Rusia Protes Jerman soal Investigasi Pipa Nord Stream

Khawatir berakhir tanpa terungkapnya pelaku

Intinya Sih...

  • Pemerintah Rusia memprotes Jerman terkait investigasi ledakan pipa gas Nord Stream di Laut Baltik pada 2022.
  • Menteri Luar Negeri Rusia mendesak Jerman untuk memberikan jawaban terkait insiden serangan teroris di Nord Stream.
  • Kepala Kebijakan di Kantor Kepresidenan Polandia menilai campur tangan pemerintahnya dalam sabotase pipa Nord Stream tidak beralasan.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Rusia, pada Senin (19/8/2024), memprotes Jerman terkait dengan proses investigasi ledakan pipa gas alam Nord Stream di Laut Baltik pada 2022. Pihaknya menyebut investigasi ini berpotensi ditutup tanpa terungkapnya siapa pelaku peledakan sebenarnya. 

Pekan lalu, Jerman mendesak Polandia untuk menangkap instruktur selam Ukraina yang diduga sebagai pelaku peledakan pipa gas alam tersebut. Pada Februari lalu, Swedia sudah menutup penyelidikan kasus ledakan pipa Nord Stream dan menyerahkan kepada tim investigasi Jerman. 

1. Desak Jerman berikan semua jawaban yang diminta Rusia

Rusia Protes Jerman soal Investigasi Pipa Nord StreamMenteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. (twitter.com/mfa_russia)

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mendesak Jerman untuk memberikan semua jawaban yang diminta Rusia soal insiden serangan teroris di pipa gas alam Nord Stream pada 2022. 

"Jerman harus menjawab semua pertanyaan. Pertama, mereka harus menghentikan penolakan fakta yang sebenarnya mereka temukan. Ketika setidaknya ada informasi yang kami inginkan lewat saluran resmi, tapi terungkap di surat kabar dan secara bersamaan di tiga media besar," terangnya, dikutip Tass

Ia menambahkan bahwa Ukraina tidak mungkin dapat melancarkan serangan di Nord Stream tanpa bantuan dari Amerika Serikat (AS). 

"Sekarang kami melihat upaya menyalahkan semuanya kepada petugas yang mabuk di mana bersama-sama dengan pebisnis yang berpesta dengan mereka. Entah mereka disewa seseorang atau memutuskan untuk belajar menyelam sendiri. Ini tidak serius," tandasnya. 

Baca Juga: Drone Hizbullah Menyusup ke Rumah Benjamin Netanyahu

2. Rusia mengusulkan investigasi dari lembaga internasional

Lavrov menekankan bahwa semua operasi dan investigasi ini berfungsi untuk mengalihkan perhatian publik di Jerman dan seluruh dunia dari siapa pelaku yang sebenarnya. 

"Kami akan memaksa investigasi dari lembaga internasional yang transparan untuk mengungkap kasus ini. Ini adalah sebuah hal memalukan untuk Jerman yang hanya diam dalam menerima suplai energi jangka panjang dan kemajuan ekonominya selama bertahun-tahun dari gas Rusia," ungkapnya. 

Dilaporkan Polskie Radio, Kepala Kementerian Luar Negeri Rusia urusan Eropa, Oleg Tyapkin ikut mengkritisi investigasi Jerman dan mengklaim terdapat potensi kasus ini berakhir tanpa ditemukan pelaku yang harus bertanggung jawab. 

"Kami sudah memprotes Jerman dan negara-negara lain yang mengikuti obligasinya di bawah konvensi anti-teroris PBB. Kami secara formal sudah mengajukan protes secara bilateral mengenai ini, termasuk dengan Jerman," tuturnya. 

3. Polandia tolak dugaan terlibat dalam ledakan pipa Nord Stream

Rusia Protes Jerman soal Investigasi Pipa Nord Streamilustrasi pipa gas alam di Jerman (unsplash.com/quinten149)

Kepala Kebijakan di Kantor Kepresidenan Polandia, Mieszko Pawlak mengungkapkan bahwa ikut campurnya pemerintah Polandia dalam sabotase pipa Nord Stream di Laut Baltik sama sekali tidak beralasan. 

"Pernyataan ini benar-benar tidak beralasan. Pemimpin investigasi ini adalah August Hanning yang sudah memimpin ketika Jerman dipimpin oleh Gerhard Schroeder dan saat itu pilar Nord Stream 1 sudah didirikan. Sebagai kepala intelijen, ia memalukan dan berperan penting dalam investasi ini," ujarnya, dilansir Reuters.

Protes ini datang setelah Hanning mengungkapkan dalam majalah Die Welt, bahwa terdapat persetujuan antaran Presiden Polandia dan Ukraina untuk melancarkan serangan di pipa gas Nord Stream. 

Sebagai informasi, pipa gas alam Nord Stream merupakan pipa gas terpenting bagi Jerman untuk memenuhi kebutuhan gas alamnya dari Rusia sebelum pecahnya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022. 

Baca Juga: Menlu AS Sebut Israel Setujui Gencatan Senjata Gaza

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya