Ukraina Sebut Senjata Korea Utara jadi Masalah Besar Militernya

Mempercepat strategi serangan Rusia ke Ukraina

Jakarta, IDN Times - Kepala Direktorat Intelijen Militer Ukraina (HUR) Kyrylo Budanov, pada Minggu (15/9/2024), menyebut bahwa senjata asal Korea Utara (Korut) menjadi kekhawatiran militer Ukraina saat ini. Ia mengklaim Rusia terus mendatangkan pasokan rudal balistik dari Korut. 

Pada akhir Agustus, Badan Intelijen Pertahanan Korea Selatan (Korsel) mengungkap dugaan pengiriman 13 ribu kontainer berisikan senjata ke Rusia sejak pertengahan 2022. Dugaan pengriman senjata ini muncul seiring eratnya relasi Rusia-Korut di tengah perang di Ukraina. 

1. Sebut Korut mengirimkan senjata dalam jumlah besar ke Rusia

Melalui acara Yalta European Strategy (YES) ke-20, Budanov mengatakan bahwa dukungan Korut kepada Rusia adalah masalah terbesar negaranya karena bersedia mengirimkan senjata dalam jumlah besar. 

"Masalah terbesar yang kami hadapi berasal dari Korut. Suplai amunisi dari Korut sangat buruk bagi kami dan sejauh ini tidak ada yang dapat kami lakukan untuk menghentikannya. Maka, Ukraina dapat menilai suplai Korut ketika masuk Rusia dan melihat dampaknya kemudian," terangnya, dikutip Newsweek.

"Pyongyang jauh berada di atas negara-negara pendukung Rusia lainnya, seperti Iran dan China. Mereka sudah memberikan ancaman nyata kepada Ukraina. Jumlah senjata dari Korut ke Rusia jauh melampaui negara-negara lainnya," tambahnya. 

Ia menilai bantuan persenjataan ke Rusia dalam jumlah besar akan mempermudah Moskow untuk melancarkan serangan di medan perang melawan tentara Ukraina. 

Baca Juga: Ukraina Minta Sekutu Barat Beri Izin Serang Militer Rusia 

2. Rusia disebut ingin menyudahi perang dengan kemenangan pada 2025

Ukraina Sebut Senjata Korea Utara jadi Masalah Besar MiliternyaTentara Rusia yang diterjunkan ke Ukraina. (twitter.com/mod_russia)

Budanov menambahkan, Rusia berencana mempercepat kemenangan di Ukraina. Moskow bahkan diklaim berniat menyudahi perang di Ukraina pada 2025. 

"Ketika masuk 2025 menuju awal 2026 adalah masa-masa kritis bagi mereka. Mereka ingin menyudahi perang dengan kemenangan, karena melihat kalkulasinya jika mereka tidak menang, mereka akan kehilangan harapan melihat Rusia sebagai sebuah negara adidaya dalam 30 tahun ke depan," tutur Budanov, dikutip Kyiv Post

Ia menyebut Rusia akan menghadapi sebuah masalah pada musim panas 2025 karena kombinasi dari tekanan ekonomi, finansial, dan sosio-politik. Ia menekankan bahwa rekrutmen militer Rusia menjadi sebuah masalah besar. 

"Pada saat itu, mereka akan menghadapi pilihan, entah untuk mengumumkan mobilisasi lagi atau mengurangi intensitas serangan. Ini akan menjadi suatu masalah besar dan krusial bagi mereka," sambungnya. 

3. Rusia disebut sudah meluncurkan 65 rudal balistik asal Korut

Pada Februari 2024, Badan Keamanan Ukraina (SBU) sudah mengungkap bahwa Rusia menembakkan lebih dari 20 rudal Hwasong-11 atau yang dikenal dengan nama KN-23 dan KN-24 ke dalam teritori Ukraina. Serangan pada Desember 2023 itu diketahui sudah menewaskan belasan warga sipil Ukraina. 

Wakil Asisten Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Robert Koepcke mengungkapkan pada awal September, bahwa Rusia meluncurkan setidaknya 65 rudal balistik asal Korut ke Ukraina. 

Menurut pakar dari International Institute for Strategic Studies, Fabian Hinz mengungkapkan bahwa pengiriman rudal Korut ke Rusia akan memberikan keuntungan bagi Pyongyang. Penggunaan senjata itu akan mengungkap akurasinya dalam sebuah peperangan yang sebenarnya. 

Sementara itu, Korut tetap konsisten melanjutkan program pengembangan senjata misil, termasuk pengembangan rudal jarak pendek tipe KN-23, meskipun sudah mendapat sanksi dari PBB dan protes keras dari Ukraina. 

Baca Juga: Rumania Kecam Serangan Rusia ke Kapal Kargo Ukraina

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya