Rusia Pertimbangkan Kembalikan Hukuman Mati di Negaranya

Sebagai hukuman paling berat kepada para teroris

Jakarta, IDN Times - Sejumlah politikus senior di Rusia, pada Minggu (24/3/2024), mengusulkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengembalikan vonis hukuman mati di negaranya. Pernyataan ini menyusul serangan teroris di Crocus City Hall akhir pekan lalu. 

Berdasarkan informasi terbaru, penembakan massal di Moskow mengakibatkan 137 orang tewas dan 140 lainnya luka-luka. Ribuan warga Moskow juga terlihat mengantre untuk mendonorkan darahnya kepada korban yang terkena luka tembak. 

1. Wacana hukuman mati

Kepala Partai United Russia dan Parlemen Rusia Vladimir Vasilyev menyinggung terkait penerapan hukuman mati di negaranya.  

"Sekarang, banyak yang menanyakan terkait hukuman mati. Topik ini sangatlah dalam, profesional, dan punya substantif yang perlu didalami. Sebuah keputusan akan dibuat yang akan sesuai dengan keinginan dan ekspektasi dari masyarakat kami," terangnya, dikutip The Moscow Times.

Sementara itu, Komite Keamanan Parlemen Rusia Yury Afonin menegaskan bahwa penting dan diperlukan untuk mengembalikan hukuman mati, terutama bagi pelaku terorisme

"Ini sangat penting untuk mengembalikan vonis mati ketika ini berkaitan dengan kasus terorisme dan pembunuhan keji," sambungnya. 

Baca Juga: AS Klaim Sudah Peringatkan Rusia soal Serangan Teroris ISIS-K

2. Dikhawatirkan berdampak luas kepada warga Rusia

Sejumlah aktivis di Rusia khawatir terkait rencana pengembalian hukuman mati melawan terorisme dan ekstremis. Ia menganggap vonis tersebut akan menjadi alat Kremlin untuk menekan warganya. 

Sepanjang 2023, Rusia sudah membuka 143 kasus kriminal yang berkaitan dengan terorisme. Bahkan, Moskow memasukkan organisasi LGBTQ+ sebagai teroris dan kelompok ekstremis. 

Selain itu, Alexei Navalny yang meninggal di penjara Arktik juga dihukum atas dakwaan terlibat aksi ekstremis. 

"Jika kami mengembalikan hukuman mati untuk kasus terorisme, berapa banyak orang yang akan terbunuh? Seberapa banyak orang yang ditahan saat ini yang sebenarnya tidak pernah melakukan terorisme," terang aktivis perempuan Alyona Popova. 

3. Putin sempat mengatakan tidak perlu mengembalikan hukuman mati

Rusia Pertimbangkan Kembalikan Hukuman Mati di NegaranyaPresiden Rusia, Vladimir Putin. (twitter.com/KremlinRussia_E)

Pada akhir 2022, Putin sudah menyampaikan bahwa pemerintahannya tidak mendukung pengembalian hukuman mati. 

"Seperti yang dikatakan soal hukuman mati seperti yang dikatakan Kepala Mahkamah Konstitusi Velery Zorkin dan respons untuk mengembalikan dan konstitusi untuk mengubah amandemen tersebut. Maka, keputusan saya tetap tidak berubah," ungkapnya, dilansir Tass

Sebelumnya, Zorkin mengatakan bahwa pengembalian hukuman mati bisa dilakukan lewat amandemen Konstitusi Rusia. Namun, saat ini tidak ada hal yang mendesak untuk mengembalikan hukuman tersebut. 

Baca Juga: Rusia Kibarkan Bendera Setengah Tiang Usai Serangan ISIS

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya