UE Makin Perkasa di Asia Tengah, Lawan Dominasi Rusia? 

Negara Asia Tengah coba imbangi kedekatannya dengan Rusia

Jakarta, IDN Times - Presiden Dewan Eropa Charles Michel, pada Kamis (27/10/2022), mengadakan kunjungan ke Kazakhstan dalam acara KTT Uni Eropa (UE)-Asia Tengah. Pertemuan ini diketahui sebagai langkah untuk mendekatkan hubungan UE dan negara-negara Asia Tengah. 

Acara ini sudah direncanakan sejak awal Oktober dan diketahui menjadi pertemuan resmi pertama antara UE dan Asia Tengah. Pasalnya, negara pecahan Uni Soviet di kawasan Asia Tengah selama ini dikenal berada di bawah pengaruh kuat politik dan ekonomi Rusia. 

1. Michel serukan penguatan demokrasi di Kazakhstan

Pada kunjungan pertamanya ke Astana, Michel bertemu langsung dengan Presiden Kassym-Jomart Tokayev. Ia menyebut bahwa Kazakhstan merupakan rekanan penting UE dan pemain penting dalam ranah internasional di kawasan Asia Tengah. 

"Asia Tengah dan Eropa semakin mendekat dan menjadi lebih terkoneksi dari sebelumnya. Kami menginisiasi Konferensi Konektivitas Subtansial UE-Asia Tengah yang akan diselenggarakan di Uzbekistan bulan depan," papar Michel, dilansir RFE/RL.

"Kami menggarisbawahi pentingnya investigasi penuh, jujur, dan transparan dalam menanggapi protes antipemerintah pada Januari lalu, yang mengakibatkan tewasnya 238 orang di Kazakhstan. UE akan membantu memperkuat demokrasi, menghargai hak asasi manusia, dan fundamental kebebasan sebagai elemen utama dari kooperasi," tambahnya.

Baca Juga: PM Hungaria Kritik Uni Eropa dalam Perayaan Revolusi 1956

2. Pemimpin Asia Tengah apresiasi kerja sama dengan Uni Eropa

UE Makin Perkasa di Asia Tengah, Lawan Dominasi Rusia? suasana acara KTT UE-Asia Tengah di Astana, Kamis (27/10/2022). (twitter.com/president_uz)

Menanggapi kedatangan Michel ke Astana, Presiden Tokayev dan pemimpin Asia Tengah lainnya menekankan pada hasil kooperasi multilateral selama 30 tahun terakhir. Mereka menyerukan komitmen pembangunan kekuatan, diversifikasi, dan kerja sama mutual. 

"Saya ingin menekankan bahwa UE adalah salah satu pihak yang pertama kali mengakui Asia Tengah sebagai kawasan yang bersatu sesuai sejarah dan budayanya. Selama lebih dari 30 tahun, hubungan kita terus terbangun dan menguatkan kedaulatan, kebebasan, dan integritas teritorial di negara-negara Asia Tengah," kata Tokayev, seperti dikutip dari The Astana Times.

Pemimpin Asia Tengah juga mengapresiasi kontribusi UE dalam mengintensifikasi pembangunan ekonomi setelah pandemik dan membantu menyelesaikan tantangan sosial ekonomi akibat COVID-19 serta mempromosikan kooperasi lintas batas negara. 

"Dunia di sekitar kita sangat cepat berubah. Asia Tengah ada di posisi yang tidak menguntungkan karena terjebak di tengah tensi geopolitik. Hari ini, sangat penting untuk memperkuat kerja sama dan kooperasi di jantung Eurasia. Saat-saat sulit ini, kami, rakyat Asia Tengah dan Eropa harus terus membangun jembatan bukan tembok," tegas Tokayev. 

3. Kazakhstan imbangi relasi dengan Rusia dan Uni Eropa

UE Makin Perkasa di Asia Tengah, Lawan Dominasi Rusia? Bendera Kazakhstan di Nur Sultan. (instagram.com/startswithanf)

Menurut analis politik, Dosym Satpayev, Kazakhstan dan negara Asia Tengah lainnya sudah bersikap netral menanggapi invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu. Ini terutama setelah dijatuhkannya sanksi bertubi-tubi dari Barat kepada Rusia. 

Dilaporkan The Moscow Times, negara-negara Asia Tengah yang selama ini menjadi sekutu terdekat Rusia tidak memberikan dukungan ataupun kecaman atas aksi Rusia ke Ukraina. Akan tetapi, hal ini justru merenggangkan relasi negara Asia Tengah dengan Rusia. 

Bahkan, pada Juni lalu, Tokayev sempat beradu argumen dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, soal penolakannya terkait pengakuan kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk. Kemudian, Rusia menganeksasi teritori Ukraina tersebut ke dalam wilayahnya. 

Alhasil, ketegangan itu membuat Rusia sempat memblokir akses pipa migas Kazakhstan yang melewati negaranya. Kebijakan itulah yang menginisiasi Kazakhstan untuk membangun pipa alternatif ke Eropa melalui Laut Kaspia, Azerbaijan, Georgia, dan Turki. 

Baca Juga: Putin Sebut Dominasi Barat Segera Berakhir: Rusia Tidak Bisa Didikte!

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya