Ukraina Disebut Bantu Pemberontak Tuareg Lawan Wagner di Mali

Wagner alami kekalahan terbesar di Afrika

Jakarta, IDN Times - Pemberontak Tuareg di Mali, pada Jumat (2/8/2024), mengungkapkan bahwa Ukraina ikut membantu dalam kemenangan melawan tentara Mali dan pasukan pembunuh bayaran Wagner pada Juli. Pihaknya menyebut Ukraina memberikan informasi intelijen dan pelatihan kepada pasukannya.

Setelah kudeta militer pada 2020, Grup Wagner Rusia sudah berpartisipasi membantu militer Mali melawan pemberontak di bagian utara. Pada tahun lalu, Amerika Serikat (AS) sudah menjatuhkan sanksi kepada Wagner di Mali yang diduga menyelundupkan peralatan militer ke Rusia. 

1. CSP-DPA mengaku bekerja sama dengan Ukraina melawan Wagner

Juru Bicara Badan Intelijen Militer Ukraina (HUR), Andriy Yusov, mengatakan bahwa pihaknya sudah bekerja sama dengan pemberontak di Mali bagian utara. Ia mengklaim memberikan informasi soal operasi militer pasukan Wagner Rusia di Mali. 

"Kami sudah memberikan mereka informasi yang sangat berguna dan tidak hanya membuat mereka dapat melancarkan operasi militer dengan sukses kepada pelaku kriminal asal Rusia. Namun, kami jelas belum dapat mengatakan semua ini secara detail," terangnya, dikutip Le Monde

Sementara itu, pemberontak Strategic Framework for the Defense of the People of Azawad (CSP-DPA) mengaku sudah bekerja sama dengan HUR untuk melancarkan operasinya melawan junta militer Mali. 

"Kami memang punya hubungan dengan Ukraina, tapi hubungan ini sama seperti yang kami miliki dengan lainnya, seperti Prancis, Amerika Serikat, dan lainnya," ungkap juru bicara CSP-DPA, Mohamed Elmaouloud Ramadane.

Baca Juga: Wali Kota Paris Anugerahi Atlet Ukraina Penghargaan Tertinggi 

2. Pemberontak CSP-DPA klaim bunuh ratusan tentara Mali dan Wagner

Pada Kamis (1/8/2024), CSP-DPA mengklaim berhasil membunuh ratusan pasukan gabungan paramiliter Wagner dan tentara Mali di Tin Zaouatine, perbatasan Mali-Aljazair. Ia menyebut 84 tentara Mali dan 47 pasukan Wagner tewas dalam serangannya. 

"Selain tewasnya ratusan pasukan Wagner dan tentara Mali, kami memastikan bahwa pasukan musuh tewas atau terluka serius dan sudah dikirimkan ke Kidal. Jasad mereka masih ada di dalam kendaraan tempur dan truk militer," ungkapnya. 

"Kami sudah memulihkan diri setelah banyak senjata yang disita musuh, termasuk mengambil kembali sejumlah persenjataan. Ini adalah kemenangan besar kami. Sedangan untuk Wagner, ini adalah kekalahan terbesarnya di Afrika," sambungnya. 

Di sisi lain, kelompok Jama'at Nasr al-Islam wal-Muslimin (GSIM) mengklaim sudah melancarkan serangan kepada tentara Mali pekan lalu. Mereka menyebut serangannya berbeda dari yang dilancarkan CSP-DPA. 

3. Rusia berniat tingkatkan kapabilitas militer Mali

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergey Lavrov, sudah berbicara dengan Menlu Mali mengenai tambahan bantuan dalam bidang sosial-ekonomi dan kapabilitas personel militer, serta pelatihan kepada tentara Mali. Namun, kedua pihak tidak membahas soal serangan terbaru. 

Dilansir Reuters, Rusia sudah bekerja sama dengan Mali, Burkina Faso, dan Niger yang dipimpin oleh junta militer dan sudah membantuk aliansi pertahanan tersendiri. Ketiga negara sudah mendekatkan diri dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir. 

Di sisi lain, konflik dan krisis keamanan di ketiga negara Afrika Barat tersebut masih belum selesai hingga saat ini. Pada awal 2024, kelompok Tuareg sudah menolak perjanjian perdamaian pada 2015 dan menyatakan perang terhadap pemerintah Mali untuk memperjuangkan kemerdekaan wilayah Azawad. 

Baca Juga: Ukraina Klaim Berhasil Jatuhkan 89 Drone Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rama

Berita Terkini Lainnya