegro. 

3. Maduro kecam pernyataan UE dan Borrell

Pada hari yang sama, Presiden Maduro mengecam pernyataan UE dan Borrell mengenai kekhawatiran terhadap situasi di negaranya. Ia pun membandingkan pada situasi di negaranya usai pemilu 2018. 

"UE kembali bernyanyi, sama seperti UE yang mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido pada 2019. UE dan Borrell memalukan, ini memalukan bahwa mereka memicu perang di Ukraina dan sekarang berupaya mencuci tangannya," tegasnya, dilansir EFE

Maduro juga menampik tudingan UE mengenai kekerasan dan penekanan terhadap demonstran yang menolak hasil pilpres pekan lalu. 

"Sekarang, dia (Borrell) melihat terdapat upaya represi dalam membubarkan demonstrasi damai di Venezuela. Kapan personel kami menyerang penduduk, rumah sakit, sekolah, bus, kereta bawah tanah?" sambungnya. 

Baca Juga: Negara Amerika Latin Kompak Tolak Hasil Pemilu Venezuela

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya