Ukraina Tuduh Rusia Sebarkan Zat Berbahaya di Medan Perang

Klaim Rusia lakukan pelanggaran

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Ukraina, pada Senin (24/6/2024), mengungkapkan bahwa Rusia menggunakan sejumlah bahan kimia di medan perang dalam sebulan terakhir. Padahal, bahan kimia dilarang digunakan dalam peperangan karena sangat berbahaya. 

Pertempuran Rusia-Ukraina masih terus belanjut di Kharkiv dalam beberapa pekan terakhir. Kedua negara terus melancarkan serangan misil dan drone yang menyasar sejumlah target fasilitas energi dan kilang minyak di teritori kedua negara. 

1. Ditemukan 715 amunisi berbahan kimia sepanjang bulan Mei

Ukraina Tuduh Rusia Sebarkan Zat Berbahaya di Medan PerangTentara Ukraina. (x.com/DefenceU)

Militer Ukraina mencatat adanya 715 kasus di mana militer Rusia menggunakan amunisi yang berisi bahan kimia berbahaya sepanjang Mei. Jumlah ini meningkat signifikan dibanding sebulan lalu yang jumlahnya hanya 271 kasus. 

Dilansir Ukrinform, metode utama Rusia adalah menyebarkan granat K-51 dan RG-VO menggunakan drone. Bahan kimia tersebut mengakibatkan gejala dengan berbagai tingkat keseriusan kepada personel militer Ukraina. 

"Selama berlangsungnya invasi Rusia ke Ukraina, musuh sudah tidak hanya menggunakan senjata konvensional, mereka juga melengkapi amunisinya dengan bahan kimia berbahaya, terutama CS (2-Chlorobenzalmalononitrile)," terangnya. 

Totalnya, mulai 15 Februari 2023 hingga 24 Mei 2024, Rusia disebut sudah meluncurkan 2.698 senjata dengan bahan kimia di medan perang. 

Baca Juga: Rusia Salahkan AS Atas Serangan Ukraina ke Krimea

2. Militer Ukraina sebut penggunaan bahan kimia CS dalam perang dilarang

Berdasarkan Konvensi Larangan Pengembangan, Produksi, Penyimpanan, Penggunaan Senjata Kimia dan Kerusakannya pada 13 Januari 1993, CS tidak termasuk dalam senjata kimia, tapi dimasukkan ke dalam bahan yang berfungsi untuk mengontrol kerusuhan. 

Sementara, bahan pengontrol antihuru-hara bisa mengakibatkan kerusakan sensor dan iritasi secara fisik yang tidak terlihat di dalam jangka waktu pendek. 

Militer Ukraina mengklaim bahan antihuru-hara memang tidak dapat dikategorikan ke dalam senjata kimia, tapi penggunaannya untuk pertempuran tidak dapat diperkenankan sesuai dalam paragraf 5 dalam konvensi tersebut. 

Pihaknya menyebut bahwa penggunaan senjata kimia maupun antihuru-hara diklaim melanggar aturan yang berlaku dalam peperangan. 

3. Rusia gunakan bahan kimia untuk memenangkan perang

Ukraina Tuduh Rusia Sebarkan Zat Berbahaya di Medan PerangTentara Rusia saat menjalani latihan militer. (twitter.com/mod_russia)

Pada Maret lalu, Duta Besar Ukraina di Belanda Oleksandr Karasevych mengatakan, militer Ukraina sudah menemukan berbagai ancaman dari Rusia menggunakan bahan kimia beracun yang dilarang. 

"Rusia secara konsisten dan terus menerus melanggar aturan perang dan melanjutkan penggunaan racun kimia yang dilarang oleh Konvensi Senjata Kimia kepada tentara Ukraina untuk ekspansi militernya," ungkapnya. 

Ia menambahkan bahwa dokumen kasus tersebut dan permintaan bantuan medis dari pasukan Ukraina adalah bukti pelanggaran aturan dalam Konvensi Senjata Kimia yang dilakukan negara agresor. 

Baca Juga: Jerman Berencana Pulangkan Pengungsi Ukraina yang Nganggur

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya